25 Menit 9

6.3K 237 13
                                    

ALWAYS










Klik tanda bintang sebelum baca...











Happy Reading.










* Sorry for typo.

Desi menitikkan airmata kala mengobati luka dipunggung Nadine, beruntung usai melayani Lisa sarapan ternyata wanita itu pergi keluar rumah hingga Desi bisa mengobati Nadine.

Nadine menahan perih ketika Desi mengoleskan sebuah salep dipunggungnya, ia dalam diam menerima sakit ditubuhnya.

"Non... maafkan aku, harusnya kau tidak terluka seperti ini jika saja aku tak menyahut wanita jalang itu," ucap Desi terisak sembari terus mengobati luka Nadine. "Aku minta maaf,"

"Tidak Desi. Ini bukan salahmu karena walaupun kau tidak menyahut aku yakin Lisa juga akan memukulku karena itu memang keinginannya." Jawab Nadine disela merintih kesakitan.

"Kenapa kau diam saja diperlakukan kasar oleh mereka? Harusnya kau bisa melawan atau kau bisa pergi saja, aku akan membantumu untuk pergi dari rumah ini,"

"Tidak. Tuan adalah suamiku, aku sudah berjanji dihadapan tuhan untuk setia serta mendampinginya disaat susah maupun senang," jawab Nadine tulus.

"Tapi kau tidak pantas diperlakukan seperti ini,"

"Mungkin ini memang takdirku,"

"Tidak non, kau wanita baik, harusnya kau bisa hidup bahagia,"

"Apa sudah selesai," Nadine enggan menjawab Desi karena nyatanya ia benar mencintai James dan ia tak tau sampai kapan ia sanggup bertahan.

Nadine kembali duduk termenung ditepi jendela kamarnya, ia masih memikirkan alasan James memperlakukannya dengan buruk. Sejauh ini ia masih belum menemukan alasan dibalik sikap James yang sangat membencinya.

"James... sebenarnya apa salahku? Kenapa kau sangat membenciku?" gumam Nadine menatap figura foto James yang ia letakkan dimeja nakasnya.

Selama dirumah itu Nadine belum sepenuhnya mengetahui tentang isi rumah tersebut, ia hanya tau dimana letak kamar James, kamarnya, kamar lantai bawah dan dapur. Ia juga tak berniat untuk mengetahui keseluruhan tempat-tempat dirumah itu.

Nadine terus memikirkan sebenarnya apa alasan James membencinya hingga ia mendengar suara deru mobil. Ia bergegas menyimpan kembali foto James dan duduk dikasurnya menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia juga tak berani berkeliaran dirumah itu.

Ternyata Lisalah yang datang, ia memasuki rumah dengan wajah berseri seperti habis mendapatkan undian berhadiah.

"Pelayan rendahan, dimana si bodoh itu?" tanya Lisa saat mendapati Desi berada didapur.

"Ada dikamar," jawab Desi singkat malas melihat wajah Lisa.

"Bagus, aku akan membuatkannya minuman dan kau," tunjuk Lisa pada Desi. "Bawakan barang belanjaanku disofa kedalam kamar," perintah Lisa membuat Desi merasa curiga karena tak mungkin Lisa sebaik itu mau membuatkan Nadine minum.

Lisa menyeduh segelas teh lalu ia menaburkan sebungkus serbuk berbungkus putih pada minuman itu.

"Dengan ini, aku akan pastikan kau tidak akan bisa hamil, apalagi hamil anak James, enak saja kau hamil anak kekasihku," oceh Lisa mencampur serbuk itu kedalam minuman Nadine.
"Untung saja aku cerdas dan bisa mendapatkan obat penetral kandungan ini, lagipula aku tidak peduli kalau kau jadi mandul, itu bahkan lebih bagus," sambungnya tersenyum bangga.

25 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang