"Pagi Alsa!"
Alsa menoleh begitu ada yang menyapanya dari samping. Ah, rupanya Arya. Untuk apa ia datang sepagi ini di sekolah?
"Pagi." jawab Alsa seadanya.
"Tumben pagi-pagi gini udah ada di sekolah?" ucap Arya memulai obrolan.
"Seharusnya gue yang nanya itu. Ngapain lo di sekolah sepagi ini? Biasanya lima menit sebelum bel lo baru dateng."
Arya menggaruk tengkuknya. "Em.. anu, ada urusan."
Alsa melirik Arya. "Gaya banget urusan," gumamnya meremehkan.
"Beneran urusan Al."
"Urusan perut?"
Arya menunjukkan cengirannya membenarkan perkataan Alsa.
"Morning Alsa cantik!"
Alsa dan Arya tersentak kaget begitu melihat kedatangan Arkan yang berada di tengah-tengah mereka.
"Lo ngapain sih di tengah-tengah gini?" decak Arya kesal setengah mati. Hancur sudah moodnya pagi ini.
Arkan menoleh pada Arya. "Oh? Ada orang ya? gue kira nggak ada.." Arkan memasang mimik muka seolah-olah terkejut.
Arya menarik napasnya dalam-dalam mencoba sabar. Kalau saja disini tidak ada Alsa, sudah dipastikan mereka berdua akan baku hantam.
Sedangkan Arkan tertawa kecil seakan meledek, matanya beralih pada Alsa. Namun belum sempat satu kata keluar dari mulutnya, jari telunjuk Alsa sudah berada di depan wajahnya.
"Diem, suara lo jelek buat suasana hati gue yang goodmood sekarang." Setelah mengatakan itu Alsa melenggang pergi begitu saja.
Arkan melongo sesaat sebelum suara tawa membuyarkan lamunannya. Saat menoleh ke kanan, Arkan melihat Arya yang sudah tertawa terbahak-bahak sampai membuat wajahnya merah.
"Hahhh.." Arya menghela nafasnya panjang lalu memegang pundak Arkan yang sepertinya sedang menahan amarah.
"Gue mau ngasih satu kata yang menyenangkan buat lo." Namun Arkan merasa kata-kata yang akan dikeluarkan Arya ini akan membuat kemarahannya semakin bertambah.
"Mampus!" tekannya tepat ditelinga Arkan, lalu ngacir lari sambil menggelegarkan tawanya.
Arkan mengepalkan tangannya menatap tajam Arya di depan sana. Sedetik kemudian Arkan menendang tempat sampah yang berada di dekatnya sampai seluruh isinya berceceran dimana-mana.
"Sial! Kalah lagi kalah lagi. Awas lo Arya!"
🦋🦋🦋
"Morning Al!"
Alsa hanya membalas sapaan teman-temannya dengan senyuman singkat.
"Kenapa lo?" heran Bila melihat wajah Alsa yang terlihat tidak bersemangat.
Alsa menarik nafas panjang. "Gara-gara tuh cowok, mood gue ilang pagi-pagi."
"Siapa? Arya? Oh tu anak ngajak baku hantam ya pagi-pagi, bisa-bisanya dia buat bebeb Alsa moodnya ancur. Harus di kasih-"
"Min.. Bukan Arya," potong Alsa pusing dengan cerocosan Yasmin pagi-pagi seperti ini.
"Trus siapa?" tanya Bila.
"Yang satu lagi."
"Yang satu lagi?" gumam Gretha bertanya-tanya. Kalau bukan Arya yang membuat Alsa seperti ini berarti...
"Arkan?!"
Alsa mengangguki ucapan Gretha sambil mengunyah permen karet.
"Wah, tu anak ngajak ribut beneran kayaknya. Masih aja gangguin Alsa, heran gue." Gretha menggeleng heran. "Gak bisa ni begini, harus gue kasih pelajaran tuh anak."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSAV
Teen Fiction[SEBAGIAN PART SUDAH DI PRIVATE, FOLLOW DULU UNTUK MEMBACA BAGIAN DI PRIVATE!] "Cantik-cantik kok jutek." "Terimakasih atas pujiannya." Alsava Rycca Beatarisha. Panggil saja Alsa. Mempunyai masalalu yang cukup suram membuat seorang Alsa yang dulunya...