ALWAYS
Klik tanda bintang sebelum baca...
Happy Reading
* Sorry for typo.
Sehun kembali menyeret James lalu membuat tubuh James terpental keluar dari rumah kediaman keluarga Alejandro.
"Pergi dan jangan pernah kesini lagi!" usir Sehun keras pada James yang menghapus darah dari hidung serta bibirnya. "Kalau aku melihatmu menyentuh Paquita dan anakku lagi, aku tidak akan segan membunuhmu, pergi!"
Brak...
Sehun bahkan membanting pintu pada James yang malah terkekeh geli tapi juga khawatir saat ingat ia sempat melihat Paquita meringkuk ditepi dinding menekuk kedua kakinya, benar seperti orang ketakutan padahal yang sedang dipukuli adalah dia.
"Sayang cup... cup... ini grandma... sudah jangan menangis lagi," bujuk Penelupe pada Sky yang masih menangis keras mungkin karena ketakutan dan saat ini Penelupe benar-benar bingung harus bagaimana karena ia juga sangat takut melihat kondisi Paquita, ia tidak bisa menanganinya sekaligus.
Sehun masuk dengan berlari menghampiri Paquita yang masih meringkuk disudut dinding.
"Hei..." sapa Sehun mencoba menenangkan emosinya dan memberi senyuman pada Paquita agar mau melihatnya. Ia ingin mencoba menenangkan Paquita.
"Tidak... pergi... jangan sakiti aku... aku mohon... mama... mama... jangan sentuh aku..." teriak Paquita histeris akhirnya menolak keberadaan Sehun.
"Sehun... jangan mencoba lagi, bawa Sky pergi dari sini sekarang, ia tidak boleh melihat lebih lama mamanya kambuh, disini mama yang tangani, cepat!" perintah Penelupe sudah tidak bisa lagi tahan melihat keadaan Paquita.
Mau tidak mau Sehunpun membawa Sky kekamarnya sementara Penelupe berlari kekamar Paquita mencari obat sang putri. Sial... karena terburu-buru dan tangan gemetar mengambil botol-botol obatnya, Penelupe malah menumpahkan obat sang anak.
"Ya tuhan... bantu aku... jangan buat putriku kembali pada sakitnya," pinta Penelupe terpaksa memunggut obat sang anak.
"Sayang... ini mama... kau lihat mama sayang... ini mama..." Penelupe berusaha menarik wajah Paquita agar mau melihatnya. Wajah berurai airmata Penelupe terus memandang kasihan serta khawatir pada Paquita.
"Tidak... tidak... bukan aku... jangan dekati aku... tidak... aku tidak mau hamil anak bajingan itu... tidak... jangan sentuh aku... jauhkan anak haram itu... aku tidak mau melihatnya... pergi... pergi..." histeris Paquita membuat Penelupe semakin khawatir.
Dengan perasaan berat akhirnya Penelupe memaksa mengangkat wajah Paquita agar melihatnya. "Sayang... lihat mama... disini ada mama nak... tidak akan ada yang bisa menyakitimu lagi... dengar mama nak... percaya pada mama..." bujuk Penelupe lagi.
Hingga akhirnya usaha Penelupe mulai terlihat dengan Paquita yang sudah mau melihatnya dan terdiam dengan pandangan kosong.
"Ayo sayang... buka mulutmu... kau suka permenkan... mama akan memberimu permen... ayo sayang," Penelupe mencoba membuka mulut Paquita agar bisa meminum obatnya.
Dan dari tempat itu juga akhirnya Penelupe tidak lagi mendengar suara tangisan Sky, membuatnya sedikit merasa lega karena sekarang tinggal mengatasi penyakit sang anak.
Melihat kondisi Paquita mulai membaik maka Penelupe mencoba membantu Paquita agar bisa berdiri dan membawa sang anak untuk masuk kedalam kamar.
"Tidurlah sayang, mama disini menjaga dan melindungimu," bisik Penelupe pada Paquita setelah berhasil membaringkan sang anak diatas kasur. Penelupe terus membelai sayang kepala sang anak hingga putrinya itu tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Menit
FanfictionYang gak suka adegan kekerasan jangan baca... yang gak kuatpun pas baca awalnya jangan terusin... happy reading. Malas bikin sinopsis jadi kasih clue aja...