DUA PULUH DUA

5.4K 1.4K 273
                                    

Baby Boo

Bu, bangun

Astaga aku baru bangun, By
Kesiangan!!!

Pasti karena begadang main game

Maaf By
Hari ini kamu berangkat sama Pak Amin yaaa
Aku mandi dulu
I love you

Silver melempar ponselnya ke bantal di samping kepala. Melirik pada jam di atas nakas. Masih jam setengah lima pagi dan yang dilakukannya pertama kali begitu membuka mata adalah memeriksa ponsel, dan membaca seluruh riwayat pesannya dengan Ivory. Dulu. Saat mereka masih baik-baik saja. Sebelum Mint datang kepadanya membawa sebuah foto yang kemudian merusak hubungan mereka.

Pandangan laki-laki itu sudah beralih pada langit-langit kamar. Bertahan cukup lama di sana. Membiarkan ingatannya tenggelam pada kenangan lama. Yang perlahan mulai memperlihatkan ruang-ruang kosong yang menganga. Ruang kosong yang Ivory tinggalkan, karena dirinya.

Menggunakan punggung tangan untuk menutupi mata, Silver memejam.

Sejak Ivory menamparnya, sejak saat itu pula Silver selalu melakukan hal yang sama. Terbangun di pagi buta. Mengirimkan pesan yang tidak akan pernah tersampaikan karena Ivory sudah memblokir nomornya. Kemudian, menggulir jendela obrolan dan membaca semua riwayat pesan mereka. Sambil berharap perasaan ketika mereka saling mengatakan cinta itu bisa mengobati kehilangannya.

"Bu, janji ya jangan tinggalin aku. Kamu yang pertama untuk aku. Ini pertama kalinya aku sayang sama seseorang sampe kayak gini. Aku ... aku ... aku juga nggak mau punya mantan."

Silver ingat ketika perempuan itu mengatakannya sambil menunduk malu dengan suara pelan. Namun, senyum perempuan itu justru merekah dengan percaya diri begitu kelingking mereka bertaut sebagai isyarat bahwa Silver berjanji.

Janji yang langsung ia ingkari.

"Kamu nggak bisa ninggalin aku. Kamu udah janji, Bu. Aku nggak mau putus. Karena aku nggak ngerasa ngelakuin apa yang udah kamu tuduhin ke aku. Kita bisa selesain ini baik-baik."

"Jadi kamu mau bilang kalo Mint yang bohong?"

"Kamu nggak percaya sama aku? Kamu bisa cek hape aku. Aku harus bilang berapa kali kalo aku nggak deket dengan cowok mana pun."

"Coba kamu jelasin foto ini?"

"Kamu mau putus sama aku karena foto ini?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan. Jelasin foto ini."

"Milo itu temen belajar aku. Itu kita lagi ngerjain tugas kelompok."

"Tugas kelompok tapi cuma berdua? Di perpustakaan? Kamu nggak pernah mau ke perpustakaan."

"Kelompoknya emang cuma dua orang, dan itu selain dengan temen sebangku. Tugasnya emang harus diselesain hari itu juga, dan bahannya cuma ada di perpustakaan."

"Kalau pun selain dengan temen sebangku, seharusnya kamu bisa dengan temen cewek kamu yang lain, kan? Kenapa harus Milo?"

"Pak Ar yang nyuruh, Bu."

"Mungkin selama ini apa yang Mint omongin tentang kamu itu bener. Kamu nggak sebaik apa yang aku pikir."

Silver menjambak rambutnya sendiri dengan kesal begitu teringat bagaimana Ivory menangis setelahnya. Segera ia membuka mata. Mengambil posisi duduk, masih di atas ranjang. Ia menghela napas dengan kasar. Mengusap-usap wajahnya frustrasi.

Bagaimana bisa ia mengatakan hal tersebut hanya karena percaya dengan ucapan Mint, padahal selama itu juga Silver tahu benar Ivory tidak pernah melakukan sesuatu yang mencurigakan, apalagi melakukan kesalahan?

IVORY (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang