25 Menit 75

998 84 16
                                    

ALWAYS

















Klik tanda bintang sebelum baca ya...
















Happy Reading














* Sorry for typo.

Hampir jam tiga pagi tapi Nadine masih saja menangis memikirkan nasib sang anak yang dibawa pergi oleh Lisa sementara James terus menemani Nadine dan berusaha membujuk istrinya itu agar mau beristirahat walau sejenak karena ia memikirkan bayi dalam kandungan Nadine.

"Sayang, ayo istirahatlah sebentar dan minum susunya," bujuk James tanpa mau menyerah, ia sungguh khawatir akan nasib Sky tapi ia juga khawatir akan keadaan anak dalam kandungan Nadine juga pada Nadine sendiri.

Nadine hanya menggeleng lemah, ia terus menolak bujukan yang James berikan.

"Sky... aku hanya mau Sky ada disini sekarang, baru aku bisa istirahat... hiks..." jawab Nadine sengau.

"Sayang, aku berjanji akan membawa Sky besok pulang, bagaimanapun caranya aku akan mendapatkan Sky kembali, aku berjanji sayang tapi sekarang aku mohon kasihani bayi kita, dia butuh asupan gizi dan istirahat, apa kau tidak kasihan pada bayi kita" James terus memohon walau sebenarnya tubuhnya juga terasa letih dan sangat lelah saat ini. "Ayolah, minum susunya dan berbaring sebentar" paksa James hingga akhirnya Nadine meneguk susunya dan mau berbaring.

Melihat Nadine mulai terpejam, James bergegas menelpon anak buahnya yang ia tugaskan melacak keberadaan Lisa.

"Apa kalian bodoh hah!" keras James berteriak dibalkon kamarnya sembari menarik nafas gusar. "Kenapa sampai sekarang kalian belum juga menemukan Lisa?"

Suara diseberang sana menjadi gemetar karena mendengar ledakan kemarahan James, tapi sungguh mereka telah berusaha dengan sangat keras mencari keberadaan Lisa. Semua hotel telah mereka datangi tidak terkecuali motel kecil sekalipun tapi memang mereka tidak dapat menemukan Lisa.

Sementara disebuah kamar losmen diujung kota, Lisa yang mengubah penampilan serta memalsukan identitasnya sedang mengeram kesal karena keadaan kamar losmennya saat ini sungguh kacau balau.

Ya... kerjaan siapa lagi kalau bukan Sky.

Gadis kecil itu mengamuk dengan membanting serta memecahkan semua barang yang dapat ia jangkau. Sky menangis mencari Nadine juga James tapi sejak ia bangun dari tidur yang ia lihat hanya Lisa, orang asing yang tidak ia kenali sehingga ia bangun dan membuat kekacauan didalam kamar losmen tersebut.

"Ya tuhan..." desah Lisa mulai frustasi melihat keadaan kamar losmennya. "Kau memang anak James ternyata, kelakuan kalian kalau marah sama, selalu ingin menghancurkan segalanya" Lisa mau tidak mau membenahi sendiri isi kamar losmennya jika ia ingin aman dengan keberadaannya.

"Sepertinya aku akan menerima tawaran si jalang itu untuk menerima sedikit uang sebagai kompensasi atas apa yang gadis kecil ini lakukan, aku harus membayar berkali lipat harga losmen ini jika pihak losmen melihat apa yang terjadi, sial" umpat Lisa putus asa. Ia memandang Sky yang sudah terlelap dengan wajah merah karena menangis sebelum kelelahan dan tertidur. Bahkan Lisa merasa kepalanya hampir meledak mendengar tangisan Sky yang tidak kunjung berhenti tadi.

***

Lisa terkejut bangun sepagi ini dengan kepala berdentum keras karena mendengar suara tangisan Sky yang terdengar memekakkan telinga.

"Ya tuhan, diamlah!" teriak Lisa kacau memengang kepalanya. "Aku baru saja tertidur dan kau sudah bangun lalu menangis" kesal Lisa sungguh merasa sial sepagi ini.

"Mamam!" teriak Sky tidak kalah nyaring karena ia memang lapar, ia tidak peduli dengan keadaan Lisa karena Sky berfikir jika ia menyusahkan Lisa makan Lisa akan mengantarnya pulang bertemu Nadine dan James.

"Ya tuhan! Bisa tidak kau diam dulu, kepalaku sakit" info Lisa tapi Sky malah menangis semakin keras.

"Mamam, mau susu!" teriak Sky lagi disertai tangisan yang semakin nyaring membuat Lisa mulai kewalahan menghadapi Sky. "Susu... mama... papa... mau susu... mama... hua... aaa... aaa..."

Lisa memaksa tubuhnya bangun dari sofa lalu dengan terpaksa juga ia harus keluar mencari makanan serta susu untuk Sky, ia sungguh tidak menyangka bahwa menculik Sky akan  membuatnya stress seperti ini.

"Kenapa kalau di tv aku lihat menculik anak itu mudah, sial... aku tertipu drama murahan" oceh Lisa sepanjang jalan mencari makanan serta membeli susu untuk Sky, ia bahkan tidak sadar dengan keadaan dirinya yang terlihat sangat kacau balau.

Dikamar losmen, Sky kembali berulah, ia menyalakan televisi dan menonton saluran kartun dengan suara sangat keras membuat para penghuni losmen lain sangat terganggu.

Sky menonton sambil berlarian sepanjang film diputar, ia juga meraih apapun yang ia dapat lalu membanting benda apapun itu hingga rusak.

Setengah jam kemudian Lisa akhirnya tiba didepan kamar losmennya tapi ia bingung melihat ada beberapa orang berkumpul didepan kamarnya bahkan ada seorang petugas losmen juga yang sedang terlihat sibuk mengedor pintunya.

"Ada apa lagi ini?" frustasi Lisa melihat keadaan.

"Maaf, permisi, ada apa? Kenapa kalian semua ada didepan kamarku?" tanya Lisa berusaha bersikap ramah agar tidak menimbulkan kecurigaan apapun.

"Jadi kau penyewa kamar ini?" tanya seorang petugas.

Lisa mendapat tatapan tajam dari semua orang yang ada disana, membuatnya sedikit mulai merasa gemetar karena takut ketahuan bahwa ia menculik seorang anak. Tidak. Ia tidak mau dihakimi secara massa jika ketahuan.

"Apa kau tuli? Kau pergi keluar sementara televisimu didalam kau nyalakan begitu saja dengan suara yang sangat nyaring," ujar seorang yang ada disana.

"Iya, bahkan tadi aku sempat mendengar suara barang pecah" tambah seorang lagi.

Wajah Lisa berubah sepucat kapas saat ini tapi ia masih berusaha bersikap tenang.

"Maafkan aku, aku memang keluar mencari makanan dan didalam ada putriku, tadi saat aku pergi ia masih tertidur dan aku yakin sekarang ia pasti sudah bangun dan melakukan semua itu, sekali lagi aku mohon maaf, putriku hanya seorang anak berusia tiga tahun" Lisa berusaha menenangkan semua orang. "Tapi sekarang aku sudah datang dan aku akan membereskan semua kekacauan ini, aku mohon kalian kembali saja kekamar kalian dan aku jamin tidak akan terjadi lagi" Lisa benar-benar harus meminta maaf berkali-kali sampai semua orang setuju untuk berdamai.

"Dengar nyonya, sepertinya kita perlu menghitung berapa tambahan yang harus kau bayar jika putrimu memecahkn barang dari losmen kami"

"Ya tentu, aku akan membayar semuanya" jawab Lisa mendesah pasrah tapi didalam hati sungguh ia mengupat semua yang dilakukan Sky.

Saat membuka pintu kamar losmen, Lisa tertegun, dagunya hampir menyentuh tanah jika seperti difilm-film melihat Sky duduk dengan tenang disofa menonton televisi sambil sesekali tertawa ketika melihat adegan lucu.

Bayi itu seperti tidak habis melakukan apapun, sungguh tidak merasa berdosa atau bersalah sama sekali belum lagi Lisa melihat kamar losmennya kembali seperti kapal pecah dengan semakin banyak barang pecah disana sini.

Lisa bergegas meraih remote televisi dan mengecilkan volumenya lalu ia meletakkan makanan juga susu dihadapan Sky.

Sky dengan mudahnya turun dari sofa, membuka bungkus makanan dan meraih susu kotak pembelian Lisa, lalu ia kembali duduk disofa setelah meletakkan makanan serta susu kotaknya disofa.

Sky mulai menyantap makanan serta meminum susunya sembari menonton televisi, ia tidak peduli dengan keadaan disekitarnya.

"Bagus sekali, lihatlah nona kecil ini, hidupnya sungguh seperti tuan putri" omel Lisa sembari membereskan isi kamarnya.




💜💜💜





Enjoy ya bacanya...


by Chang_e,
Smd,200721.

25 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang