7. I love you,Bocil

35 3 0
                                    

Bu Lusi menatap delapan anak bandel yang sekarang sedang berjajar rapi di tengah lapangan dengan posisi kaki kanan diangkat sampai setinggi lutut dengan kedua tangan yang harus naik keatas dengan lurus. Bu Lusi sekarang didampingi oleh pak Jarwo yang sudah tak habis pikir dengan tingkah mereka.

"Dua belas ikan mati karena kalian obok-obok!". Tukas Pak Jarwo marah,guru bahasa inggris itu tampak mengabsen semua wajah murid bandel disekolahnya.

"Pak,sebenarnya bukan di obok-obok tapi-".

"Sama saja tapi ini pakai kapal!".

"Pak". Panggil Fathur sambil menatap nanar kapal barunya yang teronggok di tanah di sebelah kaki bu Lusi."Kapal saya jangan disita ya pak,itu belinya saya harus jungkir balik dulu didepan Papa saya".

"Diam kamu!itu hukuman agar kalian tidak lagi membuat kekacauan disekolah". Tegas pak Jarwo dengan mata melotot.

"Pak,tapi kan kita gak ikut ngerusuh". Ujar Nora dengan wajah lesu."Kita cuma nonton doang,Pak. Sumpah".

"Siapa yang bilang kalian gak ngerusuh?". Tanya pak Jarwo,pria itu tampak memijat pelipisnya dengan wajah frustasi."Kamu apakan anak orang,hah?!".

Nora memasang wajah polos ketika pak Jarwo membahas tentang hal itu karena sebelum itu Nora,Zidny,Insky dan juga tak lupa Ixora si anak polos tak tahu apa-apa. Mereka membuat anak bernama Cindy tidak bisa berdiri dari duduknya karena Zidny dan Nora sengaja memberi lem pada bangku gadis itu. Perihal sepele,Nora dikatakan ganjen oleh anak itu karena nempel-nempel ke Andaru tanpa sopan. Dasarnya Nora anaknya biang kerok,crazy people dan guru ngomong kasar jadilah dendam kesumat Nora harus dikabulkan dengan membuat rok gadis itu menempel di kursinya. Puas banget waktu itu,Nora sampai tertawa terpingkal-pingkal melihat Cindy menangis didepannya.

"Kalian semua ini apa tidak bosan berbuat ulah di sekolah,hah?". Pak Jarwo tak habis pikir bagaimana bisa delapan anak ini mempunyai kekompakan dalam hal melakukan aksi kriminalisasi. Ia memandang Ixora yang berdiri dengan wajah merintih kesakitan."Kamu juga Ixora. Kamu ini polos,cantik dan berbakat dibidang musik tapi kenapa kamu ikut bandel,hah?!".

Ixora meringis,gadis itu tak kuat berdiri dengan satu kaki yang pada akhirnya ia menurunkan salah satu tangannya dan mencengkram erat baju Alrescha yang ada disampingnya.

"Kata mama saya harus kumpul sama anak-anak pintar disekolah,Pak". Ujar Ixora dengan rintihan kecilnya."Mereka semua kan anak pintar".

"Iya,benar juga ya?". Gumam pak Jarwo dengan wajah bodohnya."Ya tapi kan tidak semua hal bisa dicontoh,Ixora. Kamu tidak perlu ikut bandel seperti mereka".

"Tapi kan Rara juga--".

"Sudah...sudah,Bapak sudah hafal dengan jawaban kamu". Kata Pak Jarwo dengan wajah depresi melihat Ixora."Kamu juga sama saja".

"Karena dua belas ikan Koi di kolam ikan mati jadi sebagai gantinya kami menyita kapal kalian agar-".

"Bu,aduh..". Keluh Jenaka sambil menurunkan tangan dan kakinya sambil menatap Bu Lusi."Perkara ikan doang,saya beliin se pulaunya nanti,tapi jangan kapal saya. Nanti saya bawain satu truk deh".

"Jangan bercanda kamu!". Tukas Bu Lusi dengan mata melotot.

"Serius saya mah,sore ini saya anter deh kesini". Ujar Jenaka dengan wajah enteng."Jangan sita kapalnya ah".

"Diam dan kembali ke posisi kamu!". Tukas Pak Jarwo sambil menjewer telinga Jenaka.

"Iya-iya!". Ujar Jenaka sambil mengaduh-aduh sakit.

"Kalian harus berdiri disini selama dua jam!kalau sampai ada yang menurunkan tangan dan kaki akan saya tambah jamnya". Ujar Pak Jarwo dengan tegas."Mengerti kalian?!".

ALRESCHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang