Hallo semua... saya kembali maafkan saya karna terlambat update lagi hehehe... saya sibuk menyiapkan event soalnya .
Btw mulmednya itu Amber
Ini dia lanjutannya..
Enjoy----------------------------------------------------------------------
Anna PovAku menunggu Amber seperti biasa di kantornya. Jujur aku was-was bila bertemu bosnya itu. Semenjak kejadian kemarin malam, aku harus berusaha keras menenangkan jantungku yang terus berdegup kencang. Bahkan hanya dengan memikirkannya saat ini membuat jantungku berdegub kencang. Mataku terus bergerilya mengawasi sekitar bilamana laki-laki itu tiba-tiba muncul di hadapanku.
Lobby kantor hari ini padat. Banyak orang berlalu lalang kesana kemari. Aku melihat jam tanganku. Ternyata sudah waktunya makan siang. Pantas banyak karyawan yang pergi tapi kenapa Amber belum keluar ???
Aku mulai bosan menunggu Amber. Ini sudah hampir seperempat jam kenapa belum muncul juga. Aku memandang sekitar, mencari hiburan. Tiba-tiba mataku menangkap orang yang sedari tadi aku hindari. Dia sedang berjalan bersama seorang gadis yang tinggi, putih, cantik dan memiliki rambut panjang ikal. Gadis itu bergelayut manja padanya. Aku merasa ilfil melihat gadis itu. Dia seperti... ehm. Pelacur. Ya walaupun seorang pelacur juga manusia. Apa yang bisa kulakukan kalau memang mereka terpaksa melakukannya. Ahh sudahlah.
Tapi ngomong.-ngomong kenapa si Mike itu gak menolak sama sekali ketempelan lintah kyk gitu. Tunggu kenapa aku jadi ngurusin dia ? Ingat Anna kau bukan siapa-siapanya. Lagipula kau tidak mungkin jatuh cinta pada orang itu dan tidak akan pernah bila kau tidak menginginkannya.
Cinta ? Apa itu ? hal bodoh yang hanya membawa kebahagian sesaat tapi bisa menghancurkan hingga berkeping-keping. Aku hanya tesenyum kecut mengingat semua kenangan 'cinta'ku yang pahitnya bukan main. Cinta pada laki-laki tentunya.
Sebuah tepukkan halus menyadarkanku dari lamunan yang menyakitkan tadi. Aku menoleh mengecek siapa yang menyadarkanku, ah ternyata Amber. Dia menatapku dengan tatapan khawatir "Kau baik-baik saja ?" Tanyanya.
Aku tersenyum dan mengangguk. Aku bangkit berdiri dari sofa yang aku duduki. "Ayo , aku sudah lapar. Lagipula kau lama sekali. Ada apa memang ?" Tanyaku sambil berjalan beriringan dengan Amber.
Amber membuang nafas panjang. " kau tau aku tadi harus mengatur ulang tempat arsip-arsip yang ada digudang."
Aku kaget mendengarnya bilang seperti itu. "Bagaimana bisa ? Memang ada apa sampai harus menata ulang gudang arsip ?"
"Salah seorang karyawan baru mencari sebuah dokumen yang terselip dan dia mengacak-acak tempatnya."
Aku membuka pintu mobilku dan masuk lalu menyalakan mobil. " seharusnya kau mememaninya." Saranku.
"Anna pekerjaanku banyak. Apalagi ini sudah hampir akhir bulan." Balasnya dengan heboh sambil mengacak-acak rambutnya.
Aku hanya tersenyum geli. "Ya sudahlah. Sekarang apakah ketempat biasa atau mau ke tempat yang lain?" Tanyaku pada Amber.
" tempat biasa !" Balas Amber dengan nada bersemangat.
"Baiklah nona Valter." Aku segera melajukan mobilku ke tempat kami biasa makan siang.
-----------------------------------------------------------------------
Aku memarkirkan mobilku di pelataran cafe&resto La Terano. Aku dan Amber segera turun dari mobil dan masuk ke dalam resto. Aku menatap sekeliling mencari tempat untuk kami duduk. Dan aku berhasil menemukannya, sedikit ke ujung tapi terlihat nyaman dengan double sofa. Tanpa pikir panjang aku menarik Amber ke meja tersebut. Aku sudah benar-benar lapar.Tak lama pelayan datang dan menyodorkan menu pada kami. Dengan antusias aku dan Amber segera memilih menu. Ah. Rasanya ingin aku pesan semua. Harus kuakui aku seorang gadis yang suka dengan kuliner. Terutama saat aku lapar seperti saat ini. Bisa-bisa porsi makanku menjadi 2 kali lipat dari biasanya.
Perutku sudah tidak bisa menunggu lama lagi. Pilihanku jatuh pada steak tenderloin dan mash potato. Untuk minumnya aku memilih ice chocolate. Sementara Amber memilih fish and cips dan cappucino.
Selesai membacakan ulang menu kami pelayan itu pergi meninggalkan kami berdua. Bayangan Mike saat kemarin malam muncul dikepalaku secara tiba-tiba. Aku memukul-mukul kepalaku untuk menyadarkan diriku lagi.
"Ada apa Anna ? Kenapa memukul-mukul kepalamu seperti itu ?" Tanya Amber sambil menatapku heran
Aku menghela napas perlahan " seseorang mengambil ciuman pertamaku." Ucapku pelan sambil menatap arah lain
"APA ??" Jerit Amber, membuatku terkejut, aku menoleh melihat dia. Ternyata tidak hanya aku tetapi orang yang duduk di sekitarku menatap kami dengan heran.
Amber menyadari perbuatannya dan berbisik padaku. "Maaf, aku hanya kaget."
Aku tersenyum menenangkan dirinya. "Tak pa"
"Siapa yang mengambilnya ?" Amber sambil mengangkat satu alisnya.
"Bosmu" ucapku malas. Dan Amber melotot mendengar jawabanku. "Ceritanya panjang." Tambahku.
"Ceritakan kalau begitu."
Aku menceritakan semua kejadian mulai dari dia bilang menginginkanku hingga dia mengambil ciuman pertamaku.
"Dia jelas-jelas menyukaimu." Amber mengucapkannya dengan santai. "Tapi kau jelas-jelas menolaknya."
Aku hanya bisa diam
"Apa kau masih trauma dengan cinta Anna ? Apa 'dia' masih membayangimu ?"
Ya. Jawabku dalam hati. Aku sangat trauma. Semua kejadian yang membuatku seperti ini. Sakit yang aku rasakan saat itu masih terasa saat aku mengingatnya. Aku tidak ingin jatuh cinta. Aku terlalu takut.
Amber menyentuh tanganku dan membuatku menatapnya. "Kau harus belajar untuk menyembuhkan luka itu Anna. Bukankah kau pernah bilang kalau luka terkadang membuat kita kuat ?"
Ya. Jawabku sekali lagi dalam hati. Apakah ini sudah waktunya untuk membuka hati lagi ?
Aku memejamkan mataku untuk menenangkan pikiranku. Kutarik napas dan kuhembuskan perlahan. Perlahan kubuka mataku dan Amber menatapku lekat.
"Aku akan ke Petr." Ucapku pelan. Amber seketika tersenyum senang mendengar ucapanku. Mau tidak mau aku ikut tersenyum melihatnya.
Tak lama pesanan kami datang dan kami segera makan.
------------------------------------------------------------------------
"Baik jangan lupa diminum obatnya. Bila ada apa-apa bisa hubungi saya."
"Terima kasih dokter" ucap wanita paruh baya itu lalu berdiri dan keluar.
Aku menyandarkan tubuhku ke kursi kerjaku. Tadi itu adalah pasien terakhirku untuk hari ini. Aku membuka buku agendaku mengecheck jadwal esok hari. Besok aku harus mengunjungi rumah Mr. Walbert untuk mengecheck kesehatannya. Artinya aku akan bertemu dengan Mike.
Aku menghembuskan napas pelan. Sepertinya aku memang harus ke Petr hari ini untuk menenangkan pikiranku. Aku bangkit berdiri dan membereskan barang-barangku lalu segera keluar dari ruanganku.
Aku melangkah menyusuri lorong rumah sakit sambil mengumbar senyum manis ke setiap pasien, suster, ataupun dokter yang kutemui. Bersikap ramah adalah salah satu sikap yang harus dimiliki seorang dokter. Itu hal yang aku percaya. Tapi tidak tau dengan dokter lainnya.
Aku sampai dipelataran parkir. Kutengok kanan dan kiri mencari-cari bila ada mobil Mike disekitarku. Aku tidak ingin menerima tumpangannya hari ini. Aku butuh ketenangan akan semua hal yang membuatku sangat terganggu saat ini. Harus ku akui pada saat seperti ini perasaanku lebih menguasaiku. Dan itu bukan hal yang bagus. Aku bisa jadi seperti orang amnesia bila ini dibiarkan terus berlanjut. Jadi aku harus segera menyelesaikan masalah perasaanku ini.
Aku memasuki mobilku dan dengan cepat menuju ke Petr.
"Kau harus kuat Anna" jeritku dalam mobil.
-------------
Waaa maafkan saya terlambat update yaaa...
Saya sibuk banget soalnya. Maklum ehem. Saya punya tanggung jawab besar.. hehehehe... tapi saya berencana update 2 part sekaligus.