25 Menit 79

1.7K 90 7
                                    

ALWAYS













Klik tanda bintang sebelum baca...












Happy Reading.



* Sorry for typo.

Pagi ini Nadine terjengkit kaget bangun dari tidurnya karena ia masih merasa bahwa Sky tidak bersama mereka, sungguh ia seperti mimpi buruk saat ini, tubuhnya penuh dengan keringat tapi ketika meraba kasur disebelahnya ia seketika merasa tenang lalu menoleh dan melihat putri kecilnya masih tertidur pulas sembari berpelukan dengan sang suami.

Nadine menarik nafas lega melihatnya, ia langsung mengelus sayang kepala sang anak lalu mengecupi pipi putri kecilnya berkali-kali untuk memastikan bahwa ini adalah kenyataan bukan sekedar mimpi.

"Papanya tidak sekalian dicium?" gumam James dengan suara serak melihat kearah Nadine yang tidak menyadari bahwa ia terbangun.

"Tidak. Pasti papanya masih bau karena baru bangun tidur" jawab Nadine mengulum senyum tanpa melepaskan pandangannya dari sang anak yang masih tertidur pulas tanpa merasa terganggu dengan aksinya tadi.

"Apa? Kau mengatakan aku apa?" James dengan cepat bangun dari tidurnya setelah tadi perlahan melepaskan pelukannya pada tubuh Sky. Ia merasa sedikit kesal sekarang.

Nadine semakin kuat menahan senyumnya menyadari bahwa suaminya mulai kesal.

"Ya... kau memang bau" jawab Nadine memandang wajah tampan suaminya yang mulai memerah karena kesal.

"Berani sekali kau mengatakan aku bau? Selama ini kau diam saja saat kita bangun tanpa sehelai benangpun padahal kita sudah berkeringat sepanjang malam ah...  tepatnya kita berolah raga malam, kenapa baru sekarang kau mengatakan aku bau?" protes James dengan nada bicara acuh tak acuh karena kesal.

"Aku hanya mengatakan kenyataannya, selama ini aku diam karena hanya ingin menghargai perasaanmu saja" balas Nadine menjawab dengan acuh sembari mulai ingin menuruni kasur.

"Tunggu dulu," cegah James menahan dengan cepat lengan Nadine agar istrinya itu tidak pergi begitu saja. "Kau mau kemana? Kau tidak bisa pergi kemanapun sebelum menarik kembali kata-katamu tadi"

"Kenapa? Memangnya ada salah?" jawab Nadine sekuat tenaga menahan senyum diwajahnya agar tidak terlihat oleh James.

"Aku ingin membuktikan dulu kalau aku tidak bau" tegas James menjawab sembari mendekati Nadine dengan perlahan agar tidak menganggu sang anak.

"Bukti?" bingung Nadine memandang James. "Maaf saja tuan William, Saya tidak minta bukti" Nadine berusaha melepaskan tangan James dari tangannya. "Sudahlah, lepaskan tanganku, aku mau kedapur"

"Kau tidak akan bisa kemanapun sebelum mendapatkan bukti bahwa aku tidak bau" ucap James lalu dengan cepat mencium bibir Nadine agar istrinya itu tidak lagi bicara.

Awalnya ciuman itu hanya ciuman biasa tapi lama kelamaan malah menjadi semakin panas dan panjang membuat Nadine hampir kehabisan nafas, ia segera mendorong tubuh James dengan kuat.

"Apa kau gila? Kau mau aku kehabisan oksigen?" oceh Nadine akhirnya membuat James yang kali ini tertawa.

"Bagaimana nyonya William, apa kau mau menarik kata-katamu atau aku akan menarikmu ke kamar sebelah?" tanya James kali ini menarik turunkan alisnya dengan wajah tersenyum puas.

Nadine berdecak kesal lalu beranjak dengan cepat berdiri. "Dasar mesum, kau sudah gila ternyata" oceh Nadine membuat tawa James seketika bergema dan melupakan bahwa sang anak masih tertidur pulas. "Aku tidak akan mengubah kata-kataku" sambung Nadine lalu dengan cepat melarikan diri dari sang suami yang seketika kaget saat mendengar suara Sky yang terbangun dan mulai ingin menangis.

"Hei... sayang... Sky terbangun!" teriak James memberitahukan Nadine yang malah terus berjalan cepat meninggalkan kamar mereka.

"Dia putrimu bukan? Jadi cobalah urus putrimu, aku masih banyak urusan" balas Nadine berteriak sembari tersenyum. "Jangan turun kemeja makan sebelum kalian mandi dan pastikan putrimu sudah wangi saat sarapan" sambung Nadine.

James hanya terjebak antara tawa dan air mata sekarang karena saat ini putrinya sudah mulai menangis keras sembari memanggil Nadine.

James juga tahu bagaimana putrinya itu kalau pagi sangat anti dengan yang namanya air. Ia harus memutar otak sekarang agar bisa membujuk Sky untuk mandi.

"Indak au andi papa... hua... au mama ja... indak au papa... au mama ja... indak au andi..." setengah jam kemudian terdengar suara teriakan Sky dari dalam kamar mandi.

James bergeleng keras melihat bagaimana sang anak yang terus berteriak tidak mau mandi padahal saat ini ia sedang menguyur tubuh putrinya dengan air hangat.

"Ocah ake abun... indak au abun... abunnya au..." sekali lagi Sky berteriak sembari menangis dengan tubuh penuh busa sabun mandi khas miliknya.

Sekali lagi James terjebak antara tawa dan tangis melihat ulah sang putri tercintanya.

"Iya... ini papa hapus ya sabunnya pakai air" ujar James membilas tubuh Sky.

"Dah papa... dah... ayo lual..." ajak Sky menarik James setelah ia selesai dibilas oleh James.

"Iya sudah, pakai dulu handuknya,. nanti kepeleset sayang" bujuk James lagi kesekian kalinya, tubuhnya sendiri sudah basah akibat memandikan sang anak.

"Anak siapa sih kamu nak? Anti sekali dengan air" James mengangkat Sky lalu membawa sang anak menuju lemari pakaian.

"Indak au andi... ocah andi papa..." teriak Sky masih saja menangis padahal ia sudah selesai di mandikan dan sekarang sedang didandani oleh James.

Kali ini James tidak bisa lagi menahan tawanya, iapun tertawa keras membuat Sky seketika menghentikan tangisannya.

"Ya tuhan sayang, kenapa kau mengemaskan sekali, kau memang anak kesayangan papa" ucap James sembari memberi bedak pada wajah Sky.

"Papa... apa...?" bingung Sky berceloteh dengan mata yang masih sembab akibat menangis tadi.

James malah masih tertawa keras melihat tingkah lucu putri kecilnya.

"Apa yang kalian lakukan? Kenapa lama sekali tidak turun ke bawah?" tanya Nadine menghentikan tawa James.

"Sayang, kemarilah, kau harus tahu bagaimana lucunya putri kita ini," jawab James meminta Nadine untuk mendekat padanya.

"Apa lagi ulah Sky kali ini?" jawab Nadine mendudukkan dirinya disamping James sementara Sky mulai meraih botol bedaknya.

"Kau tahu? Saat aku memandikannya tadi, ia berteriak tidak mau mandi sambil menangis padahal badannya sudah basah, belum lagi saat aku memberinya sabun, ia malah berteriak tidak mau menggunakan sabun padahal badannya sudah penuh busa sabun," lapor James sembari tertawa.

"Itu hal biasa sayang, sekarang setiap pagi bahkan kadang sore juga Sky penuh drama begitu saat mandi" jawab Nadine santai. "Kau belum saja melihat dramanya saat diminta tidur siang, kadang aku berfikir sifat siapa sebenarnya yang menurun pada Sky" oceh Nadine akhirnya membuat James hanya mengulum senyum pada akhirnya karena sadar bahwa dulu sewaktu kecil ia juga sangat malas jika diminta mandi.

"Sudahlah sayang, kau jangan memikirkan hal seperti ini, lagipulakan Sky anak kita pasti dia memiliki dua sifat dari kita" usaha James agar tidak disalahkan. "Aku belum mandi karena tadi hanya sempat memandikan Sky jadi sekarang aku akan mandi dulu lalu turun kebawah, kau bawa saja Sky sarapan duluan"

"Baiklah," jawab Nadine sembari ingin membawa Sky tapi Sky malah menolak.

"Indak au mama... au ama papa ja..." ujar Sky membuat Nadine menggeleng melihat kelakuan sang anak yang masih memainkan botol bedaknya.

"Ya, baiklah sayang, Sky tunggu disini kalau begitu, papa mandi dulu" ucap James memberi Sky beberapa mainan. "Sayang, kau mau menunggu juga?" sambung James pada Nadine.

"Tidak, aku akan turun duluan menyiapkan makanan Sky, kau bisa turun nanti membawa Sky bukan?"

"Tentu sayang" jawab James mengecup pipi Sky dan Nadine bergantian sebelum melangkah menuju kamar mandi.


💜💜💜

by Chang_e,
Smd,050122

25 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang