Dia Caramel Gummy Candy
Seperti namanya, anaknya memang semanis permen, selucu jelly bentuk gummy bear, seceria bungkus permen warna-warni, semenyenangkan rasa karamel, cantik lagi..
Tapi gila.
Gila dalam artian tidak tahu malu. Selalu out of the bo...
"Lo kan temen gue, kalau kak Raga kan gebetan gue. Jadi dia harus lebih disayang sayang."
------- Selamat membaca, semoga kamu terhibur :)) ------
"Sialan, capek revisi doang gue."
"Tugas prof Dana bikin lieursemuanya."
"Elang bisa-bisanya dapet A terus."
"Dia kan emang otaknya jalan."
"Belajarnya nggak tau kapan, kesehariannya cuma bucin. Tapi bisa-bisanya dapet A terus-"
Hanya dua orang yang berbicara, tapi bisa membuat telinga pengang. Dari tadi, hampir lima belas menit mereka membicarakan tentang tugas kuliah yang kena revisi.
Ini yang berbicara Dika dan Hugo, temannya Elang. Mereka berdua bersama Elang sekarang sedang berada di tempat tongkrongan anak hukum yang ada di belakang fakultas. Elang kemana-mana hanya bersama mereka berdua. Tipe anak nolep seperti Elang jelas hanya nyaman berteman dengan beberapa orang saja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lang ngomong dong! Diem aja lo, kenapa? Sakit gigi? Atau galau? Nggak mungkin Elang galau tapi." Dika bertanya sendiri, dijawab-jawab sendiri.
"Dengerin kalian ngomong gue langsung pusing," sahut Elang.
"Aturan lo nggak kaget lah, tai. Kita kan hampir dua tahun temenan!" timpal Hugo menggebu. Hugo memang anaknya suka ngegas.
"Giliran Gummy yang berisik aja nggak papa, malah dibilang lucu," Dika menyahut lagi.
"Kapan gue pernah bilang gitu? Nggak pernah," Elang menyangkal. Memang tidak pernah, Dika saja yang suka mengada-ngada.
"Nggak pernah sekali iya," timpal Hugo lagi.
"Tapi Gummy emang lucu beneran sih," Dika malah memuji Gummy.
"Lo sih emang bucinnya Gummy. Gummy ngapain aja juga lo bilang lucu," ucap Hugo. Ini kenyataan. Kenyataan kalau Dika, sahabat Elang sangat menyukai Gummy.
Dika menyengir, dia senyum-senyum sendiri sampai membuat Elang begidik. "Udah lucu, manis, senyumnya adem, anaknya nyenengin, pinter, mandiri, bisa nyanyi, pekerja keras, kurangnya apa sih dia?"
"Kurangnya cuma satu... Dia nggak suka sama lo!" timpal Hugo dengan mantap jiwa.
"Sialan, nggak ada akhlak-"
Kan, Elang bilang juga apa. Urusannya pasti panjang. Oh iya soal Gummy, Elang baru ingat kalau dari kemarin cewek itu tidak menghubunginya sama sekali. Biasanya Gummy tidak pernah ketinggalan merecoki. Mengingatkan sudah makan belum, sudah mengerjakan tugas belum, sudah ini atau sudah itu. Kalau kata Dika, Gummy sudah seperti ibu kedua bagi Elang.