Lagi-lagi Ixora tampak murung ketika pagi ini ia harus berangkat bersama dengan Dylan,entah apa yang sedang Alrescha lakukan sehingga cowok itu tak sempat untuk menjemputnya. Cowok itu hanya mengiriminya sebuah pesan singkat yang mengatakan bahwa cowok itu akan berangkat ke sekolah telat sehingga meminta Ixora untuk pergi ke sekolah sendiri,pada akhirnya Dylan yang mengantarnya ke sekolah.
Ixora berakhir memandang jalanan dengan rasa malas,padahal semalam ia menghabiskan waktu bersama dengan Alrescha,mengukir kisah konyol yang bahkan sampai sekarang masih terngiang di pikirannya tetapi kini mulai menjadi kenangan mengesalkan baginya.
Meski begitu separuh hatinya masih memaklumi cowok itu,menganggap bahwa alasan cowok itu masih bisa di toleransi. Ixora terlalu mencintai Alrescha dan cowok itu sudah menjadi bagian dalam hidupnya.
"Kenapa murung terus sih,Dek?". Dylan mengusap tangan bebas Ixora yang duduk disampingnya."Mau kakak bicara sama Al?".
Ixora menggeleng."Gak kak,Al lagi sibuk".
"Terus kenapa sedih?". Tanya Dylan,sesekali Dylan melirik adiknya yang terlihat murung sembari fokus menyetir mobil. Belakangan ini ia sering melihat Ixora murung dan itu membuatnya risih."Masih gak baik-baik saja?".
Ixora menggeleng kecil,justru semalam hubungannya dengan Al semakin rekat dan sudah pulih tetapi entahlah Ixora merasa semalam hanyalah sebuah aksi menenangkan diri atau lebih tepatnya Alrescha sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Ixora boleh saja gadis polos dan lugu tetapi itu tak membuat Ixora menjadi bodoh sebab dibalik wajahnya yang polos Ixora sangatlah pintar,bagaimana bisa Ixora menganggap bahwa kini ia sedang baik-baik saja?.
"Satu-satunya kebahagian kakak itu lihat kamu senyum dan bahagia,Ra. Terus gimana kakak bisa bahagia kalau lihat kamu seperti ini?". Tanya Dylan,nadanya benar-benar sedih sehingga hal itu membuat Ixora menatapnya.
"Kenapa kakak bilang begitu?". Ixora memandang kakaknya dengan wajah sedih."Kebahagiaan kakak bukan cuma Rara doang,ada Papa sama Mama juga tau".
Dylan tersenyum tipis."Iya".
Ixora menggengam tangan Dylan lalu tersenyum dengan lebar."Rara gak sedih lagi kok,kak. Lihat nih Rara senyum jadi kakak gak boleh ikut sedih ya?".
Dylan terkekeh pelan."Iya,pinter adek gue".
"Sayang kak Dylan". Gumam Ixora,gadis itu memeluk lengan Dylan dengan erat.
Sejenak Dylan membuat gadis lugu itu melupakan masalahnya,Ixora hanya berharap semua segera kembali pulih,tidak ada lagi kesedihan dalam hatinya hanya karena masalah sepele.
🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️
"Jenaka!!!".
Ixora tampak menghentak-hentakkan kakinya kesal di koridor sekolah,wajahnya sudah tertekuk marah pasalnya Jenaka dengan iseng mengambil sepatunya dan membawanya kabur sehingga Ixora berkeliaran di sekolah hanya dengan satu sepatu kirinya.
"Jenaka ihh!!". Ixora semakin kesal,gadis itu berlari mengejar Jenaka.
"Ambil sini kalau bisa,Ra". Goda Jenaka sambil menenteng sepatu milik Ixora tinggi-tinggi.
Dari dasarnya Jenaka Jayska Altair senang sekali menggoda Ixora membuat cowok itu mempunyai seribu cara untuk menggoda gadis itu,contohnya seperti ini.
Jenaka berlari menyusuri koridor dan dibelakangnya tampak Ixora yang mengejarnya sambil berteriak-teriak sampai nafasnya tersenggal-senggal.
"Eh...,Ra lo ngapain?". Zidny terkejut melihat Jenaka dan Ixora sedang kejar-kejaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRESCHA
RomanceMenceritakan sang ketua geng yang jatuh cinta dengan sosok gadis polos bernama Ixora,ia segalanya dan diratukan oleh Alrescha. Cinta cowok itu tak main-main,ia selalu treat Ixora like a queen,memanjakannya dan menomor satukan gadis itu. Mereka salin...