Jangan lupa tekan bintang untuk Gummy🍭
------"Disakitin sama orang yang paling kita sayangi adalah another level of pain."
------
⚠️ Tolong dibaca pelan-pelan :)
------
Selamat membaca, semoga kamu terhibur :))
------"Kalau kamu begini terus mending kamu nggak usah jadi anak mama! Kamu pergi aja, mama nggak butuh anak pembangkang. Atau mama mati---"
Mata Raga terpejam, "ma.. tolong---"
"Terus kamu mau apa? kamu mau jadi apa? dengerin omongan mama, atau kamu nanti menyesal karena jadi orang yang nggak bisa apa-apa seperti papa---"
"Papa lagi sakit, papa butuh mama. Bukan malah gini."
"Dia sudah cukup menyusahkan mama, Raga--"
"Terus mama maunya apa? Mama mau Raga gila kayak kakak, iya ma?"
"Raga!! Kakak kamu--"
"Kakak begitu karena mama kan? Iya--"
"Cukup! Semenjak kamu lama di Bandung kamu jadi semakin kurang ajar."
"Meskipun papa dan kakak nggak kayak dulu lagi, Raga tetep sayang mereka... Tapi semakin lama sepertinya rasa benci Raga ke mama semakin besar. Maaf." Setelah mengatakan itu Raga mematikan sambungan telponnya sepihak, lalu mematikan ponselnya.
Benci.
Raga sungguh membenci mamanya.
Dia cepat-cepat menghidupkan rokok yang dari tadi ada di depannya. Kalau sudah merokok sembarangn itu tandanya hatinya sangat kacau.
Raga marah, Raga kacau, selama ini keadaannya tidak baik-baik saja.
Keluarganya yang sudah hancur semakin hancur. Raga merasa semesta terlalu jahat kepadanya."Argghh..." Raga menjauhkan ponselnya kasar, sampai ponsel itu tersaruk jauh melewati pintu sekre.
Tapi lajunya tiba-tiba berhenti karena ponsel itu menabrak sebuah kaki bersendal warna pink.
Raga yang awalnya menunduk kini jadi mendongak. Di depan pintu dia mendapati...
Gummy?
Yang sedang tersenyum canggung.
Gummy dengan celana kain dan hoodie kebesaran itu mengambil ponselnya, melepas sendal pinknya lalu masuk.
"Ini kenapa Iphone 12 nya dibuang-buang sih? Kakak udah nggak suka ya? kalau kakak nggak suka mending dikasihin gue aja," Gummy menyengir setelahnya.
Tidak ada senyum milkita seperti biasanya, Raga hanya membisu di tempatnya. Pandangannya yang tadi mengarah ke arahnya kini melengos begitu saja.
Tapi Gummy sudah sempat merekam semuanya. Lampu sekre yang menyala satu masih cukup jelas untuk mengamati keadaan Raga.
Matanya yang jernih memerah, bola mata coklatnya yang biasa berbinar kini berkaca-kaca, raut wajah tampannya menurun.
Gummy bisa melihat mataharinya menggelap, sedang tertutupi gerhana kesedihan.
"Ini?" Gummy mengulurkan ponsel Raga, tapi dihiraukan.
"Oke buat gue aja deh," dia menyengir. Tapi bukannya menyimpan ponselnya, gadis itu tetap menaruh ponsel itu di samping Raga. Setelahnya Gummy berjalan menuju meja komputer, dia melewati Raga begitu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Gummy. (SELESAI)
RomanceDia Caramel Gummy Candy Seperti namanya, anaknya memang semanis permen, selucu jelly bentuk gummy bear, seceria bungkus permen warna-warni, semenyenangkan rasa karamel, cantik lagi.. Tapi gila. Gila dalam artian tidak tahu malu. Selalu out of the bo...