(42) Pergi!

460 92 233
                                    

Jangan lupa tekan bintang untuk Gummy🍭
------

Dulu dirinya sudah bilang, jangan.. jangan berjanji. Karena semua yang berjanji dengannya akan pergi.

-----
Bacanya sambil dengerin lagu yang ada di atas !! Biar tambah enak wkwk.

------

Selamat membaca, semoga kamu terhibur

------

“Lihat deh Lang,” Gummy mendekat, raut wajahnya berninar-binar senang. “Gue buat editan lo sama Shiena, lucu ---“ Tanpa sengaja gerakan Gummy menyebabkan ponsel Elang jatuh ke lantai. Membuat Elang yang sedang berbalas pesan terganggu.

“Aduh sorry-sorry,” Gummy yang panik langsung berjongkok memunguti ponsel Elang yang sayangnya langsung mati. “Lah mati? Aduh masak rusak sih—“

Sudah cukup, Elang sudah tidak tahan. Dia langsung merebut kasar ponselnya yang sekarang sedang dibawa Gummy.

“LO TUH DIEM AJA NGGAK USAH NYUSAHIN SEKALI AJA BISA NGGAK SIH?!” Sentak Elang, dia kembali berdiri. Detik berikutnya dia berdecak frustasi karena ponselnya benar-benar tidak bisa menyala.

“INI SEMUA GARA-GARA LO. KALAU LO NGGAK RIBET INI NGGAK MUNGKIN SAMPAI BEGINI!” Elang menatap marah  Gummy yang masih berjongkok di depannya.

Elang benar-benar terlihat marah. Membuat Gummy tidak sanggup mengatakan satu katapun. Sungguh, dia tidak pernah melihat Elang seperti ini.

“Lo mau nunjukin apa? lo mau kasih tau apa? editan apa?” Elang merebut kasar ipad yang ada di tangan Gummy, melihatnya sebentar lalu terseyum sinis. Kemudian tanpa diduga dia justru melempar keras ipad itu ke depan Gummy sampai ipad-nya pecah. “SAMPAH!”

Membuat Gummy refleks menutup kedua matanya.

“LO TUH SEKALI AJA NGGAK RIBUT BISA NGGAK SIH? JANGAN MINTANYA DIPERHATIIN AJA, JANGAN MAUNYA JADI PUSAT TERUS. LO TAU KAN KALAU BUKAN LO AJA YANG PUNYA MASALAH DI DUNIA INI.”

Gummy berdiri, “gue cuma—“

“Apa?! Cuma apa?" Nada bicara Elang masih keras.

Membuat Gummy lagi-lagi membisu.

"Oh Sheina ya? Gue udah putus sama dia dari beberapa minggu lalu.” Elang tertawa karena Gummy melihatnya kaget. “Dia cuma cewek bego, nggak penting.”

"Lo—“

“Lo jangan sok suci deh, jangan sok baik. Lo bukan siapa-siapa gue, nggak berhak nasehatin gue apalagi ngatur-ngatur gue!” Elang  terus menatap Gummy sinis.

Gummy sekarang memilih benar-benar diam, setelah beberapa kali ucapannya dipotong.

“Lo tau nggak, kalau lo tuh nggak lebih dari cewek pengecut, bodoh, perusuh, pengacau, nyusahin, sampah, sok—“

Gummy refleks menampar pipi Elang. Matanya berkaca-kaca, dia tidak menyangka semua kata-kata itu keluar dari mulut Elang. Menghadirkan sembilu di hatinya.

Elang mengusap-usap pipinya, dia tersenyum miring. “Apalagi kalau bukan sampah? jelas-jelas disakitin tetep bilang nggak papa.” Elang kemudian tertawa, “Gummy Gummy pantes sih lo kalau ditinggal Raga, lo bego sih!”

Tidak menjawab, Gummy hanya mengepalkan erat kedua tangannya. Dia menahan mati-matian air matanya.

“Kalau bukan karena kakak gue yang bodoh itu, gue juga nggak akan mau deket-deket lo. Gue nggak mau temenan sama lo yang freak,” Elang menjeda ucapannya sebentar. “Selama ini gue nahan diri gue buat temenan sama lo yang selalu nyusahin, lo tuh cuma jadi beban buat gue, asal lo tau itu.”

Hello, Gummy. (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang