"Zid,gue tau lo cemburu sama Nora". Ujar Andaru sambil menarik lengan Zidny sehingga gadis itu langsung berhenti berjalan.
Zidny menghempaskan tangan Andaru dengan kesal,gadis itu menatap Andaru dengan wajah murka. Bisa-bisanya Andaru malah mengikutinya seperti ini.
"Lo kenapa ngikutin gue?". Tanya Zidny,ia menatap kesekeliling dimana koridor tampak lebih sepi daripada sebelumnya."Nora bisa salah sangka".
Dahi Andaru berkerut."Salah sangka gimana?".
Zidny menyugar rambutnya kebelakang sambil bersandar di dinding belakangnya,gadis itu tampak frustasi merasakan sakit dihatinya. Belakangan ini ia dibuat tak bisa bernafas dengan benar karena disetiap kesempatan yang ia dapat hanya luka,Zidny tidak bahagia dengan perasaannya sendiri.
"Gue cemburu,tapi gue bisa apa,An?". Tanya Zidny pelan."Fathur suka sama Nora dan sampai kapanpun dia gak akan suka sama gue".
"Lo jangan pesimis". Andaru menarik lengan Zidny dan meyakinkannya."Kalau lo berusaha pasti Fathur bakal suka balik sama lo".
Hening.
Zidny memilih beranjak untuk duduk dikursi panjang di koridor sekolah,ia duduk lemas disana. Perasaannya makin kacau dan sepertinya tidak akan ada celah untuknya,Fathur terlalu mencintai Nora sehingga untuk meliriknya pun seperti tidak ada waktu.
"Usaha apalagi yang harus gue lakuin,An?". Lirih Zidny."Kasih permen Yupi kesukaan dia? Sudah,apapun yang dia suka sudah gue kasih tapi apa timbal baliknya?".
"Cuma sakit hati yang gue rasain". Imbuhnya.
Andaru ikut duduk disampingnya,ia menarik sapu tangan dari saku celananya dan memberikannya kepada Zidny ketika ia melihat mata gadis itu sudah berkaca-kaca. Dari yang Andaru lihat,semakin semuanya berusaha semakin juga membuat semua tertekan.
"Lo menyerah terlalu dini". Ujar Andaru pelan.
Terdenger kekehan geli dari bibir Zidny,gadis itu sedang menertawai pemikiran Andaru. Entah bagaimana,gadis itu selalu menganggap bahwa Andaru itu pengecut yang tidak mau terlilit masalah dan selalu menghindar dengan modal sikap dinginnya. Iya,Andaru adalah seorang pengecut bagi Zidny.
"Kenapa ketawa?". Andaru menatap Zidny dengan heran.
Meski tertawa,ditengah itu tampak wajah Zidny yang banjir dengan air mata. Saking sesaknya ia sampai memukul dadanya berulang kali,hal itu pasti akan berlanjut jika saja Andaru tak segera menarik tangannya.
"Lo kenapa sih malah lari cariin gue daripada jelasin ke Nora kalau lo lagi suka sama seseorang? Bikin keadaan tambah rumit saja". Sinis Zidny.
Andaru mengernyitkan dahinya,bagaimana bisa Zidny mengatakan hal itu?.
"Lo kenapa sih,Zid?". Tanya Andaru bingung.
Zidny menoleh dan tersenyum kecut kearah Andaru."Kenapa lo gak suka sama Nora?".
Andaru berdecak kesal,lagi-lagi yang dibahas Nora. Ia terlalu lelah memikirkan hal-hal yang tidak ia sukai.
"Kalau lo mau bahas dia mending gue pergi aja deh". Ujar Andaru,cowok itu berdiri berniat untuk pergi tetapi tangannya malah dicekal oleh Zidny dan digenggam erat oleh gadis itu.
Andaru menoleh dan mendapati Zidny yang menunduk dalam. Tak lama terdengar isakan pelan dari bibir gadis itu sehingga membuat Andaru sedikit tersentak,ia paling tidak suka mendengar orang menangis.
"Zid,kenapa lo jadi gini sih?". Tanya Andaru pelan,ia kembali duduk dan menarik Zidny untuk masuk kedalam pelukannya."Jangan nangis".
"Kenapa,Ru? Hiks...". Tangis Zidny,ia menatap Andaru dengan wajah penuh air mata."Kenapa lo suka sama gue?".
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRESCHA
RomantizmMenceritakan sang ketua geng yang jatuh cinta dengan sosok gadis polos bernama Ixora,ia segalanya dan diratukan oleh Alrescha. Cinta cowok itu tak main-main,ia selalu treat Ixora like a queen,memanjakannya dan menomor satukan gadis itu. Mereka salin...