25 Menit 49

2.2K 158 54
                                    

ALWAYS











Klik tanda bintang sebelum baca ya...










Happy Reading










* Sorry for typo.

Hari ini pagi sekali Penelupe sudah bersiap untuk pergi bersama Sehun karena ia harus menyelesaikan urusan yang membawanya kembali ke Indonesia.

Paquita sendiri masih belum bangun sebab si kecil Sky semalam membuatnya tidur jam satu dini hari karena si kecil itu mengajaknya bermain. Paquitapun tidak mungkin melepaskan pengawasannya pada putri kecilnya yang sangat aktif tersebut.

Saat membuka mata Paquita menyipitkan matanya karena silau melihat cahaya matahari dari jendela kamarnya dimana tirai jendela sudah terbuka.

Melangkah malas keluar dari kamar untuk kedapur mengambil air minum, Paquita memutari seluruh ruangan dengan pandangan matanya mencari keberadaan sang ibu.

"Kenapa sepi sekali? Mama... ma... mama..." seru Paquita merasa aneh.

Membuka tudung sajipun tidak ada sarapan sama sekali, sangat aneh bagi Paquita karena biasanya mamanyalah yang cerewet soal makanannya dan Sky. Kembali ke kamar akhirnya Paquita melihat pesan diponselnya dari Penelupe.

"Urusan apa sih? Kenapa tidak juga selesai? Aneh sekali?" gumam Paquita setelah membaca keseluruhan isi pesan dari sang ibu.

"Sayang... hei... ayo bangun... mama lapar, kita keluar cari makan," Paquitapun berusaha membangunkan sang anak yang masih tidur pulas. "Ayo sayang... bangun..."

Paquita benar-benar merasa lapar, ingin memasak ia sedang malas jadilah ia ingin mengajak sang anak makan diluar. Usahanyapun berhasil karena Sky terbangun dan langsung naik kepangkuannya.

"Kita mau makan apa nak? Mama lapar sekali rasanya, susah juga tidak ada grandma disini," keluh Paquita karena biasanya saat bangun pagi ia hanya tinggal menyantap makanannya. Selama ini memang Penelupe sangat memanjakan Paquita.

Dirumah James sendiri, pria yang sebenarnya sudah merasa lebih baik itu sedang meminta tepatnya memaksa Desi yang sibuk didapur untuk menelpon Paquita agar mau menjenguknya kembali hari ini hingga terjadi perdebatan kecil didapur.

"Sudah tuan, sana... pergi saja... jangan menganggu pekerjaanku," usir Desi yang mulai kesal akan ulah James. Pasalnya pria itu pagi ini bertingkah aneh seperti abg yang baru saja mengenal cinta dan merengek pada ibunya agar menelpon si gadis pujaannya.

"Tidak. Aku tidak akan pergi sebelum kau mengangkat ponsel dan menelpon Paquita agar membawa Sky kemari." Tolak James tegas membuat Desi rasanya ingin sekali mengetuk kepala majikannya itu dengan rollpin yang sedang ia pegang.

Desi menghela nafas berat kali ini.

"Lalu apa yang kau inginkan jika mereka kemari lagi? Lagipula kau sudah terlihat membaik," tanya Desi sembari mengerutu.

"Tidak Desi, aku masih sakit, apa kau tidak bisa melihatnya?" keluh James lagi membuat Desi menggelengkan kepalanya akan ulah sang majikan. "Ayolah Desi, telpon saja mereka dulu, aku ingin bermain dengan Sky," James malah sekarang merengek pada Desi membuat Desi ingin terbahak rasanya.

"Bermain? Kau lupa umurmu berapa tuan? Mau aku ingatkan?"

James malah memajukan bibirnya mencebik pada Desi.

"Kenapa kau susah sekali dimintai tolong? Apa kau mau aku naikkan saja gajimu kalau kau menelpon mereka sekarang?" tawar James membuat Desi kehabisan akal akan kelakuan majikannya itu.

25 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang