24. Tragedi Api Unggun

21 2 0
                                    

"Ih bukan gitu,bebbb". Jenaka kesal kepada Insky yang sejak tadi diajari untuk memanah tidak bisa.

Cowok itu menangkap tangan Insky dari belakang dan memandunya untuk menggerakkan tangan dan posisi anak panah kearah titik pusat yang berada beberapa meter didepan mereka. Jenaka meminta Insky menarik tangannya kebelakang dan melepaskan anak panah itu seketika.

"Ah!yeayy kena!!". Pekik Insky dengan senang meskipun anak panah itu tidak tepat pada tengah titik pusatnya. Gadis itu melompat senang sambil memeluk Jenaka."Anjrit! Pinter banget sih sayangku".

Zidny melirik kesamping dimana disebelah kirinya terdapat Insky dan Jenaka yang sedang asik berseru karena Insky pertama kalinya dapat memanah dengan benar sedangkan disisi kanannya ia melihat Nora sedang diajari memanah oleh Fathur,rasa iri langsung menyergap dadanya tetapi Zidny harus bersikap rasional sebab semua demi kepentingan persahabatan mereka. Ia akhirnya mengangkat panahnya tinggi dan sejajar dengan wajahnya untuk berlatih memanah tetapi ketika ia lepaskan busur itu,anak panahnya malah melesat jauh dari arrow-nya.

"Ck...". Decak Zidny pelan.

Ia menarik anak panah dari belakang dan mulai mem-fokuskan dirinya lagi,tetapi dari belakang tangannya ditarik sejajar dengan siku dan wajahnya hingga ia menoleh dan mendapati Andaru dengan diam sedang membenahi letak tangannya agar benar,seperti dihipnotis Zidny bahkan tak bisa mengelak sehingga ia hanya bisa diam dan membiarkan cowok itu menguasai tubuhnya.

"Fokus lihat target bukan gue". Celetuk cowok itu,tatapannya fokus kedepan sambil mengarahkan tangan Zidny persis kedepan.

Zidny menyebikkan bibirnya hingga tatapannya berubah kearah depan diikuti dengan lepasnya anak panah dari tangannya hingga panah itu menembus target persis di titik bulat hitam ditengah target alias tanpa meleset anak panah itu menancap persis ditengah.

Mata Zidny melebar,gadis itu berbalik dan melompat heboh."Finally!!".

"Woahh...hebat bangett!!". Pekiknya sambil menarik-narik lengan Andaru.

Andaru tersenyum hangat melihat kehebohan Zidny yang tanpa sadar menarik perhatian Fathur dan Nora disamping mereka,Nora bahkan mengurungkan niatnya untuk memanah dan tatapannya fokus kearah Andaru yang menatap Zidny dengan dalam.

Nora menurunkan busurnya,gadis itu berbalik dan duduk disamping Alrescha meninggalkan Fathur yang tadinya hendak mengajarinya.

"Loh,kok udahan?". Tanya Alrescha.

"Mendadak mager". Ujar Nora sekenanya.

"Cemburu?". Tebak Al sambil menatap Zidny dan Andaru."Sudah biasa sih lihat lo seperti ini".

"Iya,tapi gue juga gak bisa marah karena gue masih peduli sama Zidny. Dari dasarnya si cowok saja yang brengsek". Cibir Nora,gadis itu meletakkan busurnya dengan wajah tertekuk.

Alrescha tertawa mendengar penuturan Nora,berani-berani gadis itu menjelekkan Andaru dibelakang cowok itu,kalau Andaru mendengarnya mungkin akan terjadi perang dunia.

"Brengsek sih iya,tapi lo juga gak bisa maksa dia buat suka sama siapapun termasuk sama lo". Ujar Al,cowok itu merangkul pundak Nora lalu tersenyum lagi."Pasrah saja ya".

"Ck,gue tampol juga lo". Gertak Nora sambil menunjukkan kepalan tangannya didepan wajah Alres.

"Masyaallah...".

Nora menaikkan salah satu alisnya mendengar kalimat itu keluar dari bibir Alrescha,gadis itu langsung menoleh kearah pandang cowok itu dan menemukan Ixora sedang fokus menarik busurnya untuk memanah dengan salah satu matanya terpejam hingga anak panah itu terlepas dan membuat rambutnya terhempas kebelakang,sehingga gadis itu terlihat cantik berlipat-lipat.

ALRESCHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang