"Bocah!" Seorang pria tua pendek setinggi Ariana berdiri di depan dengan tiba-tiba. Membelai dagunya, menurunkan pandangan. "Sedang apa kau disitu?"
Ariana melompat dari tempatnya sebelum tertawa geli. "Pfft... maaf aku tidak bermaksud body shamming. Apa kakek sejenis dengan kurcaci? Ini halus." Dia terkikik sambil mengelus janggut panjang putih yang menyapu lantai.
"Heh jaga kelakuanmu. Mencari apa kau, gadis muda? Akan kuambilkan."
"Sungguh baik hati! Tapi, aku akan mencari sendiri, bolehkah?" Ariana menggosok belakang kepala melihat tatapan tajam pria tua itu. Matanya balik menatap tanpa ekspresi.
"Lakukan saja!" pria tua itu berjalan pelan menuju sudut ruangan dan duduk di kursi goyang. Bergumam sesuatu seperti menyanyikan sebuah lagu.
Ariana melangkah, tempat ini tidak terlalu luas. Hanya sebesar rumah keluarga miskin beranggotakan empat orang. Tapi, buku disini benar-benar padat dan banyak.
Sejarah perang berkecamuk dunia langit
Teknik pertempuran rahasia
Golem hijau pemarah
Ariana membolak-balikkan buku-buku itu. Masih belum ada yang menarik di matanya. Ia mencari buku tentang aura dan semacamnya. Kakinya masih melangkah, berpindah tempat. Terkadang menaiki kursi sebagai alat bantu karena letaknya sangat tinggi.
Gadis kecil itu diam, menatap serius buku di depannya. Buku lusuh berwarna coklat ini halus saat dia meraba. Tulisan di sana timbul seperti relief. Sampul bergambar rumit dan lingkaran mantra itu menarik perhatiannya.
"Bola-bola cahaya di dunia sihir dan aura?" Alisnya menukik, membaca buku tebal dan berat. Sepertinya ini berisi catatan lengkap. Sudah diputuskan, dia akan mengambil buku ini. Ariana memegang bukunya, hendak membawa. Tapi, itu sangat berat seperti bola besi. Akhirnya jatuh menyebabkan bunyi gaduh. Kakek tua disana tertawa dingin sambil menutup matanya.
"Kau tidak akan bisa mengangkatnya tanpa seizinku." Seorang anak kecil berdiri di sampingnya membuat Ariana melompat (lagi). Matanya mengerjap sebentar, mengintip ke belakang punggung anak itu. Kursinya masih bergoyang hanya saja pria tua yang duduk diatasnya tidak ada.
"Tua bangka itu kemana?" Ariana berkata penasaran.
"Siapa yang kau maksud dengan tua bangka?" Anak kecil itu berubah wujudnya menjadi pria tua yang tadi menyambut Ariana. Lalu merubah kembali penampilannya menjadi sosok yang menyeramkan.
Ariana melihat tanpa berekspresi, mengangguk sambil menurunkan pandangan. Menatap buku berat di lantai yang terbuka. "Oh!"
"A-apa?! Hei lihat! Aku adalah iblis menyeramkan yang akan mengganggu tidur nyenyakmu." Pria di depan Ariana mengganti wujudnya dengan monster tinggi bertanduk. Telinganya panjang dan mempunyai taring tajam. Di belakang punggungnya ada sesuatu yang menonjol berwarna merah darah. Kaki dan tangannya terlalu mengerikan untuk dilihat seoarang anak kecil. Pak tua itu mencoba menakutinya! Ariana hanya melihat sekilas mencoba mencari buku lain. "Terserah! Datang saja setiap hari. Akan kutunggu di mimpiku." katanya mengangkat bahu.
"Apa kau benar-benar hanya seorang anak kecil?" Ia berubah wujud lagi menjadi pria muda tampan berambut putih kisaran usia delapan belas tahun. Warna itu terlihat aneh karena tidak ada yang memilikinya di kerajaan.
"Pikirkan jawabanmu sendiri! Tolong jangan buang waktuku. Akan kuambil dua buku ini." katanya menunjuk buku pertama yang jatuh dan buku ditangannya.
"Ahaha... benar-benar berani." Pemuda itu mengambil buku yang terjatuh dan memberikannya. "Ambillah." katanya melanjutkan.
Sekarang kedua buku itu sudah ada di pelukan Ariana. Ternyata semua buku ini hanya seringan kapas. Kepala kecilnya menimbang, "Seperti itu saja? Dimana aku harus melakukan pembayaran?"

KAMU SEDANG MEMBACA
worthless daughter
Fantasía[COMPLETED] Aku berharap semuanya berjalan sesuai dengan tujuan awalku untuk mengisi kekosongan dalam ruh dan jiwaku. [Bukan novel terjemahan] Start :14 Agustus 2021 Finish:15 Oktober 2021 Prekuel, start : 31 Oktober 2021 Finish : _