09. Ragu

277 35 4
                                    

"Ngapain masih disini?"

Arya menggulum bibirnya. "Ini.. nggak di suruh masuk gitu?"

Alsa menaikkan alis terkejut, detik selanjutnya Alsa menatap mobil mamah papahnya yang sudah berada di halaman rumahnya. Dahinya membuat kerutan.

Tumben sekali jam segini sudah ada di rumah?

Pandangannya kembali menatap Arya yang masih setia menunggu jawaban Alsa. "Gak. Dah sana balik."

"Kenapa? lo takut kita dikira pacaran? Tenang aja, nanti gue yang jelasin ke bokap nyokap lo kalo kita ini cuma temenan."

"Dih? Pd amat. Mereka juga nggak akan peduli. Udah sana balik." Alsa buru-buru mengusir Arya karena Alsa yakin sebentar lagi akan ada keributan di rumahnya.

"Gue tamu loh, masa di usir gitu. Nggak di bolehin masuk pula," protes Arya.

Alsa berdecak. "Kan lo tamu tidak di undang. Udah sana cabut. Adek lo lagi sakit. Ga boleh di tinggal lama-lama."

Arya tertawa kecil. "Adek gue bukan anak TK lagi kali, yang kalo sakit harus di temenin 24 jam. Lagi pula disana kan ada temen-temen gue."

Alsa menggerutu dalam hati. Laki-laki ini kenapa lama sekali pulangnya? Alsa takut Arya akan mendengar keributan yang terjadi di rumahnya. Alsa tidak mau orang-orang mengetahui kehidupannya terlalu jauh.

"Trus lo mau sampe kapan disini hah? Nggak gue izinin masuk juga," Alsa mencoba sabar.

Arya memiringkan badannya, menatap Alsa serius. "Lo kenapa si nggak ngebolehin gue masuk?"

Alsa menggaruk alisnya, bingung harus menjawan apa. Terlebih sekarang Arya sedang menatapnya intens.

"Padahal cewek-cewek disekolah aja pengen banget rumahnya di masukin cowok ganteng kayak gue," lanjutnya memuji diri sendiri sambil terkekeh.

Mendengar itu Alsa menghela nafas kasar. Sial, ia sudah panik tadi. Memikirkan alasan yang masuk akal agar laki-laki di depannya ini percaya, tapi ternyata memang Arya ini sepertinya tipikal orang yang sulit diajak berbicara serius.

Alsa kembali berdecak. "Lo milih pulang sendiri atau gue usir paksa?"

Arya tersenyum menggoda lalu mengangkat dagunya menantang. "Contohnya usir paksa itu gimana?"

"Oh nantang lo? Oke. Nih gue kasih contoh usir paksa itu gimana."

Setelah mengatakan itu Alsa mundur lalu mengambil selang yang berada di samping mobil papahnya.

Melihat itu mata Arya membola. Buru-buru ia menyalakan mesin motornya lalu bergegas pergi sebelum terkena semprotan air dari Alsa.

"Yeh.. kabur.." beonya, namun sedetik kemudian ia tersadar.

"Assalamualaikum!" teriaknya pada Arya yang belum terlalu jauh.

"Waalaikumsalam!" samar-samar Alsa dapat mendengar jawaban dari Arya. Alsa terkekeh lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.

Namun senyum Alsa seketika luntur saat mendengar suara pecahan kaca dari dalam rumah. Alsa berdecak, kan.. betul apa yang ia katakan tadi.

Alsa menatap pintu rumahnya. "Masuk atau nggak?" tanyanya bingung pada diri sendiri.

"Masuk nggak, masuk nggak.." ucapnya lagi menimang-nimang.

Alsa menggigitt bibir bawahnya kecil.

"Masuk aja lah, udah biasa juga kan?"

🦋🦋🦋

"Habis ngapain aja lo sama Alsa?"

ARSAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang