Chapter 16: I Hope, He's the Last One

16.7K 863 13
                                    

Hai semuanya. Saya kembali. Maaf kalo updatenya lama yaa... Saya ada keperluan kmrn makanya lama updatenya..

Saya juga terima kasih sebesar-besarnya karna mau baca cerita saya.

Jujur saya gak tega biarin para reader nunggu, karna saya juga termasuk reader. Hahahaha...

Baik ini dia selamat membaca.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

flashback on

Aku menunggu dengan tidak tenang di kursi tunggu bandara. Pesawat yang akan membawaku di delay 1 jam karna alasan cuaca yang tidak mendukung. Aku merasa sudah tidak sabar untuk segera kembali dan bertemu dengannya. Rasa rinduku sudah diambang batas.

Suara pemberitahuan menarik perhatianku, oh, aku sudah bisa naik pesawatku sekarang. Dengan semangat aku berdiri dan menggeret koperku menuju pesawat.

Setelah duduk di pesawat, aku mulai merasa tenang. Kulirik jendela disebelahku. Aku rasa sekarang waktunya untuk menggumpulkan tenang untuk besok. Ketika pesawat mulai terbang, aku juga mulai terbang ke alam mimpi.

-

Sinar matahari pagi membangunkanku dari tidurku. Aku menggerakkan badanku yang sudah terasa kaku sekarang. Pilot memberitahukan bahwa kami akan sampai beberapa jam lagi. Aku tersenyum senang sambil melihat kejendela. Awan bergerak lambat dibawah pesawat.

Sebuah tepukkan dipundakku mengagetkanku. Seorang pramugari menawariku sarapan pagi. Aku mengangguk, perutku memang sudah meminta makanan sedari tadi.

English breakfast, menjadi sarapanku. Ditemani teh yang masih mengepulkan asap. Kusantap sarapanku dengan penuh minat seperti biasanya. Aku akan bertemu dengannya beberapa jam lagi.

-Flasback off

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mike pov

"jadi bagaimana persiapan pestanya ?" tanyaku. Semua mata tertuju kepadaku. Aku memang sedang menggelar rapat persiapan pesta ulang tahun perusahaanku dan ulang tahun Daddy.

"Semua undangan sudah jadi tinggal dikirim saja"

"Catering makanan juga sudah di pesan"

"Tempatnya juga sudah fix"

"Bagaimana dengan dekorasinya ?" tanyaku. Mereka terlihat bingung.

"Maaf sebelumnya sir, tapi kami masih belum menentukkan dekorasinya karna bingung."

"Kenapa tidak disuaikan dengan konsep awal kita ?" Mereka mendadak tegang mendengar pertanyaanku.

"Maaf sir, kami bingung soal pemilihan warna. Kami berniat untuk meminta saran anda selaku anak dari Mr. Walbert. Kami berencana menggunakan warna kesukaannya untuk dekorasinya."

Aku menarik napas lalu kuhembuskan perlahan. "Dad suka warna putih dan hitam, tapi biasanya mom tidak akan suka jika warnanya terlalu kaku." ucapku. Mendengar ucapanku mereka malah terlihat tambah bingung. "Baiklah aku beri saran, gunakan warna putih dan hitam lalu beri sentuhan warna gold dan merah marun di sana. Itu akan cocok dengan musik classic dan jazz kita, itu juga tidak akan terlalu mencolok jika nanti ada lagu pop."

Mereka semua mengangguk mengerti lalu dengan cepat mencatat semua perkataanku.

"ada lagi yang mau ditanyakan ? Semua sudah fix ?"tanyaku. Mereka mengangguk. "baiklah, kalau begitu rapat ini kita sudahi, jika ada masalah segera beritahu saya." Aku berdiri lalu diikuti mereka. Aku berjalan cepat keluar dari ruangan.

Now You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang