Hari yang menyenangkan

11.3K 1.5K 12
                                    

"Nona, anda tidak ingin pergi ke festival lagi?" Mola bertanya ketika sedang menata rambut Ariana. Gadis kecil itu menatap melalui cermin, mengernyit.

"Festival?" tanyanya.

"Benar, hari pertama anda sangat antusias dan pergi diam-diam dengan menaiki pohon tinggi di samping jendela. Setelah itu anda jatuh dan pingsan selama empat belas jam. Tapi, saat anda bangun saya langsung berbicara kasar. Karena itu, maafkan saya...."

Ah benar, Ariana ingat. Dulu juga dia melakukan hal yang sama persis. Ia meminta izin kepada duke untuk melihat festival itu, tapi tidak diperbolehkan dengan alasan dirinya belum benar dalam melakukan etiket, dan membuat madam Vriena kesal. Ariana 'dulu' menangis dan berinisiatif untuk pergi diam-diam dengan menaiki pohon, tetapi karena tubuhnya kurang keseimbangan alhasil ia jatuh. Tepat saat akan terjun, netranya menangkap duke yang juga sedang menatap dirinya dengan dingin di bawah.

Duke saat itu sedang berbincang dengan sekretarisnya. Mendapati Ariana yang akan terjun bebas, ia tidak langsung menyelamatkan dan hanya menonton. Mengingatnya membuat gadis itu menjadi kesal.

Tapi, saat itu ia pingsan selama dua hari, lalu kenapa sekarang hanya empat belas jam. Apa ini ada hubungannya dengan dirinya yang kembali ke masa lalu.

"Aneh," Ariana bergumam sambil menurunkan pandangan.

"Ya?" Mola bertanya dengan bingung saat telinganya mendengar sang nona berbicara sesuatu.

Gadis kecil menoleh, "Bawakan aku kertas dan pena!" katanya. Ia ingat sudah menumpahkan segelas teh dengan sengaja. Karena ia kesal setengah mati dengan pengajaran madam Vriena, istri marquis Hendri. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pengajaran marchiones, hanya saja dirinya terlalu emosi karena tidak bisa.

Untuk menarik perhatian keluarga angkatnya, dia melakukan segala upaya mulai dari kenakalan kecil, prestasi, mejadi seseorang yang keras kepala dan sebagainya. Tapi, kembali lagi, itu semua SIA-SIA! Ia hanya akan mendapatkan tatapan hina dan jijik dari mata mereka.

"Uh-m baik." Mola tersenyum manis saat melakukan sentuhan terakhir pada rambutnya. "Anda sangat cantik nona!"

Selain ekspresi nonanya yang kosong, semua hal menjadi sempurna ketika kulit putih porselen itu dipadukan dengan berbagai hal. Tatanan rambut, aksesoris, gaun, bahkan sepatu. "Tolong tunggu sebentar." katanya menambahkan lalu keluar dari kamar besar itu.

Ariana akan meminta maaf kepada madam Vriena. Orang yang mengajarinya etiket. Semasa mudanya dulu, marchiones seorang yang menjadi inspirator para bangsawan. Tindak-tanduknya sangat sempurna dan tidak ada celah, ia menjadi bunga pergaulan atas. Ariana mungkin bisa  belajar dari pengalaman wanita itu, setidaknya selama masa menetap dengan keluarga duke ia tidak mau bersikap konyol dan memalukan namanya sendiri walaupun dia masih kecil dan belum melakukan debutnya.

Mola datang membawa apa yang dibutuhkan.

Sentuhan tinta dan kertas yang dipadukan membentuk suatu garis, gadis itu mulai menulis. Untuk sementara, semua jadwalnya pasti diliburkan oleh duke untuk satu minggu kedepan. Sekarang sudah lima hari, dua hari tersisa untuk waktu senggang. Akan ia gunakan untuk bersenang-senang.

Permintaan maaf formal yang tulus sudah cukup karena madam Vriane bukan orang yang terlalu angkuh, dia tidak galak dan tidak juga lembut dalam mengajar. Ada kalanya dia bercanda untuk sekedar mengisi kebosanan dalam kegiatan pelatihan etika.

"Nona, hari ini ada sarapan rutin dengan duke dan tuan muda." Mola mengingatkan saat nonanya tidak beranjak dari kursi yang diduduki. Surat itu sudah di letakkan tinggal menunggu untuk dikirim. Untuk sesaat ia lupa, pagi ini Ariana akan bertemu dengan ketiga iblis kejam yang mencabut nyawanya. Berpikir seperti itu membuat gadis kecil menekan bulu kuduknya.

worthless daughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang