25 Menit 61

1.3K 102 13
                                    

ALWAYS















Klik tanda bintang sebelum baca ya... numpung masih gratis bacanya...
















Happy Reading.














* Sorry for typo.

James tiba lebih cepat dari perkiraan karena  memang ia menggunakan pesawat pribadi yang ia sewa. Dari bandara James langsung memesan taksi online untuk pulang kerumah. Sedikit aneh karena Desi mengatakan grappa hanya dirawat dirumah bukan dirumah sakit.

Menempuh perjalanan sekitar setengah jam akhirnya James tiba dirumah. Sekali lagi, aneh. Kenapa rumahnya terlihat ramai dengan banyaknya mobil parkir serta banyaknya orang dirumahnya. James menatap bingung namun sesaat ia berfikiran buruk tentang grappa. Secepatnya James berlari memasuki rumah dimana memang banyak orang. Tapi semua mata menatapnya bahkan terlihat sekali bahwa rumahnya sangat ramai dan penuh dengan ornamen pesta. Pesta? Tunggu. Bukankah grappa kena serangan jantung? Lalu kenapa ada pesta meriah dirumahnya?

"James... kau memang cucu yang sangat berbakti, kemarilah" seru grappa yang ternyata berdiri didepan James dan ditengah ruangan pesta itu.

James menatap grappa dengan bingung tapi ia tetap berjalan kearah grappa.

"Ini cucuku James William" info grappa. "Yang hari ini akan bertunangan dengan putri keluarga Micko," sambung grappa membuat James tersentak.

Grappa menoleh kepada seorang gadis manis disampingnya. "Kemarilah sayang," pinta grappa lembut pada gadis yang terlihat tersipu.

"Grappa... ada apa ini?" protes James mengerang disamping grappa.

"Tenanglah dan ikuti saja semua, bukankah kau sudah setuju?" jawab grappa pelan berbisik pada James.

"Tidak. Kapan aku pernah bilang setuju?" sangkal James keras mengepalkan kedua tangannya.

"Ditelpon, terakhir kali kau bilang terserah padaku" jawab grappa tegas membuat James membeku karena ingat dengan yang ia katakan.

"Baiklah, sebelum kita mulai lebih baik sekarang kita beri sedikit waktu pada cucuku untuk membenahi dirinya" info grappa pada seluruh tamu undangan.

"Bisa kita bicara empat mata grappa?" pinta James menahan emosinya saat ia dipersilahkan untuk bersiap.

"Apa yang grappa lakukan? Kenapa melakukan semua ini grappa?" emosi James tidak tertahan saat mereka sudah didalam kamar James.

"Kau sudah tahu jawabannya kenapa masih saja bertanya?" santai grappa mendudukkan dirinya kursi yang ada dikamar James.

James mengacak rambutnya frustasi. "Aku hanya mengatakan itu agar grappa berhenti menelponku" geram James.

"Sudahlah, kau menunggu apalagi, lagipula Nadine sudah lama meninggalkan kita, dan itu karena kebodohanmu, kalau kau lupa"

"Tidak grappa. Nadineku masih hidup." Tegas James menjawab secara cepat, entah kenapa ia masih tidak terima jika Nadine dikatakan meninggal.

"Sudahlah James, berhenti mengharapkan sesuatu yang sudah tidak ada, jadi sekarang lebih baik kau bersiap, pembicaraan ini selesai"

Grappa berdiri dan meninggalkan kamar James dengan cepat untuk kembali ke area pesta.

"Tidak. Grappa! Tunggu! Kita belum selesai bicara!" keras James berteriak tapi diabaikan oleh grappa.

25 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang