Alsa dengan cepat memakai masker dan topinya sambil berlari melewati koridor sekolah. Tujuannya sekarang adalah toilet.
Sesampainya di toilet keadaannya masih sama, sepi. Karena memang bel sudah berbunyi sekitar 1 menit yang lalu.
Satu yang menggambarkan keadaan Alsa saat ini. Sesak, dadanya terasa sangat sesak. Banyak pertanyaan yang berada di kepalanya sekarang.
Bagaimana bisa sangat mirip?
Siapa laki laki itu?
Apakah kembaran masa lalunya?
Tidak mungkin bukan seseorang yang sudah mati kembali hidup lagi?
Lalu kenapa bisa sepersis itu wajahnya?
Alsa memegang kepalanya yang terasa berdenyut karena memikirkan banyak pertanyaan di kepalanya. Dengan cepat ia membuka tasnya lalu mengambil botol kecil yang berisi obat-obatan yang biasa ia minum saat sedang 'kambuh'.
Setelah mulai membaik, ia memakai kembali topi dan maskernya mencoba melupakan pemuda itu setidaknya untuk sementara ini.
Alsa berjalan cepat keluar toilet untuk ke kelas barunya. Takut gurunya sudah sampai di kelas.
Setelah perjalanan yang melelahkan, karena harus berjalan menelusuri sekolah yang sangat luas akhirnya Alsa sampai di depan pintu yang bertuliskan kelas XI IPA 2.
Saat mau melangkah masuk, suara lembut menyapa pendengarannya. Membuat Alsa membalikkan badan.
Matanya menangkap ada seorang wanita cantik yang berpakaian seperti guru di hadapannya.
"Kamu anak baru itu ya?" Tanyanya dengan suara yang lembut.
Alsa tersenyum tipis di balik maskernya. "iya bu."
"Baik, kalo gitu ayok masuk," Ajak guru itu kemudian membuka pintu. Sontak kelas yang tadi berisik dengan ocehan para murid menjadi hening.
Seluruh pasang mata memusatkan perhatian mereka kepada guru yang baru masuk dengan seorang perempuan bertopi dan menggunakan masker yang berjalan di belakang guru itu.
"Selamat pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru yang mungkin sebagian dari kalian sudah mengetahui kabar ini," Sapa guru tersebut menatap seluruh anak muridnya.
"Sebelumnya perkenalkan dulu nama ibu, bu Nadine." Lanjutnya memperkenalkan diri pada Alsa.
"Sekarang gantian kamu yang memperkenalkan diri kepada semuanya."
Alsa mengangguk. "Hallo, gue Alsava Rycca Beatarisha. Panggilan Alsa. Pindahan dari Bandung." Ucapnya seperlunya.
"Kok ngga di buka masker sama topinya?"
"Iyanih, kenapa?"
"Bukalah masker mu aisyah.."
"Buka dong, kan pengen liat mukanya."
"Jelek kali mukanya, makanya di pakein masker sama topi kayak gitu."
Ucapan murid yang terakhir membuat semua murid memusatkan perhatian kepada yang bersuara.
BUKK!
"Anjir! sakit kepala gue El. Kurang ajar lo," Sungut Galang sambil mengusap ngusap kepalanya yang di pukul buku tebal oleh Elang.
"Mulut lo julid banget setan!" Tegur Elang.
Siapa lagi kalo bukan mulut julid Galang yang berbicara tadi.
"Tiati lo ngomong kayak gitu, tau-tau cakep nganga lo," Sahut Haven melirik sinis ke arah Galang.
"Oke." Suara Alsa membuat pandangan murid yang ada di kelas menatapnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSAV
Teen Fiction[SEBAGIAN PART SUDAH DI PRIVATE, FOLLOW DULU UNTUK MEMBACA BAGIAN DI PRIVATE!] "Cantik-cantik kok jutek." "Terimakasih atas pujiannya." Alsava Rycca Beatarisha. Panggil saja Alsa. Mempunyai masalalu yang cukup suram membuat seorang Alsa yang dulunya...