Alrescha duduk dengan anteng disamping tubuh Ixora sesekali sibuk menjahili gadis itu karena kehadirannya tak dihiraukannya yang membuat Alrescha mencoba untuk merebut atensi gadis itu.
"Ih,Alres!". Pekik Ixora sambil meletakkan sendok makannya dengan kesal.
"Eh,ngambek?". Alrescha menaikkan salah satu alisnya menatap Ixora."Iya beneran lagi ngambek ini?".
"Enggak,Al. Tapi Al itu gangguin Rara yang lagi fokus makan". Ujar Ixora,gadis itu sudah memanyunkan bibirnya sebab sejak tadi Al sibuk menganggunya."Itu makanan Al belum dimakan".
"Maklum,Ra. Orang gabut mah bebas". Celetuk Zidny,gadis itu sibuk bermain gadgetnya tanpa menoleh kearah Ixora.
"Lo bilang Al gabut,Zid?". Tanya Fathur dengan wajah tak menyangka."Dia bukan gabut anjir,gabutnya Al itu paling beda tau".
"Hah?". Alrescha memasang tampang cengo.
"Bukan Al namanya kalau gabut dia gak beli saham tanpa pikir panjang". Tukas Fathur tak habis pikir dengan tingkah temannya.
"Cuma Al yang kalau gabut ngajakin ubek-ubek kolam ikan sekolah". Lanjut Jenaka yang membuat Al menaikkan salah satu alisnya.
"Kok gue?".
"Iya,cuma elo yang kalau lagi gabut malah beli pabrik pempers". Tukas Andaru setengah meledek temannya itu."Elo juga kalau gabut gak pernah bisa tenang anjir".
"Lah,kenapa sampai ke sana-sana sih?". Tanya Alrescha semakin keki."Gabut gue mah gak kayak gitu".
"Terus ngapain?". Tanya Ixora,gadis itu menatap kekasihnya dengan mata mengerjap lucu.
"Gue kalau gabut?". Alrescha sejenak menjeda ucapannya,ia tersenyum penuh arti kearah Ixora yang mendadak membuat gadis itu bergidik ngeri."Ya buat debay lah".
"Anjir! Psycho nih orang". Pekik Insky sambil menggebrak meja.
"Gila tuh bocah". Gumam Andaru tak habis pikir dengan tingkah Alrescha.
"Memang Al mau buat debay sama siapa?". Tanya Ixora.
"Ya sama kamu lah,sayangku!". Pekik Alrescha sambil mencubit kedua pipi Ixora dengan gemas.
"Tapi Al,Rara tuh gak tahu gimana cara buat debay-nya". Timpal gadis itu masih dengan kepolosannya.
"Jangan lagi deh". Nora memijat pangkal hidungnya melihat kepolosan Ixora.
"Tenang saja,aku yang kerja kamu tinggal des--".
"Eh,Anjing! Mulut lo". Zidny memelototi Alrescha yang hampir saja menciptakan pertanyaan asing lagi di otak Ixora.
Alrescha cengengesan melihat kehebohan teman-temannya. Mana mungkin Alrescha juga mengajari Ixora yang tidak-tidak,jelas saja ia sangat menyayangi gadisnya ini.
"Tinggal des apaan sih? Des itu apa?".
"Bukan apa-apa kok,Ra". Ujar Zidny dengan senyum tipisnya."Mulut Al memang gak bisa di kontrol".
Terlihat Fathur dan Jenaka menahan tawanya mati-matian,andai saja Zidny tidak langsung memotong ucapan Alrescha pasti Al sudah dibuat pusing tujuh keliling oleh gadis itu. Akhirnya mereka tak mau berdebat lagi,mereka melanjutkan makannya sebelum bel istirahat akhir berbunyi. Alrescha cengengesan,cowok itu akhirnya merangkul pundak Ixora dan memeluknya dengan erat.
"Al?". Bisik Ixora.
"Hm...". Alrescha menoleh kearah Ixora."Kenapa,hm...?aku tahu loh kamu lagi diemin aku. Coba sini cerita".
"Enggak ih". Ixora langsung cemberut mendengar pertanyaan Alrescha.
Alrescha tertawa pelan,kalau Rara sudah cemberut artinya memang iya tapi gengsi saja gadis itu yang tak mau menceritakan kepadanya. Tidak ada yang bisa menggantikan Ixora dihatinya sejauh ini,Ixora yang mampu menyita atensinya sampai Alrescha benar-benar bertekuk lutut. Tak ada kalimat yang pas untuk mengeskpresikan rasa cinta Alres kepada Rara,tak bisa di jumlah dengan angka dan juga tak bisa di ukur dengan skala. Pokoknya tak terhingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRESCHA
RomansMenceritakan sang ketua geng yang jatuh cinta dengan sosok gadis polos bernama Ixora,ia segalanya dan diratukan oleh Alrescha. Cinta cowok itu tak main-main,ia selalu treat Ixora like a queen,memanjakannya dan menomor satukan gadis itu. Mereka salin...