Semua murid berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Tapi tidak dengan seorang gadis yang masih melungkupkan kepalanya pada lipatan tangan di atas meja. Alsa, sejak pelajaran terakhir ia sudah tertidur. Karena jamkos jadi ia bisa leluasa tidur dan tidak ada yang mengganggu.
"Woi Ar ayok balik, lama lo!"
Samar-samar Alsa mendengar seruan itu. Ternyata masih ada orang di dalam kelas ini, fikirnya. Alsa sebenarnya sudah terbangun saat mendengar suara murid ricuh untuk keluar kelas.
Tadi juga ia sempat di ajak pulang bareng dengan Bila, tapi Alsa menolaknya karena ia membawa motor.
"Iya, sabar!" Balas pemuda itu yang bernama Arya.
Saat ia berjalan menuju pintu, mata Arya menangkap seseorang yang sedang melungkupkan kepalanya di atas lipatan tangan.
"Alsa?" Gumamnya.
Lalu Arya menatap kearah pintu dimana teman temannya sedang menunggu.
"Kalian duluan keparkiran sana! Gue ada urusan sebentar."
"Yeh si kampret, udah di tungguin juga," sungut Galang.
"Ck, udahlah ayok!" Decak Elang menyeret Galang pergi dari sana, dan di ikuti Haven dan Rey.
Setelah teman temannya menghilang dari pandangan Arya, ia berjalan ke arah meja Alsa.
Nih anak budeg? Sampe bel sekolah aja ngga kedengeran?. Batin Arya heran.
Baru maju satu langkah tiba tiba Alsa mengangkat kepalanya lalu menatap Arya "kenapa?" Tanyanya dengan muka bantal.
Kok gemes, batin Arya saat melihat muka bantal Alsa.
Melihat Arya yang hanya diam seraya menatapnya, membuat Alsa mendengus.
"Gak ada apa apa kan?" Tanyanya sambil mengambil tasnya lalu di sampirkan di pundaknya. Maju satu langkah lalu menggeser tubuh Arya yang menghalangi jalan. Lalu ia berjalan keluar kelas. Meninggalkan Arya yang masih menatapnya cengo.
"Ini serius seorang Arya di tinggalin?" Gumamnya menatap punggung Alsa yang mulai menjauh.
Setelah sadar buru-buru Arya menyusul Alsa keluar kelas. Sedikit berlari untuk menyamakan langkahnya, sehingga sekarang ia berjalan sejajar dengan Alsa. Menatap wajah datar Alsa yang menatap lurus kedepan dari samping.
"Al, pulang sama gue mau nggak?"
Pertanyaan dari Arya membuat Alsa menghentikan langkahnya.
"Nggak, terimakasih."
Alsa kembali melanjutkan jalannya dengan Arya yang masih berjalan di sampingnya.
"Tapi gue ngga butuh penolakan," Tukas Arya menatap lurus.
Lagi-lagi Alsa menghentikan langkahnya, melirik Arya. Lalu tersenyum miring.
"Nggak perduli," sinis Alsa lalu berjalan sedikit cepat.
Arya melongo mendengar petuturan Alsa, jutek sekali perempuan itu kepadanya. Harga dirinya tercoreng. Ini pertama kalinya ia di perlakukan sinis oleh perempuan. Biasanya perempuan lah yang mengejar-ngejarnya.
Arya berlari kembali menyamakan langkahnya dengan Alsa. Alsa yang melihat itu mendengus kasar, ia menghentikan langkahnya lagi. Mata tajamnya menatap Arya di sampingnya.
"Ngapain?" Tanya Alsa mencoba sabar dengan makhluk di sampingnya ini.
Arya ikut menatap wajah Alsa di sampingnya.
"Ngikutin lo pulang, gue mau mastiin lo aman. Lo mau pulang kan?"
Alsa menggeleng menatap Arya datar. "Toilet," putusnya lalu pergi menjauh ke toilet perempuan, meninggalkan Arya yang menahan malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSAV
Teen Fiction[SEBAGIAN PART SUDAH DI PRIVATE, FOLLOW DULU UNTUK MEMBACA BAGIAN DI PRIVATE!] "Cantik-cantik kok jutek." "Terimakasih atas pujiannya." Alsava Rycca Beatarisha. Panggil saja Alsa. Mempunyai masalalu yang cukup suram membuat seorang Alsa yang dulunya...