Chapter 42: Everything Feel Perfect

13.8K 606 9
                                    


Mike POV

Aku memandang kedua anakku lewat kaca pembatas. Kedua anakku sedang berada di incubator sekarang. Mereka berdua sehat dan tidak ada cacat apapun. Ku lihat salah satu dari mereka menggeliat. Sepertinya mereka menyadari kehadiranku. Aku tersenyum melihatnya. Tapi seketika senyumku menghilang karena teringat Anna.

'Hah, Anna, seandainya kau disini bersamaku. Kita bisa melihat kedua anak kita yang lucu.' batinku. Kutatap kedua anakku lagi, kuulurkan tanganku ke kaca pembatas. "Kalian harus kuat ya anak-anakku." Kataku. "Daddy pergi dulu." Dengan berat hati aku pergi meninggalkan kedua anakku menuju ruang rawat Anna.

Suara tangis terdengar ketika aku membuka pintu ruang rawat Anna. Mommyku duduk di sofa sambil menangis dan daddy berusaha menenangkannya. Aku memutuskan untuk membujuk Mommyku untuk tenang. "Mommy tenanglah."

"Mike anakku." Mommy langsung memelukku erat ketika aku sudah duduk di sebelahnya.

"Mommy tenanglah. Anna tidak papa kok. Kedua anakku juga sehat dan dalam keadaan baik-baik saja." Kataku berusaha menenangkan mommyku, aku tidak ingin membuat Anna terganggu istirahatnya karena isakkan mommyku.

"Tapi mommy terharu, sepertinya baru kemarin aku melepasmu untuk sekolah. Sekarang kau sudah punya istri dan anak kembar. Rasanya mommy benar-benar senang" Aku menghela nafasku kasar. Mommyku ini memang semakin lebay.

Ngomong-ngomong soal Anna. Aku berfikir kalau aku akan kehilangan dia. Bagaimana tidak dia tidak bergerak ketika sesaat setelah melahirkan kedua anakku. Tapi untungnya dia baik-baik saja. Hanya kehabisan tenaga gara-gara melahirkan si kembar. Aku jadi teringat perkataan dokter Helen kemarin.

"Mike-mike. Kau ini ada-ada saja. Jangan berfikir negative dulu. Istrimu itu wanita kuat. Dia hanya kehabisan tenaga gara-gara melahirkan kedua bayimu itu. Jadi biarkan dia istirahat dulu."

Aku hanya bisa bernafas lega. Aku kira Anna akan meninggalkanku. Aku tidak bisa membayangkan membesarkan kedua anakku sendirian, tanpa Anna. Aku tidak mungkin bisa bertahan tanpanya. Aku serius. Mungkin aku akan depresi dan malah tidak bisa mengurus kedua anakku dengan baik.

"Mike." Aku mendengar suara Anna memanggilku. Mommyku juga mengerti dan melepaskan pelukkannya terhadapku. Kutatap wajahnya yang masih wajah bantal itu.

"Ya sayang. Ada yang kau butuhkan ?" tanyaku sambil duduk di bangku sebelah kasurnya.

Anna membuka mulutnya dan seperti member isyarat. 'Air'. Aku bergegas menuangkan air ke gelas dan membantu Anna untuk meminum. Setelah selesai, Aku meletakkan kembali gelas itu ke nakas.

"Mike" panggil Anna. "Aku ingin melihat anak kita."

Aku menghela nafas dengan kasar, kugenggam tangan Anna. "Sabar ya sayang. Kedua anak kita sedang di incubator."

"Tapi aku ingin melihatnya. Apa mereka sehat ?" Tanya Anna khawatir.

Aku tersenyum agar Anna menghilangkan pikiran buruknya. "Mereka sehat dan sangat lucu. Sangat sangat lucu." Mendengar perkataanku wajah Anna langsung berubah cemberut. Aku terkekeh kecil melihatnya.

"Aku juga mau bertemu mereka." Rengek Anna.

"sabar sayang." Aku menciumi punggung Anna.

Cklek

Pandanganku teralih pada pintu yang tiba-tiba terbuka. "Hallo Anna. Kau terlihat lebih segar sekarang." Dokter Helen masuk dan menyapa Anna. Dokter Helen membungkukkan badannya sedikit pada kedua orang tuaku sebelum berdiri di seberang kasur rawat Anna. Dia mengechek kondisi Anna lewat papan yang ia bawa. "Sepertiya kau pulih lebih cepat dari dugaanku." Kata dokter Helen.

Now You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang