25 Menit 50

1.7K 134 27
                                    

ALWAYS














Klik tanda bintang sebelum baca and jan lupa comment.














Happy Reading.










* Sorry for typo.

James kembali kerumah dengan tubuh lemas dan ia tidak jadi kekantor hari ini. Semangatnya tadi pagi hilang entah kemana. Memasuki kamarnya, James menghempaskan tubuhnya di kasur, ia mencoba mencari aroma wangi tubuh Sky yang kemarin sempat bermain diatas kasurnya. Kenapa rasanya ia tidak rela kehilangan Paquita dan Sky padahal mereka baru beberapa hari bertemu serta bersama.

Hingga malam, James bahkan mengurung dirinya dikamar serta melewatkan makan siangnya.

"Tuan... ayo buka pintunya dan makanlah, kau masih harus minum obatmu," teriak Desi karena sejak tadi siang selalu diabaikan oleh sang majikan.

"Tuan... tuan... kalau kau tidak menyahut juga aku akan melaporkanmu pada grappa, apa kau mau aku mengadu?" ancam Desi mulai cemas dan marah akan sikap aneh sang majikan.

"Pergilah Desi, aku tidak lapar?" akhirnya James menyahut juga.

"Tidak lapar bagaimana? Sejak siang kau tidak makan apa-apa, obatmu saja tidak kau minum," omel Desi masih didepan kamar James. "Cepatlah keluar dan makan malam atau aku benar-benar mengadu pada grappa," ancam Desi lagi.

"Ya baiklah, pergilah dulu aku akan turun sebentar lagi," jawab James bangun dari kasurnya.

Hampir setengah jam Desi menunggu hingga akhirnya James datang ke meja makan dengan langkah gontai.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat kacau?" tanya Desi tidak tahan melihat keadaan sang majikan.

"Mereka sudah pergi Desi, mereka pergi," jawab James lemas menghentikan makannya.

"Mereka pergi? Maksudmu nyonya Paquita dan si kecil?" tanya Desi memastikan.

"Ya..."

"Memangnya mereka pergi kemana?"

"Mereka kembali ke negara mereka?"

"Lalu?"

"Apanya yang lalu?" James menatap Desi bingung.

"Ya... lalu apa kau akan diam saja?"

James membalik tubuhnya menghadap Desi.

"Memangnya aku bisa apa?"

"Ya tuhan tuan," pekik Desi menahan kesal. "Apa kau itu tidak punya uang?"

"Kenapa kau berkata seperti itu? Apa kau meragukan kekayaanku?"

"Lalu... apa kau hanya akan berdiam diri disini tanpa berusaha memperjuangkan mereka?"

Mendengarnya membuat James seperti menemukan semangat baru lagi. "Kau benar, lagipula aku masih belum bisa menyelidiki siapa Paquita sebenarnya? Apakah ia benar Paquita dan kenapa wajahnya sangat mirip dengan Nadineku, tidak. Bukan hanya wajahnya bahkan suara, tubuh serta banyak lagi kesamaan mereka,"

"Kalau begitu susul mereka dan cari tahu sampai kau bisa yakin apakah ia Paquita atau nyonya Nadine," semangat Desi memberi dukungan pada James. "Tapi sebelum semua itu terjadi, habiskan makananmu dan bersiaplah untuk keberangkatan besok," sambung Desi menatap isi piring James.

Tanpa bantahan berarti, James kali ini langsung menurut pada Desi.

☆☆☆

25 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang