"LO MAU NIKUNG TEMEN LO SENDIRI HUH??!"
"BRENGSEK!"
BUGH!
"REY!"
Suasana semakin ricuh, sekarang terjadi adu tojos antara Rey dan Haven. Membuat Elang dan Galang kesulitan mengendalikan mereka.
BUGH!
"SIALAN!" Rey yang semakin tak terkontrol terus memukuli wajah Haven.
"REY, HAVEN STOP!" Alsa pun ikut kelimpungan. Kenapa suasana menjadi ribet seperti ini.
Alsa berfikir sejenak. Tidak ada cara lain, ia harus nekat.
BUGH!
Kali ini Rey yang terjatuh karena tonjokan Haven. Alsa bisa melihat kemarahan yang belum pernah ia lihat dari Haven.
Rey bangun lalu bersiap-siap ingin memukul Haven lagi. Namun sayangnya bukan Haven yang terkena pukulan itu, melainkan Alsa.
Rey membulatkan matanya. Haven yang terkejut langsung jongkok memeriksa keadaan Alsa.
"Al? Lo nggak papa?"
Alsa menggeleng, ia merasa ada rasa asin di mulutnya. Saat tangannya menyentuk bibirnya ternyata ada darah disana. Haven yang melihat itu pun panik, matanya menatap marah ke arah Rey yang masih diam berdiri kaku menatap Alsa.
"Lo goblok hah?! Liat, Alsa bibirnya sobek! Tolol ya lo?!" Haven mendorong pundak Rey membuatnya tersadar. Buru-buru Rey jongkok melihat Alsa.
"A-al, lo baik-baik aja?" suara Rey terdengar bergetar, membuat Elang yang mendengarnya heran.
Alsa mengangguk, masih meredakan rasa perih di bibirnya.
"G-gue bawa ke rumah sakit ya?" tanya Rey lembut. Alsa menyirit bingung saat menyadari perubahan nada Rey.
Namun Alsa mencoba mewajarkan, mungkin karena Rey panik. "Nggak usah, gue mau pulang aja."
"Tapi Al-"
"Lo jangan pulang. Ikut kita ke markas dulu," perkataan Haven terpotong dengan ucapan Rey.
Saat melihat Alsa yang ingin menolak, Rey buru-buru memotong. "Gue ngga terima penolakan." Tegasnya menatap Alsa.
Rey menatap Arya yang masih senderan di kursi bar, sedari tadi sepertinya ia sudah tidak sadar. "El, bawa Arya cabut."
Elang mengangguk lalu mengajak Galang untuk membopong Arya keluar dari club.
Haven menyodorkan tangannya untuk Alsa bisa berdiri. Namun sebelum Alsa memegang tangan Haven, ia di kejutkan dengan tubuhnya yang tiba-tiba melayang membuatnya terpekik.
Ternyata Rey yang menggendong tubuh Alsa ala bridalstyle.
"Turunin gue. Apa-apaan sih lo?" teriak Alsa spontan.
Rey kembali pada wajah datarnya. "Gausah berisik."
"Yaudah kalo ga mau gue berisik, turunin gue sekarang."
Rey tidak menjawab justru melangkah kan kakinya keluar club.
"Budeg ya lo? turunin gue!"
"Berisik."
"Makanya turunin gue. Yang luka tuh bibir gue, bukan kaki. Gue bisa jalan sendiri!" tegasnya bersikukuh.
"Cukup diam, tutup mulut lo, dan ikut gue."
Begitu melihat Alsa ingin bersuara, Rey langsung memotong. "Kalo masih ngebantah, gue banting lo disini."
"Emang berani?" tantang Alsa, karena ia yakin Rey tidak mungkin betulan ingin membantingnya. Terlebih Alsa ini perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSAV
Teen Fiction[SEBAGIAN PART SUDAH DI PRIVATE, FOLLOW DULU UNTUK MEMBACA BAGIAN DI PRIVATE!] "Cantik-cantik kok jutek." "Terimakasih atas pujiannya." Alsava Rycca Beatarisha. Panggil saja Alsa. Mempunyai masalalu yang cukup suram membuat seorang Alsa yang dulunya...