25 Menit 40

3.9K 191 46
                                    

ALWAYS












Klik tanda bintang sebelum baca...













Happy Reading









* Sorry for typo.

Paquita merapikan rambut panjangnya yang tergerai setelah selesai menelpon sang mama untuk mengetahui keadaan anaknya. Sungguh ia merindukan bayi kecilnya yang sedang tumbuh tersebut. Jika saja pekerjaannya cepat selesai pasti ia sudah tidak menunggu lagi untuk bisa pulang dan memeluk serta mencium wangi khas tubuh putri kecilnya. Paquita sangat merindukan putri kecilnya.

"Hari ini aku harus bisa bertemu pria itu dan membuat kesepakatan, ah... ya tuhan... aku bisa gila bila lama-lama berpisah dari Sky," gumamnya mengganti pakaiannya dari pakaian tidur menjadi pakaian semi formal. Menggenakan sepatu setinggi lima senti yang menyempurnakan penampilannya, ia kemudian menyemprotkan parfum wangi citrus dileher serta kedua pergelangan tangannya.

"Sudah siap," gumamnya lalu keluar dari kamar hotel dan menunggu taksi yang akan membawanya ke alamat dimana calon kliennya sedang menginap.

"Kau harus bisa melobby calon klien, ingat investasi kali ini sangat berharga jika kita bisa menjalin kerjasama dengan perusahaan orang itu," pesan diponsel Paquita membuat ibu satu anak itu mendesah.

"Memangnya kapan aku pernah gagal melobby orang?" kicaunya seakan si pengirim pesan ada dihadapannya.

Tiba di alamat yang ia tuju, Paquita segera turun, sejenak ia memperhatikan keseluruhan tempat dimana sang calon klien menginap. Jika dibilang kagum ya... Paquita kagum karena ternyata tempat itu adalah salah satu villa termahal di hawaii.

"Pasti orang ini sungguh kaya raya, jika tidak mana mungkin ia bisa menginap ditempat sebagus ini," gumamnya sembari mengangkat tangan untuk menekan bel.

Didalam villa...

James mengerutu karena acara tidurnya terganggu, ia kesal mendengar suara bel dipintu yang terus berbunyi sejak tadi. James masih menikmati tidur memeluk guling seakan ia memeluk tubuh Nadine dulu saat mereka usai bercinta kala berbulan madu. Inilah salah satu alasan ia suka menginap divilla ini kembali jika ke hawaii, setiap tempat divilla tersebut memiliki kenangan bersama Nadine, terutama kamar dimana sekarang ia tidur. Kamar yang menjadi saksi bagaimana dulu ia pernah memadu kasih bersama istrinya yang malang, istri yang ia cintai tapi dalam keadaan ketidaktahuan.

"Siapa sih! Menganggu sekali, apa jangan-jangan Lisa nekat menyusul kemari?" umpatnya kesal padahal ia sungguh ingin bernostalgia ditempat tidur itu. Ia membayangkan ada sang istri disitu menemaninya tidur.

Sementara diluar villa Paquita juga sudah mulai mengerutu, pasalnya ia mulai lelah berdiri karena sudah hampir sejam ia menekan bel villa tapi tidak ada yang membuka pintu padahal ia sudah mengkonfirmasi pada pihak penjaga villa tentang keberadaan calon kliennya itu.

"Lama sekali, apa dia tuli jadi tidak mendengar suara bel? Atau dia tidur seperti orang mati? Tidak tahu apa kakiku sudah pegal berdiri," kesal Paquita menatap daun pintu yang masih tertutup rapat bahkan ia masih melihat lampu di area villa masih menyala semua.

James akhirnya bangun dari kasurnya dan beranjak kekamar mandi. Kesal. Ia juga sama kesalnya dengan sang tamu tidak diundang yang terus menerus menekan bel pintu villa. Setelah menggenakan pakaian, iapun berjalan dengan malas menuju pintu. Lihat saja jika benar dugaannya si tamu adalah Lisa maka ia akan memanggil keamanan untuk mengusir wanita itu. Kalau perlu ia akan melaporkan wanita itu pada polisi dengan tuduhan menganggu ketenangannya.

25 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang