(39) Kenapa?

376 90 161
                                    

Jangan lupa tekan bintang untuk Gummy🍭
------

Terkadang tidak semua hal harus kita tahu, ada hal-hal yang kalau kita tahu justru akan merusak segalanya.

⚠️(Tolong dibaca pelan-pelan sayaaang)

------
Selamat membaca, semoga kamu terhibur

------

Sekarang Gummy dan Raga sudah ada di apartemen. Setelah dari pagi olahraga, makan sampai jalan-jalan, sekarang mereka beristirahat. Sehabis bersih-bersih Gummy duduk santai di depan televisi sembari bermain ponsel. Sedang menunggu Raga yang masih mandi.

Dari tadi tangannya sibuk mengetikkan pesan, sesekali juga menggulir sosial media. Ada yang sedang Gummy cari tahu.

Matanya sangat fokus, pikirannya sedang berusaha mencerna sesuatu. Hatinya dari tadi menimang-nimang apa yang sebenarnya terjadi.

Tapi Gummy tetaplah Gummy. Dari tadi gelagatnya tetap santai, raut wajahnya tetap setenang biasanya.

Padahal kenyataan-kenyataan yang baru saja dia dapatkan mempertipis keyakinannya.

"Kamu mau langsung mulai apa istirahat dulu?" Suara Raga menginterupsi.

Gummy otomatis mendongak, melihat Raga yang sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk sedang berjalan ke arahnya.

Raga dengan kaos putih dan wajah habis mandinnya yang semakin tampan sekarang sudah duduk di sampingnya. Membuat senyum Gummy otomatis tersungging.

"Ganteng banget ya aku, kamu sampai senyum-senyum gitu?" sekarang Raga sudah menghadap lurus ke arah Gummy, raut wajahnya menggoda jahil.

"Ganteng banget," senyum Gummy semakin lebar. "Kenapa sih makin hari makin ganteng? Kan aku jadi tambah sayang."

"Alah-alah bisa aja," Raga meringis kegirangan, tangannya menarik-narik pipi Gummy.

"Sakit tau, aturanya disayang bukan ditarik-tarik."

"Beneran mau disayang?" tanya Raga jahil. "Kalau aku sih malah seneng."

Gummy hanya tertawa.

"Kok kamu ketawa sih? Mumpung sepi ini, sini aku sayang--"

"Sinting!"

"Sinting-sinting tapi pipinya merah," Raga terus menggoda.

"Iya tadi pake blush on mangkannya merah."

Raga tertawa. "mana ada---eh apa gantian kamu yang sayang?" Raga menepuk-nepuk pipinya, "mumpung habis mandi jadi masih wangi."

Gummy lagi-lagi tertawa.

Semenjak jadian memang Raga sudah tidak pernah malu-malu lagi. Raga yang ramah, cool, jaga image, berubah jadi Raga si playful, tidak tahu malu, manja, dangdut, posesif..

Tapi Gummy suka.

Dia suka semua tentang Raga.

"Kalau kakak dangdut terus kapan mulai masaknya?" Gummy cemberut lucu, "jadi diajarin masak nggak sih?"

Raga tertawa, mengelus lembut pipi Gummy. "Iya iya habis ini masak. Kamu mau diajarin masak apa sih?"

"Cumi-cumi asem manis? Kan tadi udah beli bahannya."

"Oh iya," Raga menyengir, namun beberapa detik setelahnya dia jadi bingung. "Tapi sayang, aku nggak tau bumbunya apa aja, takutnya kalau dipaksain entar malah nggak jadi."

Hello, Gummy. (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang