Jangan lupa tekan bintang untuk Gummy🍭
------"Harusnya gue sadar dari dulu... kalau cinta pertama itu nggak akan pernah berhasil."
------
Selamat membaca, semoga kamu terhibur :))
------Setelah mendengarkan cerita, mereka berdua jadi diam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tapi setelahnya Yasa mengambil inisiatif untuk membuka topik duluan. Dia pikir dia laki-laki, dia harus menjaga Gummy. Bukan malah berlarut-larut dalam kesedihan di dekat kakaknya itu.
Akhirnya Yasa menghibur Gummy, meskipun sangat susah karena Gummy kembali membisu. Tapi Yasa tidak gentar. Alhasil setelah duapuluh menit membisu, Gummy sudah mau tersenyum lagi.
“Oh iya, lo udah minum obat lo belum?”
“Belum,” jawab Gummy santai.
“Gila! Nanti lo kambuh gimana? Mana seharian ini lo aktraksi jungkir balik---”
Gummy tertawa, dia terhibur dengan kehebohan Yasa. Sekarang Gummy benar-benar percaya kalau dia dan Yasa sedarah. Sifat mereka banyak kesamaan.
“Jangan lebay deh! pas di taksi mau ke rumah Jane gue udah minum kok. Untung tinggal satu di saku."
“Syukur deh. Nanti gue bilangin mami, biar lo bisa diperiksa atau sekedar dikasih obat sama dokter kenalan mami. Lo tuh seharusnya---”
Gummy hanya diam, membiarkan Yasa terus berceloteh. Yasa pasti tau dari ayahnya. Tadi Yasa juga bercerita soal dia yang ternyata sudah mencari tahu tentang dirinya sejak lama. Pantas saja meskipun baru bertemu, tapi Yasa sudah tahu segalanya.
“Gum gue boleh tanya sesuatu nggak?” Yasa tiba-tiba menyeletuk lagi.
“Nanya ya tinggal nanya, jangan ribet deh."
“Ya siapatau lo nggak mau ditanyain.”
“Tanya aja sih, buru.”
“Hm… soal di taman tadi… lo kenapa sih? Ada masalah apa?”
Gummy sudah menduga kalau Yasa pasti akan bertanya pertanyaan seperti ini.
“Ya ya.. kalau lo nggak mau cerita nggak papa sih. Gue maklum, soalnya—“
“Gue sedih, ternyata selama ini gue nyusahin banyak orang,” sahut Gummy. Membuat Yasa jadi diam.
Gummy tersenyum, tapi senyumnya syarat akan kesedihan. “Orang-orang terdekat gue nyuruh gue pergi… Nggak ada yang lebih sedih dari itu.”
Raga, Elang, Jane, Gummy pikir mereka adalah rumahnya. Tapi nyatanya mereka hanya tempat singgah sementara.
Lalu Gummy mulai menceritakan semuanya. Mulai dari soal Raga dan Belinda. Lalu soal Elang yang ternyata tidak tulus, dia yang ternyata hanya ingin balas budi karena kakaknya. Sampai soal Jane yang ternyata berhianat.
Sebenarnya Gummy masih ingin mempercayai dan membantu semuanya. Mempercayai Raga, membantu Elang, mempercayai Jane yang pasti punya alasan. Tapi sayangnya mereka bertiga menyuruh Gummy pergi.
“Raga? Demi apa? Dia juga nyuruh lo pergi? Dari pengelihatan gue si kelihatannya dia suka banget sama lo.”
Gummy menghela napas, “tapi ternyata enggak.”
Tadi Raga sempat mengejarnya, katanya ingin menjelaskan. Tapi setelah Gummy tunggu ternyata Raga tidak berkata apa-apa. Apalagi setelah Belinda datang, dia tidak berusaha menolak sikap Belinda. Bahkan di depannya, Raga dengan jelas membela Belinda kan? Hanya dari situ saja Gummy tahu, kalau di hati Raga memang ada Belinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Gummy. (SELESAI)
RomansaDia Caramel Gummy Candy Seperti namanya, anaknya memang semanis permen, selucu jelly bentuk gummy bear, seceria bungkus permen warna-warni, semenyenangkan rasa karamel, cantik lagi.. Tapi gila. Gila dalam artian tidak tahu malu. Selalu out of the bo...