Matahari mulai naik perlahan di ujung timur. Para petani pergi ke ladang sedangkan peternak memberi makan hewan. Begitu juga dengan pasar, mulai ramai dengan pembeli beberapa gandum, buah, sayuran dan segala kebutuhan pangan.
Toko-toko sudah buka sejak tadi menimbulkan kericuhan karena terjadinya transaksi.
Berbeda dengan itu, duke sudah berdiri di depan sebuah toko usang.
Seseorang yang melihat duke dari kejauhan mulai merubah diri menjadi seorang pria tua pendek berjanggut panjang.
Duke mengetuk pintu dengan pelan.
"Ehem..." Pria tua itu mengelus janggut putih nan panjang. Di belakangnya ada pemuda tampan berambut abu-abu yang beridiri tegak layaknya seorang prajurit. "Sedang apa kau anak muda?" tanyanya. Kakek tua itu tau jika orang yang berdiri depan toko bukunya adalah duke Cresius, ayah Ariana.
"M-- apakah kemarin ada anak kecil berambut merah muda kemari, kakek?"
Duke kepayahan menjelaskan. Karena mendeskripsikan seseorang bukanlah gayanya.
Pak tua itu menarik alis. "Memang benar, dua hari yang lalu ada seorang gadis kecil yang datang ke tokoku. Tapi, kemarin rasanya tidak ada." Wajahnya mengernyit, penasaran atas apa yang terjadi. "Siapa kau?" sambungnya berpura-pura tidak tahu.
"Ah.. anda tidak tahu saya?" Duke tidak tahu mengapa ada seseorang yang tidak tahu tentang dirinya, si iblis kejam medan perang. Dia juga tidak tahu mengapa harus berbicara formal kepada tua bangka seperti orang di depannya.
"Lupakan! Apakah anda pernah bertemunya di jalan atau mungkin dia pergi kesini semalam?" Dia melanjutkan.
Pak tau itu menggeleng pelan dan kembali bertanya. "Untuk apa mencari anak kecil di pagi hari seperti ini?" tanyanya. Bukankah gadis itu tinggal bersama ayahnya? Lalu kenapa pria ini mencari putrinya sendiri di tempat orang lain.
"Tidak... jika begitu. Saya permisi, maaf mengganggu." katanya melengos pergi. Wajahnya suram, duke kembali memakai tudung ungunya.
Pak tua yang tidak lain adalah Willos merasa ada sesuatu yang janggal. Dia berbicara kepada pria di belakangnya sebelum merubah penampilan, "Perden, ikuti duke Cresius dan laporkan apa yang sebenarnya terjadi."
"Tapi..."
"Tidak ada bantahan. Jika kau melakukan sesuai apa yang kuperintahkan maka aku akan segera pulang dan menemui ayah." katanya. Perden menangguk dan langsung lenyap dari sana seperti debu.
>>>>>
Krak...krak...
Air terjun dikelilingi batu besar menjadi tempat yang strategis untuk seorang gadis kecil berlatih. Niat hati ingin pergi untuk melatih tubuh di pagi hari tapi, Zavila menyuruhnya untuk menangkap ikan di sungai. Gadis kecil itu tidak bisa menolak karena masih terikat dengan perjanjian yang mereka buat. Tangan kecilnya bergerak, sesekali berpindah dari pijakan batu besar di atas air bening itu. Medan yang licin membuat pergerakannya terhambat.
Sudah satu jam berlalu tapi ikan-ikan itu tidak kunjung menampakkan diri membuat Ariana kesal setengah mati. Kakinya mulai pegal karena terus menerus digunakan untuk menjaga keseimbangan.
Salah satu hewan berinsang itu bergerak-gerak di dalam air, menggoyangkan siripnya. Ariana bersiap untuk menangkap. Tangannya terulur ke bawah sedangkan lututnya ditekuk. Ikan itu berenang abstrak merasakan sesuatu yang mengancam nyawanya.
Hap...
"Uwah.... akhirnya.." gadis itu memekik senang, langsung membawa ikan yang masih menggelepar.
KAMU SEDANG MEMBACA
worthless daughter
Fantasy[COMPLETED] Aku berharap semuanya berjalan sesuai dengan tujuan awalku untuk mengisi kekosongan dalam ruh dan jiwaku. [Bukan novel terjemahan] Start :14 Agustus 2021 Finish:15 Oktober 2021 Prekuel, start : 31 Oktober 2021 Finish : _