Hallo para readerku.. maaf karna kelamaan update. Saya kehabisan inspirasi dan kata-kata soalnya
Dari hasil comment para reader kemarin saya putuskan untuk membuat cerita lain bergenre werewolf. Nah judulnya nanti menyusul.
Ini dia, happy reading enjoy.
------------
FlashbackAku duduk berhadapan dengan Takeo di sebuah cafe coffe yang akhir-akhir ini menjadi tempat favoriteku. Aku melirik jam untuk kesekian kalinya. Sudah hampir waktunya untuk kembali bertugas. Dengan cepat aku menghabiskan cake dihadapanku lalu kuteguk habis coklat hangatku. "Aku harus segera kembali."
Takeo melihat jamnya. "Kau benar jam makan siang sudah selesai. Ayo biar aku antar kau sampai di rumah sakit." Takeo berdiri dan mengambil kunci mobil.
"Takeo-kun tak perlu. Aku bisa naik berjalan." Aku mengalungkan tasku di pundak dan bersiap pergi.
"Aku tak akan membiarkan kau pergi sendirian. Bahaya, Kau tau itu kan ?" Takeo menatapku tajam
Aku mendengus kesal. "Baiklah."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Anna Pov
Keheningan meliputi mobilku. Aku maupun Mike tidak ada yang berniat untuk membuka percakapan. Aku penasaran dengan apa yang dirasakan olehnya. Kenapa hanya diam saja ? Apa aku mengucapkan hal yang salah tadi ? Pikiranku berlalu menuju kejadian di taman tadi ketika Mike memintaku menjadi pacarny.
flashback on
Aku masih memejamkan mataku. Haruskah aku menerimanya. Apa aku harus tanyakan padanya ? Aku tidak yakin. Perlahan aku membuka mataku dan kutatap matanya yang sedang menungguku dengan tatapan berharap.
Aku memantapkan hatiku sejenak. "Kau tau, sebenarnya aku tidak tau harus menjawab apa pertanyaanmu itu. Aku telalu takut untuk jatuh cinta lagi," Mike terlihat sedikit terkejut dengan pernyataanku.
"Kenapa ?" tanyanya bingung.
"Aku takut tersakiti lagi." gumamku pelan sambil menunduk. "Aku tidak ingin tersakiti lagi."
"Aku tidak akan menyakitimu oke ? Aku akan berusahan sebisa mungkin untuk membuatmu bahagia. Aku janji." Mendengar ucapannya, aku menengadah menatap matanya, berusaha mencari kebohongan dimatanya. Kedua mata itu menyiratkan tatapan kasih sayang dan kenyakinan yang besar. Hatiku tersentuh melihat kesungguhannya tapi tidak dengan pikiranku. 'Aku tak membutuhkan janji itu' pikirku.
"Aku tidak butuh janjimu. Mereka yang sudah berjanji padaku pada akhirnya berakhir dengan menyakitiku." balasku datar.
Dia tersentak kaget dengan ucapanku. Tiba-tiba Mike memelukku dengan erat. "Sejak kita bertemu, kau menjadi pusat hidupku. Entah kenapa, wajahmu terus terngiang dikepalaku. Kau tidak menginginkan janji jadi biarkan aku membuktikannya padamu. Kumohon Anna." bisiknya ditelingaku.
Sekali lagi aku memejamkan mataku. Berusaha menanyakan jawaban ke seluruh sel dalam tubuhku. Entah kenapa seluruh sel dalam tubuhku berteriak untuk tidak menerimanya. Tapi sebuah kalimat mengingatkanku dan berhasil mengguncangku. Seketika itu juga seluruh tubuhku memilih untuk merubah jawabannya.
Aku tersenyum pelan lalu perlahan membuka mataku. "Aku mau jadi pacarmu." bisikku pelan ditelinganya. Tubuh yang memelukku itu menengang mendengar ucapanku. Mike melepas pelukkannya dan menatapku lekat-lekat.