"Lo tau sesuatu tentang gue?"
Bila mendadak terdiam. Matanya mendadak gugup untuk membalas tatapan Alsa. Sedangkan Alsa justru semakin memantapkan matanya tetap menatap Bila.
"Tau apa Al?" tanyanya sambil mencari jawaban di otaknya.
"Gue tau lo ngerti perkataan gue tadi."
"Hah? E-enggak kok. Gue nggak ngerti apa yang lo omongin," elaknya.
Tatapan Alsa rasanya semakin menusuk kedalam mata Bila. Tatapannya yang tegas dan tajam membuat Bila gugup sendiri, namun ia berusaha semaksimal mungkin agar tidak terlihat gugup.
"Kalo nggak, kenapa lo gugup?"
Skakmat. Sudahlah, tamat riwayatnya. Bagaimana Alsa bisa dengan mudah membaca pikirannya? Ia pikir akan lama untuk Alsa mengetahui semuanya.
Bila menggaruk alisnya. Jika sudah begini mau bagaimana lagi? Mau tidak mau ia harus jujur bukan.
Mata Bila mengarah ke arah Gretha dan Yasmin yang masih sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing tanpa menyadari bahwa sedang ada ketegangan di antara mereka.
Melihat tatapan Bila yang melihat ke arah Gretha dan Yasmin membuat Alsa mengangguk mengerti.
"Gue tunggu penjelasan lo."
Setelah mengatakan itu Alsa pamit kepada yang lain.
"Kok cepet banget sih Al?" cemberut Yasmin.
Alsa terkekeh kecil. "Nanti kita kumpul lagi ya, gue ada urusan mendadak."
"Lebay lo! Nanti juga main lagi sama Alsa. Iyakan Al?" sembur Gretha.
Alsa mengangguk membenarkan. "Nanti kita main lagi."
Tatapannya beralih ke Bila.
"Gue cabut dulu."
Bila hanya bisa mengangguk. Lalu Alsa melenggang pergi dari sana, meninggalkan Bila yang menatapnya penuh rasa heran.
🦋🦋🦋
Sesampainya di rumah, Alsa masih memikirkan bagaimana bisa Bila mengetahui hal tentangnya. Apakah surat-surat misterius itu dari Bila atau bukan?
Tapi jika dipikir-pikir lagi, surat misterius yang terakhir ia dapat memang kemungkinan dari Bila. Sebab hanya dia lah orang baru yang mengetahui letak kamarnya. Dan sepertinya Bila mengetahui tentang wajah palsu yang Alsa sembunyikan sejak lama.
Sekarang Alsa semakin merasa ada yang tidak beres dengan Bila, apakah ia harus mencari tahu tentang Bila? Sebab beberapa hari belakangan ini sikap Bila juga terbilang sedikit aneh.
Mata tajam Alsa menatap lurus kedepan melihat langit malam, sedang memikirkan kira-kira apa yang disembunyikan oleh Bila. Sepertinya Bila ini bukan orang biasa, Alsa harus sedikit berhati-hati terhadap Bila.
"Halo? Lo bisa bantu gue?"
🦋🦋🦋
Keesokan harinya Arya dkk sudah sampai di sekolah lebih awal. Alasannya? tidak ada. Mereka hanya menuruti keinginan Arya yang tiba-tiba ingin datang ke sekolah pagi-pagi.
"Ngapain sih Ar, dateng pagi-pagi gini?" penasaran Elang setelah sampai di tempat duduknya.
Haven mengangguk setuju sambil menguap. "Heem, bener tuh. Ngapain sih? Ngantuk banget nih gue."
"Nggak ngapa-ngapain sih. Pengen aja," jawab Arya dengan muka tidak berdosa, membuat Haven yang tadinya mengantuk ingin sekali menebas kepala Arya. Gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSAV
Teen Fiction[SEBAGIAN PART SUDAH DI PRIVATE, FOLLOW DULU UNTUK MEMBACA BAGIAN DI PRIVATE!] "Cantik-cantik kok jutek." "Terimakasih atas pujiannya." Alsava Rycca Beatarisha. Panggil saja Alsa. Mempunyai masalalu yang cukup suram membuat seorang Alsa yang dulunya...