(31) Hati-hati Mleyot!

435 91 142
                                    

Jangan lupa tekan bintang untuk Gummy🍭
------

"Bunga daisy itu tanda ketulusan. Rasa cinta, kasih sayang, kekaguman, kehangatan, kesederhanaan, kecantikan....cocok buat kamu kan?”

------

MENYEBABKAN MUAL, MUNTAH, MATA BERKUNANG-KUNANG, HATI-HATI KAWAN.

-----

Selamat membaca, semoga kamu terhibur :))
-----

Raga yang nyawanya masih di awang-awang mengumpat karena ponselnya bunyi berkali-kali. Tidak hanya itu, berkali-kali pintu apartemennya juga diketuk keras.

Sialnya dia sedang tidur di sofa dekat televisi, jadi suara ketukan pintu itu terdengar sangat jelas. Belum lagi suara orang yang sedang mengetuk tidak santai.

“GA! BUKA!”

“GUE UDAH DISINI DARI TADI SETAN!”

“TEMEN NGGAK TAU DIRI—“

Jelas suara teman sialannya, sepertinya kali ini Jeff.

Karena pin apartemennya baru diganti Dirga, bisa dipastikan Jeff tidak tahu. Kebetulan Dirga juga sedang pulang kampung, mungkin baru kembali pagi ini. 

Meskipun dalam hatinya dongkol, walaupun kepalanya pening karena bangun tiba-tiba. Tapi daripada tetangganya mengamuk karena merasa terganggu, sekarang Raga cepat-capet membuka matanya yang masih berat.

Sebelum berdiri Raga duduk di sofa dulu, mengumpulkan kesadarannya yang masih di awang-awang. Mengabaikan sebentar Jeff yang masih heboh di balik pintu. Sesekali matanya melirik jam dinding yang ada di atas televisi..

Jam tujuh pagi. Masih pagi, kemarin Jeff juga tidak bilang ingin datang.

Sumpah merepotkan.

Setelah meminum seperempat air yang ada di atas meja, Raga mulai berdiri. Dengan hati yang masih dongkol, Raga mulai melangkahkan kakiknya panjang-panjang. Tidak sabar mau mengumpati Jeff yang ada di luar.

“Ngapain sih setan?! Lo masih pagi udah ganggu orang aja!”

“Pagi dari Hongkong?! Ini udah jam tujuh bego!”

“Ya masih pagi kan? lagian gue nggak kuliah.”

Jeff berdecak, “susah emang ngomong sama setan kayak lo.”

“Dih kok nyolot lo? Dateng-dateng rusuh ganggu—“

“Heh—“

“Udah-udah jangan rebutin gue gini dong. Jadi pusing kan ini direbutin.”

“Kamu?” kaget Raga, karena di tengah-tengah dirinya dan Jeff tiba-tiba ada Gummy yang menelusup. Tidak menjawab, gadis itu hanya menyengir lucu seperti biasanya.

“Ngapain disini?” Gummy yang belum pernah ke apartemennya sama sekali, tiba-tiba berdiri di hadapannya dengan senyum secerah matahari jam sepuluh pagi. Jelas Raga kaget, lah.

“Emang nggak boleh kesini?” Gadis itu melongo lucu, “yaudah pergi aja—“

“Eh—“ Raga otomatis menarik tangan Gummy. “Bukan gitu.”

“Udah sana lo bocil!” Jeff mendorong-dorong Gummy supaya lebih mendekat ke Raga. “Pakai segala mau pergi, padahal dari tadi subuh udah ricuh mau kesini.”

Hello, Gummy. (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang