9. Rubah Licik

34 3 0
                                    





Sejatinya tidak ada yang benar-benar polos dari tujuh anak buah Alrescha,mereka semua memang pintar tetapi jangan melupakan bahwa kepintaran akan berubah menjadi kelicikan ketika sebuah rasa haus akan tak mau tersaingi mulai muncul dari dalam benak mereka.

Andaru mendengus pelan dengan dua puluh dua paperbag yang ada di tangannya,jalan saja sudah terseok-seok apalagi kini ia tertinggal jauh dari gadis yang sejak tadi ia buntuti itu,siapa lagi kalau bukan Zidny. Bagaimana Andaru bisa menutup wajahnya sekarang ketika semua pengunjung Mall kini menatapnya dengan wajah prihatin.

Andaru sudah hampir murka dan ingin sekali membanting dua puluh dua paperbag itu tetapi ia tahu bahwa betina yang ia buntuti itu pasti akan mengamuk lebih kejam darinya. Ingat,cewek itu selalu benar dan cowok selalu salah.

"Arrghh...". Erang Andaru akhirnya,cowok itu berhenti sambil menurunkan dengan rapi paperbag itu. Ia sudah tidak peduli dengan perempuan yang tadi ia buntuti.

Wajah Andaru tampak depresi setiap kali Zidny marah kepadanya pasti auto dia menjadi budak Zidny. Itu sudah pasti dan akurat sebab Zidny tak akan mau membuat cowok itu hanya minta maaf dan besok akan mengulangi hal yang sama,ia mau mereka merasakan jera dan tidak akan mengulanginya lagi.

Tapi terkhusus Andaru,cowok itu sepertinya betah untuk dihukum oleh Zidny.

"Gimana,kapok gak?".

Andaru mendongak menampilkan wajah Zidny yang tampak tersenyum mentereng dengan dua es krim ditangannya.

"Nih,buat lo". Katanya sambil menyodorkan satu es krim kearah Andaru.

"Gak". Tolak Andaru mentah-mentah.

"Gue bukan nawarin,ini perintah dan wajib lo makan". Ujar Zidny dengan wajah serius.

Andaru menghembuskan nafasnya pelan,anak itu langsung menerima es krim itu dengan wajah tidak rela. Kini bagaimana Andaru harus membalas tingkah mengesalkan Zidny?ia harus apakan gadis didepannya ini agar besok anak itu tidak berani menganggunya lagi.

"Masih mau ledekin gue lagi?". Tanya Zidny,ia sedikit tergelak melihat seluruh lengan Andaru memerah sebab menggendong dua puluh dua paperbag berisi semua belanjaannya,gadis itu memang gila karena tak merasa kasihan dengan Andaru.

"Gak lagi,Zid". Tukas Andaru dengan datar.

Zidny terkekeh,gadis itu memakan es krimnya lagi dengan pelan."Jadi kalau Alrescha gak mau ngasuh gue juga berarti elo yang harus ngasuh gue".

"Iya". Ujar Andaru sambil mengangguk-anggukan kepalanya polos bahkan masih sibuk menyendok es krimnya.

Satu detik..

Dua detik...

Tiga detik....


Andaru langsung mendongak kearah Zidny dengan wajah terkejut.

"HAH APA?!KAGAK!KAGAK!GUE GAK MAU!". Pekik Andaru dengan mata melotot,wajah syok sambil menatap Zidny dengan wajah ngeri.

"Heh,santai dong. Pelan-pelan,jadi banyak yang lihatin kita,Bego". Ujar Zidny sambil dengan entengnya menggeplak belakang kepala Andaru.

Untuk pertama kalinya,baru kali ini Andaru di pukul oleh orang lain dan orang itu adalah perempuan. Wajahnya yang terlihat marah seolah ingin membalas perlakuan Zidny tetapi ketika melihat Zidny langsung tertawa membuat Andaru mencoba untuk mengendalikan iblis didalam dirinya. Ia selalu merapalkan kalimat ini di hatinya.

'Tahan,An. Dia cewek'.

Mungkin kalau Zidny cowok sudah habis oleh bogeman mentah Andaru.

ALRESCHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang