Alsa memakan pesanannya dengan wajah yang bisa membuat Bila terheran sendiri. Bila yang sedari tadi memperhatikan Alsa menjadi agak ngeri begitu melihat tatapan Alsa yang menatap lurus namun tajam.
Bila melambaikan tangannya di depan wajah Alsa, namun tatapan mata Alsa tidak berkedip sedetik pun.
"Lo.. baik-baik aja kan Al?" tanya Bila hati-hati.
Ting!
Mata Bila mengerjap begitu Alsa membanting sendoknya dan menimbulkan suara dentingan.
Alsa menatap Bila serius. Bila yang di tatap seperti itu menjadi was-was.
"Menurut lo Rey kenapa?"
Alis Bila menyatu. "Kenapa apanya?"
Alsa berdecak, lalu menggeleng. "Nggak jadi."
"Dih?"
Alsa kembali melanjutkan makannya. Dan Bila pun ikut memakan makanannya, namun matanya menyapu seluruh area coffeeshop.
UHUK UHUK!
Alsa terkejut begitu melihat Bila tersedak. Dengan cepat Alsa mengambil minumnya lalu menyodorkan pada Bila. Bila yang masih batuk-batuk hanya mengambil gelas yang diberikan Alsa.
Beberapa detik setelah Bila meminum, ia baru tersadar yang di berikan Alsa tadi adalah kopi.
"AL!"
"Allahuakbar kenapa Bil?" kaget Alsa.
"Lo kasih gue kopi????!!!" heboh Bila.
Dengan polosnya Alsa mengangguk.
"Al, gue ga bisa minum kopi.." rengek Bila lemas.
Alsa terkejut namun setelahnya menyirit. "Tadi bisa?"
Bila menggeleng. "Kalo gue minum kopi, pasti asam lambung gue naik."
Alsa yang mendengar itu menjadi panik. "T-trus gimana? Maksud gue, perut lo sekarang gimana??"
Bila hanya diam. Alsa yang melihat Bila terus diam menjadi kelimpungan sendiri. "Bil? Are you okay? Ngomong dong, jangan diem. Panik nih gue."
Alis Bila mengerut. "Kok perut gue nggak kenapa-napa ya?"
"Serius?"
Bila mengangguk.
Namun sedetik kemudian Bila merasakan perutnya bergejolak. Ia merasa akan ada yang keluar dari mulutnya. Dengan cepat Bila menutup mulutnya lalu berdiri dan berlari ke arah toilet.
Alsa yang terkejut berteriak panik memanggil nama Bila. Namun di abaikan oleh Bila. Tidak ada pilihan lain, ia harus menyusul Bila.
Disisi lain, begitu sampai di toilet. Bila langsung mengeluarkan semua isi makanan di perutnya. Sekarang Bila benar-benar merasa sangat lemas. Setelah mencuci mulutnya, Bila hampir saja terjatuh jika tidak ada Alsa yang menahannya.
"Bil? Bil? Lo kenapa?"
Bila merasa untuk menggeleng saja tidak ada tenaga.
"Bil? Kita kerumah sakit ya-" belum selesai Alsa berbicara, tiba-tiba ia di kejutkan dengan kedatangan seseorang.
"BILA?!"
Alsa menoleh. "Rey?" kaget Alsa. Bagaimana bisa ada Rey disini?
Rey mengabaikan panggilan Alsa. Matanya menyirat khawatir menatap Bila. Rey jongkok di depan Bila.
"Bil?" panggil Rey dengan nafas tak beraturan, seperti habis berlari.
Tak mendengar sahutan dari Bila, bahkan saat ini Bila sudah menutup matanya. Rey dengan cepat menggendong Bila keluar dari toilet itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSAV
Teen Fiction[SEBAGIAN PART SUDAH DI PRIVATE, FOLLOW DULU UNTUK MEMBACA BAGIAN DI PRIVATE!] "Cantik-cantik kok jutek." "Terimakasih atas pujiannya." Alsava Rycca Beatarisha. Panggil saja Alsa. Mempunyai masalalu yang cukup suram membuat seorang Alsa yang dulunya...