Mikel POV
Aku merasa bersemangat untuk memulai hari ini. Semalam aku benar-benar bahagia karna bisa melihat wajah cantik gadisku yang tertidur. Dia tertidur kelelahan dibahuku. Entah apa yang membuatnya kelelahan tapi semuanya terlihat jelas diwajahnya. Tadi malam aku juga mengendong gadisku itu hingga kamar apartmennya. Kenapa aku bisa masuk ? Tentu saja anak buahku sudah mencari tau tentang pin apartemennya untukku. Saat aku di kamarnya, Kamarnya terhitung lumayan berantakan. Banyak kertas di meja kerjanya di kamar. Buku-buku juga bertumpukkan di meja sebelah kasurnya. Aku juga sempat memeriksa kulkasnya. Awalnya aku sempat kaget melihat isinya yang berupa buah-buahan dan sayur mayur. Aku mengira dia tidak vegetarian ternyata dugaanku salah.
Pagi ini aku juga menjemput Anna di apartmennya. Dia terlihat lebih segar dengan sweter kuning cerah dan celana panjang panjang serta sepatu bot pendek berwarna hitam. Aku bisa melihat kemeja putih di balik sweternya. Ternyata memang benar data yang kuterima. Dia tidak suka dingin. Harus kuakui hari ini angin sangat kencang menimbulkan rasa dingin menggelitik di badan. Dia mengantisipasinya dengan sweternya.
Setelah mengantar Anna ke rumah sakit tempat dia bekerja, aku pergi ke kantorku. Hari ini aku berencana untuk berbicara dengan teman dari gadisku. Amber Valter. Dia bekerja dibagian arsip di kantorku. Dan yang aku dengar dari sekretarisku dia sedikit galak. Well, tapi aku disini bosnya jadi aku tidak akan terpengaruh.
Sesampainya di ruanganku, aku menyuruh sekretarisku memanggil Amber. Sebari menunggu aku membaca beberapa laporan yang sudah ada di mejaku.
Tak lama suara ketukan pintu terdengar. Seorang wanita berambut pirang berjalan masuk dengan anggun. Dia membungkuk sedikit.
" Amber Valter ?" Tanyaku memastikan. Dia hanya mengangguk. " silahkan duduk." Ucapku mempersilahkan.
" maaf sebelumnya, ada masalah apa memanggil saya kemari sir ?" Ucapnya takut-takut.
See ? Dia takut padaku. Aku mengambil napas lalu perlahan aku hembuskan. "Tidak ada masalah apapun. Aku hanya ingin kau menceritakan tentang temanmu."
Dia mengerutkan dahinya " teman ?" Dengan tatapan bingung, dia memberanikan diri untuk bertanya " maaf sir tapi teman yang mana ? Saya punya banyak teman soalnya."
" temanmu. Anna Milaz." Ucapku tegas
" oohh Anna. Dia bukan teman tapi sahabatku. Memang anda ingin tau apa saja darinya ?" Dia mulai terlihat menggodaku dengan pertanyaan tersebut.
" apapun yang kau tau." Aku tidak suka bertele-tele.
" baiklah. Aku mulai dari kepribadiannya. Menurutku Anna adalah orang yang asik. Dia juga ramah tapi menurut orang lain dia orangnya cuek tapi sebenarnya dia orangnya care banget. Terus dia juga tegas, walaupun sebenernya dia juga bisa lemah lembut. Dia orangnya tidak begitu suka keramaian. Dia tidak suka jadi pusat perhatian." Cerita Amber mengalir begitu saja. Aku berfikir, tidak suka jadi pusat perhatian tapi dia memang terlalu mencolok. " dia orangnya sabar dan suka mengalah. Dia memang terlihat membosankan tapi jika anda sudah kenal dia dan dia memang nyaman pada anda. Dia bisa menjadi super manja dan kekanak-kanakan."
" dia memang menarik" gumamku.
" lalu dia juga tidak suka dingin dan tidak tahan dengan makanan pedas." Aku akan membuatmu panas selalu setiap malam setelah aku mendapatkanmu. "Hm... lalu dia juga banyak dilirik temen laki-lakiku. Tapi dia malah cuek aja." Pernyataan itu membuatku marah. Tidak ada yang boleh memilikinya selain aku.
"Setidaknya itu secara garis besar." Ucapnya mengakhiri ceritanya.
" nice. Untuk sementara itu yang aku ingin ketahui. Baik kau boleh pergi. Terima kasih atas infonya." Kataku mempersilahkannya.