Anna pov
Sudah hampir 2 minggu aku bekerja di tempat baruku ini. Aku mulai terbiasa, segalanya terkendali kecuali pikiran dan hatiku yang terkadang tidak bisa singkron satu sama lain. Ya aku tidak menyangkal kalau aku belum bisa melupakan Mike. Dia memenuhi kepalaku sepanjang hari. Tapi setidaknya hal itu tidak mengganggu kegiatanku.
Bekerja disini lumayan ringan aku masih memiliki waktu untuk bermalas-malasan dirumah. Seperti sekarang. Aku tidak ada urusan di rumah sakit, jadi mereka memperbolehkanku untuk libur. Lumayan kan ? Aku bisa menikmati secangkir teh dan kue di halaman belakang.
Aku menatap pemandangan hutan hujan yang luas dihadapanku dan berfikir. "Sepertinya aku akan jadi perawan tua." gumamku pelan. Seketika itu juga aku tertawa geli dengan pemikiranku. Setelah tawaku reda, aku menghela nafas panjang. "Benar kata orang. Cinta sejati sangatlah sulit untuk dicari."
'ting tong'
Suara bel rumah membuyarkan lamunanku sejenak. "siapa ya ?" batinku. Aku meletakkan cangkirku di meja dan segera bangkit berdiri untuk membukakan pintu. Aku sedikit terkejut melihat siapa yang datang. Ya dengan jendela besar yang berada disebelah pintu aku bisa melihat siapa yang datang.
"Mike ? Sedang apa kau disini ?" tanyaku setelah kubukakan pintu.
Mike hanya tersenyum manis dan menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. Tapi dia terlihat lelah. "Hai" sapanya singkat.
"sedang apa kau disini Mike ?" tanyaku bingung. "Bagaimana kau bisa menemukan rumahku ?"
Mike tersenyum geli melihatku yang kebingungan. Dia melangkah mendekatiku. Sambil menyentuh pipiku dengan satu tangan dia berkata "Apa yang tidak aku ketahui tentangmu Anna"
Aku menepis tangannya dengan pelan. Aku menatapnya tajam.
"Aku sudah tau semuanya. Termasuk masa lalumu." lanjutnya.
Seketika itu aku menegang. "Ba-bagaimana bisa ?"
"Kau lupa, Ayahku bisa membaca pikiran seseorang. Dia menceritakkan segalanya kepadaku."
Aku terdiam sambil menatap kearah lain. "Lalu apa maumu ?"
"Aku tidak dipersilahkan masuk dulu huh ?"
Aku kembali tersentak. 'sial, aku jadi berlaku tidak sopan begini' batinku. "Maaf, masuklah." Aku segera menyingkir dari depan pintu dan Mike langsung masuk kedalam rumahku.
Setelah menutup pintu aku melihat Mike sedang menatap sekeliling rumahku. "Duduklah dulu. Mau minum apa ?" tanyaku.
"Kopi jika ada." jawabnya sambil duduk di sofa ruang tamu.
"Tidak baik minum kopi terlalu banyak." tanpa menunggu balasan darinya aku melangkah menuju dapur dan membuatkan minuman yang lain. Setelah minumannya jadi aku langsung membawakannya kehadapan Mike.
"Ini, silahkan diminum" ucapku sambil meletakkan segelas tea mint dihadapannya.
"teh mint hum ? Bagaimana kau tau aku membutuhkan sesuatu yang menenangkan ?"balasnya sambil meniup tehnya.
"Semuanya terlihat diwajahmu." ucapku tak acuh.
Aku bisa melihat Mike tersenyum sekilas sebelum meminum tehnya. Jujur jantungku mulai tidak beraturan. Ya aku merindukkannya, tapi sekarang dia akan menikah. Aku harus menahan diri. Aku menunduk menatap tanganku dan sibuk dengan pikiranku sendiri.
"Rumah yang indah. Kau memang ahli dalam memilih rumah yang nyaman dan elegan seperti ini Anna." Ucapan Mike mengembalikkanku ke dunia nyata. Aku menatap Mike bingung. "Bolehkan aku berkeliling ?"