19. Ixora dan semestanya

33 3 0
                                    






Ixora keluar dari ruang BP diikuti Melisa dari belakang,wanita paruh baya itu tampak mengusap puncak rambut putrinya dengan senyum tulus dan mencoba untuk membuat putrinya itu lebih semangat lagi dalam menjalani hidupnya. Masalah mengenai kejadian kemarin sudah Melisa selesaikan,Bu Angel selaku wali kelas menganggap hal ini hanya kecelakaan biasa dan tidak menganggap Ixora sebagai pelakunya dan Melody sendiri juga sudah memberi keterangan bahwa ia sudah memaafkan Ixora. Bagaimana Ixora tidak cemberut setelah diperlakukan tidak adil oleh Melody didepan banyak orang,ia ingin marah tetapi Melisa melarangnya dan mencoba untuk mengalah dari semua kejadian itu.

"Sabar ya,Mama tahu bukan kamu pelakunya Mama juga sadar dia bohong". Ujar Melisa,wanita itu masih tetap tersenyum. Tangannya terulur untuk merapikan anak rambut putrinya."Kamu harus sabar".

"Kalau Mama tahu kenapa Mama gak bilang ke Bu Lusi dan Pak Jarwo?". Tanya Ixora,gadis itu sudah hampir merengek ke Melisa karena ia tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan.

"Sayang...". Melisa menggeleng kecil."Kita tahu yang sebenarnya bukan berarti kita bisa mengatakannya sedangkan kita tidak memiliki bukti. Biar karma yang menjalankan tugasnya".

"Ma...". Lirih gadis itu sambil memeluk ibunya dengan erat.


"Ixora!". Panggil Insky dari ujung koridor.

Terlihat Insky dan teman-temannya yang lain langsung berlarian menghampirinya diikuti pintu ruang BP terbuka menampilkan Melody dengan wajah sayu pucatnya,matanya langsung bertubrukan dengan mata Ixora. Gadis itu langsung melengos dan tidak mau menatap Melody lagi,bagaimanapun akhirnya Ixora tetap memegang teguh bahwa Melody yang bersalah.

"Ra,gimana?". Tanya Insky yang sampai duluan didepan Ixora.

"Ma?". Alrescha juga ikut datang,tatapannya langsung jatuh kearah Melisa dan Ixora dengan tatapan penuh harap.

Ixora juga ikut melengos dari pandangan Alrescha,ia benar-benar muak dengan keduanya.

"Sudah clear kok". Ujar Melisa,wanita itu tampak tersenyum kearah semua teman-teman Ixora."Kalau begitu Mama pulang ya".

Ixora mengangguk pelan,Melisa tampak berbalik meninggalkan anak-anak itu. Nora langsung mendekap erat lengan Ixora,tatapannya langsung berubah sinis menatap Melody dan juga Alrescha.

"Jadinya gimana?lo masih dituduh?". Tanya Zidny,gadis itu menatap Ixora dengan serius.

"Ixora sudah minta maaf kok sama gue dan gue juga sudah maafin dia". Ujar Melody,gadis itu mencoba merebut atensi mereka dan sepertinya itu berhasil.

Jenaka melebarkan lengannya hingga Melody tersambar mundur dari jangkauan Ixora,cowok itu sengaja agar Melody tidak lagi dekat-dekat dengan Ixora."Lo diem! Gak ada yang ngajak lo ngomong".

"Lo minta maaf ke dia,Ra?". Tanya Nora tidak percaya."Lo gak salah".

Ixora hanya diam saja,gadis itu melepas tangan Nora dan berlalu begitu saja melewati Alrescha.

"Ra...". Panggil Alrescha,cowok itu langsung mengekori Ixora dari belakang dan berusaha mengejarnya.



Melody memutar bola matanya malas melihat Alrescha dan Ixora seperti itu,ia berbalik berniat untuk segera pergi dari hadapan orang-orang bodoh itu tetapi ia malah dihadang oleh Insky,Zidny dan Nora disertai tatapan tajam Andaru,Fathur dan Jenaka.

"Minggir!". Tegasnya.

"Kita semua tahu akal-akalan lo! Lo cuma mau memperdaya Alres!". Ujar Insky,gadis itu tampak mengertakkan giginya menatap wajah Melody."Pelaku ngaku korban,lawak lo!".


ALRESCHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang