24. Alsa dan Bunda Rey

133 17 11
                                    

"Kenapa lo pukulin Haven?"

Langkah Rey berhenti saat mendengar suara dari Arya yang menatapnya dengan tatapan intimidasi.

Rey diam sejenak. "Pengen aja."

Arya langsung berdiri dari duduknya. "Orang gila lo? Haven temen kita Rey."

"Nggak ada yang bilang dia musuh kita."

Arya menipiskan bibirnya, mencoba sabar. "Gue serius."

"Sejak kapan gue bercanda?" Setelah itu Rey melangkah masuk kedalam markas, meninggalkan Arya yang menatapnya kesal.

"Kenapa gue bisa temenan sama dia?"

🦋🦋🦋

"Halo? Kenapa Bun?"

Saat ini Rey dan teman-temannya sedang berada di dalam kelas, menunggu bel masuk.

"Halo? Maaf ini dengan anaknya ibu Dinda?"  Kedua alis Rey menyatu begitu mendengar suara dari sebrang sana bukan suara Bundanya.

"Iya benar, ada apa ya?"

"Sebelumnya maaf kalau saya lancang membuka ponsel milik Bu Dinda. Saya Dokter di rumah sakit Kartika. Saya hanya ingin memberi tahu kalau Orang tua kamu sedang berada di Rumah sakit Kartika."

Rey berdiri dari duduknya membuat Arya dan teman-temanya bingung. Jantung Rey berdetak sangat cepat.

"B-bunda saya memangnya kenapa ya Dok?" raut wajah Rey mendadak panik.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Hanya saja penyakit asma yang bunda kamu miliki kambuh. Bunda kamu sempet pingsan tadi, jadi langsung di bawa ke rumah sakit."

Rey meraup wajahnya. "Kalau begitu saya kesana sekarang Dok."

Arya dan teman-temannya semakin di buat bingung. 

"Baik, terimakasih Dok."

Setelah menutup telfonnya, Rey bergegas merapihkan tasnya.

"Ada apa Rey?" Arya menahan tangan Rey meminta penjelasan.

"Nyokap kambuh, gue harus ke rumah sakit sekarang," tatapannya beralih pada Elang.

"Izinin gue kalo ada guru yang nanya." Elang mengangguk cepat.

"Gue cabut, Assalamualaikum," pamitnya.

"Waalaikumsalam.." jawab Arya dan teman-temannya serentak.

Rey berjalan keluar kelas,  namun saat di tengah jalan menuju parkiran ia bertemu dengan Alsa.

"Mau kemana lo?"

Rey menghentikan langkahnya. "Ke rumah sakit."

"Siapa yang sakit?" Tanya Alsa penasaran.

Sebenarnya Rey malas menjawab. Namun melihat Alsa yang terlihat sangat penasaran membuatnya terpaksa menjawab. "Nyokap."

Setelah itu Rey kembali melangkah menuju parkiran. Selang tiga langkah ia merasa ada yang menarik jaket nya dari belakang membuatnya terpaksa menghentikan langkahnya lagi.

Saat menengok kebelakang ia melihat Alsa yang ternyata memegang ujung jaketnya. Alis Rey naik satu, seakan bertanya 'kenapa?'

Alsa terlihat seperti ragu-ragu untuk berbicara. "Gue.. boleh ikut ke rumah sakit nggak?"

Rey menyirit begitu mendengar ucapan Alsa. "Buat apa?"

Alsa melepaskan pegangannya pada jaket Rey. "Pengen lihat keadaan mamah lo?" 

ARSAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang