34. Kalut

23 1 0
                                    

Andaru berjalan mondar-mandir dengan wajah gelisah,sejak empat puluh lima menit yang lalu tak ada hentinya. Ini kali pertama Andaru tampak tidak tenang,ia sedang memikirkan perasaannya yang bercabang tapi tidak mampu untuk menyelesaikannya. Sejenak,ia terpaku terhadap Zidny tapi bayang-bayang Nora juga ikut menghantuinya.

Berbeda dengan ketiga temannya yang tampak sama-sama sedang kosong kecuali Jenaka. Memang dari mereka hanya Jenaka yang tampak tak diterpa banyak masalah tapi melihat ketiga temannya yang sedang kalut membuatnya sedikit tidak tenang. Jenaka menghela nafasnya pelan menatap Andaru yang mondar-mandir didepannya,Fathur yang hanya menatap akuarium ikan koi-nya sambil melamun sedangkan Alrescha...ia terduduk di lantai,kaki terlipat dan memeluk lututnya sudah persis seperti orang depresi. Bagaimana Jenaka tidak heran?bagaimana Jenaka harus terlihat tenang-tenang saja saat ini?tentu saja tidak bisa.

"Guys,kalian semua kenapa sih?". Tanya Jenaka akhirnya,ia sudah terlanjur bingung dengan ketiga temannya."Gue sih gak heran sama lo,Thur. Pasti gak jauh-jauh dari Nora".

Jenaka menatap Andaru dengan wajah malas."Lo juga,tumben banget kayak orang bingung gitu,mata gue sakit lihat lo mondar-mandir mulu".

Andaru tak menyahut,ia masih sibuk mondar-mandir tanpa berniat untuk merespon Jenaka.

Kesal dicuekin,Jenaka langsung berpindah tempat didepan Alrescha dan memandangi cowok itu dengan heran,bingung sekaligus kesal. Ada moment saat dimana Jenaka lebih suka melihat Alrescha ceria dibanding seperti itu dan jujur saja Jenaka rindu dengan tingkah konyol mereka.

"Dan lo kenapa?". Tanya Jenaka menatap Alrescha yang masih setia memeluk lututnya dan menenggelamkan kepalanya disela-sela kaki."Gue heran deh,kenapa lo sampai bisa main belakang dari Ixora sih?Rara kurang apa sama lo?".

"Itu yang masih gue tanyain di pikiran gue". Gumam Alrescha pelan,sebagian besar terdengar seperti seseorang yang sudah lelah dengan pemikirannya sendiri.

Jenaka menarik nafasnya panjang menatap keasingan didepannya,menurutnya Alrescha sedang berniat untuk menyalahkan dirinya sendiri,membungkam dan menenggelamkan pikirannya sedalam mungkin dengan permasalahannya yang semakin meledak.

Jenaka yang melihat Alrescha terpuruk seperti itu hanya bisa menepuk pundaknya tiga kali."Gue gak tau apa isi kepala lo. Gue gak tau apa yang lo butuh,tapi gue tau lo cuma pengen tenang. Tenang dalam hal apapun. Dewasa membuat lo makin takut buat lakuin sesuatu...".

Jenaka tersenyum melihat perlahan Alrescha mendongakkan kepalanya,Fathur mulai menatapnya dan Andaru berhenti mondar-mandir meski Jenaka hanya melihat pergerakan Alrescha saja.

"Dulu lo gak pernah sekeras ini ke diri lo sendiri,apa yang buat lo begini sih? Apa cara semesta buat mendewasakan memang selalu ini?".

Alrescha menatap kearah Jenaka dengan tatapan mata yang paling sedih yang pernah Jenaka lihat dari cowok itu.

"Gue tahu,lo capek kan?". Tanya Jenaka sambil tertawa sumbang."Gue tahu,tapi lo gak bisa berbuat apapun dan lo cuma bisa menjalani kehidupan layaknya manusia yang lain. Mungkin sekarang semesta lagi gak berpihak sama lo,tapi someday lo bakal dapatin itu. Pasti".

Jenaka menyugar rambutnya ke belakang sambil tertawa geli melihat ketiga sahabatnya yang biasanya lebih waras darinya mendadak jadi linglung,yang biasanya akan bertingkah mengesalkan dan membuat kekacauan malah harus menyaksikan ketiga temannya yang seperti kehilangan jati dirinya. Jenaka menatap ketiganya secara bergilir sambil menertawainya.

"Guys. C'mon ,mana kalian yang dulu yang bahkan masalah percintaan bukan jadi masalah besar buat kalian. I know,gue memang gak tau apa yang lagi kalian rasain dan jujur aja memang gue gak mau tau tentang itu tapi...setidaknya disini masih ada gue,anak-anak Aerglo yang lain. Kenapa kalian bertiga gak lari ke gue?kenapa kalian gak kasih kepala lo dibahu gue yang gak berguna ini?ayolah guys,sini sharing sama gue". Tukas Jenaka dengan panjang lebar,tertawa yang semula besar mendadak mulai mengecil digantikan wajah kecewanya."Jujur saat ini memang gue gak punya masalah tapi suatu saat nanti pasti ada dan itu akan datang,disuatu saat itulah baru gue butuh kalian. Nanti gue yang berantakan bakal lari ke kalian buat senderin kepala sambil ngeluh...gue yang suatu saat bakal nangis disamping lo semua sambil sharing ke lo gimana rasanya gue saat itu. Ayolah,jadiin gue berguna bagi sahabat gue sendiri".

ALRESCHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang