pertolongan pertama

5.2K 899 8
                                    

Enjoy your reading (❁´◡'❁)

Ariana menyikut perut penyihir itu dengan keras setelah membeku sebentar membuat wanita tua di belakangnya mengaduh. Kaki kecilnya masuk diantara kaki-kaki panjang, menarik tangan dan membanting wanita itu dengan keras. Ariana hendak melarikan diri tapi wanita bertubuh setengah tulang itu langsung menyerang punggung kecilnya menggunakan sihir sampai jatuh tersungkur.

Gadis bersurai coklat itu langsung bangun setelah merintih, mulai menghindar setiap serangan darinya. Duke hanya melihat tanpa membantu, pikirannya kacau.

Penyihir itu maju, mengambil taring tajam serigala. Meluncur cepat menuju tenggorokan, Ariana bergeser ke samping mengambil tangan wanita itu dan menendang lutut bagian samping. Dia kembali menyerang Ariana, menyiram wajah gadis itu dengan tanah.

"Wind protect!"

Penyihir itu terkejut. Sudah berapa kali gadis ini menggunakan energi sihir yang berbeda. Biasanya orang biasa hanya mempunyai dua elemen sihir, tapi dia...

"Mengejutkan!"

Penyihir itu tersenyum semangat. Namun mengerang kemudian saat tanaman rambat melilit tubuhnya dengan keras. Sepersekian detik lilitan itu lepas. Kaki kecil Ariana melesat cepat, meninju wajah wanita tua di depannya. Mudah untuk menghindar! Ariana menendang. Lagi... wanita itu menghindar dengan sangat mudah.

Tapi, itu tidak meleset. Batu yang semula diam di tanah mulai bergerak menuju penyihir saat Ariana mengangkat kakinya.

Bugh... bug... bug...

Batu itu ditangkis dengan mudah menggunakan lingkaran sihir walaupun ada salah satu yang mengenainya.

Zlash... Crak... boom..

Hanya suara itu yang terdengar di telinga duke. Gerakan mereka sangat cepat seperti angin, debu-debu di sekitar mulai terangkat mengelilingi mereka. Bunyi-bunyi keras mulai menggema.

Pria itu takjub dengan apa yang dilihatnya. Mereka dengan gila mengeluarkan sihir, pertarungan singkat yang intens.

"Water.... freeze!"

Tepat setelah semuanya normal, tidak ada debu di sekitar. Duke dapat melihat jelas penyihir tua itu terkurung dalam es yang beku.

"Caustic!" Ariana mengeratkan tangannya, memberi perintah pada sihir. Perlahan menyayat kulit wanita yang berada di dalam es. Perpaduan panas dingin yang menyengat kulit membuat penyihir menjerit. Ini lebih sakit daripada kematian. Nafas Ariana menderu, lelah karena selalu bergonta-ganti sihir. Tubuh lemah dan kecil itu tidak berguna padahal dia selalu mengasah staminanya.

"Tunggu!" Duke memperingatkan Ariana yang sedang menikmati penyihir itu disiksa. Gadis kecil di sebelah utara berhenti menekan sihirnya, mulai menengok. Ia sampai lupa lantaran fokus bertarung dengan penyihir ini. Apakah duke tahu jika gadis kecil yang mempunyai sihir ini adalah Ariana.

Kaki duke melangkah menuju wanita tua itu, perlahan mencairkan es yang mendekapnya. Menarik paksa rambut panjang penyihir di depannya, dan bergumam sesuatu.

Ariana lemas karena sihirnya dilepas secara paksa. Ia jatuh terduduk. Sepersekian detik setelahnya mulai mengatur pernafasan karena dadanya terasa sesak.

Penyihir itu akan kabur, tapi tubuhnya meronta dengan mata, hidung, dan mulutnya mengeluarkan darah. Ariana tahu, itu adalah sihir api duke yang ditanam di tubuhnya dahulu. Ariana pernah merasakan luar biasa sakit pada tubuhnya, kepalanya terasa akan pecah saat sihir itu ditanam. Mengingat hal itu membuat gadis kecil di belakang duke merinding.

"Kau ingin pergi kemana, nak?" Duke bertanya tanpa berbalik. Tangannya menyeret rambut panjang penyihir yang sekarang terlihat lemas. Ariana membeku di tempatnya.

worthless daughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang