33. Berakhir?

32 4 0
                                    

Nora,Zidny dan Insky berdiri tak jauh dari Ixora yang sedang duduk di tribun sekolah dengan menangis,mereka semua awalnya ragu untuk mendekati tetapi semakin melihat Ixora menangis semakin membuat mereka tidak bisa tenang apalagi Zidny,ia yang tidak betah melihat sahabatnya menangis langsung saja menghampiri gadis itu dan tanpa sepatah kata apapun ia langsung memeluk Ixora dengan sangat erat,tak lama Nora dan Insky ikut bergabung juga akhirnya.

"Gak apa-apa,kadang kita juga butuh nangis buat legain semuanya". Ujar Zidny,ia tidak tega melihat sahabatnya seperti ini."Gue memang gak tahu apa yang lo rasain tapi lihat lo kayak gini buat gue juga ikut sakit,Ra".

"Hiks...Alrescha selingkuh,Zid". Adu Ixora,ia semakin menangis dan belum bisa mengontrol kondisinya.

"Lo harus tinggalin dia,Ra. Dia gak pantas buat lo lagi". Ucap Insky disamping Ixora.

Sedangkan Nora tak banyak bicara,ia menarik kepala Ixora dan menghapus air mata gadis itu dengan perlahan."Lo memang polos tapi lo harus kuat,ingat gimana dulu lo berusaha untuk dapatin perhatiannya Alrescha".

"Ra,kalau sudah tahu begini Alrescha gak pantas buat lo perjuangin". Tukas Zidny.

Ixora menunduk dalam,kedua temannya memiliki pendapat yang sama sedangkan yang satu berbeda.

"Rara harus gimana?Rara masih sayang sama Alrescha". Ujar Ixora dengan sesenggukan.

"Ra,apa yang dilakuin Alrescha itu salah". Ujar Zidny,anak itu memutar bola matanya malas."Gue gak nyangka Alres bisa melakukan seperti itu!".

Ixora menggeleng,ia sebenarnya juga tidak menyangka tapi ia tak bisa memikirkan itu sekarang. Sejak kemarin pikirannya diajak traveling terus,berpikir yang tidak-tidak membuat Ixora kewalahan untuk membaginya.

"Ra,lo gak berniat mau terusin ini,kan?". Insky memiringkan kepalanya untuk menatap Ixora.

"Rara mau sendiri". Ujar Ixora akhirnya.

"Ra?". Lirih Zidny,ia tidak ingin meninggalkan Ixora disaat ia masih dalam keadaan terpuruk. Tapi tatapan Ixora memintanya untuk segera meninggalkannya.

"Oke,kita tinggal lo buat me time tapi lo harus ingat kalau kita gak akan pernah ninggalin lo sendiri dalam keadaan apapun". Ujar Insky,ia tersenyum memandang Ixora yang masih sesenggukan itu."Saran gue,lepasin dia karena Alrescha gak pantas untuk diperjuangin".

"Iya,lo harus tinggalin dia dan move on". Ujar Zidny.

Zidny berdiri dan meninggalkan Ixora diikuti oleh Insky dibelakangnya. Kedua gadis itu segera memberi ruang untuk sahabatnya agar ia sedikit lebih tenang,tapi Ixora tidak bisa.

Ixora tak bisa menahan air matanya lagi,sahabatnya meminta ia untuk segera melepaskan laki-laki yang telah lama bersamanya dan itu keputusan yang sangat sulit bahkan Alrescha ada sebelum tiga temannya ini,untuk meninggalkannya butuh waktu yang panjang dan pemikiran yang maksimal bagi Ixora. Tetapi,ketika semuanya mengatakan untuk pergi dan move on,hanya Nora yang meminta Ixora untuk bertahan.

"Tinggalin Rara". Guman Ixora,ia memalingkan wajah ketika Nora bergeser mendekatinya.

Nora tersenyum,ia lantas memeluk sahabatnya itu cukup erat."Bertahan...!!".

Ixora menoleh,menatap Nora dengan mata berkaca-kaca."Bertahan selagi lo bisa,Ra. Perjuangin selagi lo mampu dan jika nanti saatnya tiba...ketika lo udah bener-bener muak dengan cara dia memperlakukan lo,ketika lo udah benar-benar capek sama dia. Pergi!". 

"Pergi dan jangan pernah kembali lagi. Tugas lo sudah selesai, memperjuangkan dia bukan lagi tanggung jawab lo".

Seketika itu,hanya Nora yang mampu menarik sedikit perhatian Ixora. Ia menatap lekat Nora yang ada didepannya dan memikirkan ulang ucapan Nora. Ixora mengangguk kecil,ia menyetujui ucapan Nora. Setidaknya Ixora harus membuktikan jika ia sangat tahan banting,tidak mudah disakiti dan juga kuat. Ia harus menunjukkan kepada Alrescha dan Melody jika Ixora tidak akan bisa diperlakukan seperti itu. Sampai...,Ixora benar-benar lelah dengan Alrescha,ia akan mundur dengan sendirinya.

ALRESCHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang