16. Arkan si cowok aneh

150 21 103
                                    

"Hai, nama gue Arkan Kenrich Kencana. Salam kenal semua, semoga bisa berteman dengan baik."

Teman-teman Alsa, teman-teman Arya, bahkan Alsa dan Arya nya pun ikut menganga. Kenapa bisa-bisanya Arkan masuk kelas mereka?

"Kok dia bisa masuk kelas ini sih?" bisik Gretha pada Yasmin yang duduk disampingnya.

"Mana gue tau, emang gue gurunya," ketus Yasmin.

Gretha mendelik. "Gausah sok jutek lo, gak cocok."

Yasmin menunjukkan cengirannya. "Ga cocok ya? Padahal gue berniat mau jadi cewek yang cool gitu."

Gretha berdecih. Tatapannya kembali fokus pada Arkan yang sedari tadi tidak berhenti menatap Alsa.

"Ya sudah kalo begitu, ibu keluar dulu ya. Kamu Arkan, silahkan cari tempat duduk yang kosong. Ibu permisi," ucap wakil kepala sekolah itu lalu melenggang pergi.

Arkan mengangguk, matanya mencari tempat duduk yang kosong dan dekat dengan Alsa. Namun tidak ada. Setelah itu ia berjalan mendekati bangku Alsa.

Disisi lain tatapan tajam Arya sedari tadi tidak berhenti menatap pergerakan Arkan yang sepertinya ingin mendekati bangku Alsa.

"Mau kemana tuh dia?" tanya Haven pada Galang di sampingnya.

Galang menggeleng sambil memerhatikan gerak-gerik Arkan. "Ngga tau, tapi kayaknya dia mau ke bangkunya Alsa."

"Anjir?" kaget Haven.

"Lo pindah sana."

Serentak perhatian semua orang menatap asal suara itu, yang berasal dari Arkan. Ternyata Arkan sedang mengusir salah satu siswa cupu berkacamata yang duduknya berada di sebrang Alsa.

"Heh apa-apaan sih lo?!" sentak Gretha.

"Ngapain ngusir dia? Dia duduk disitu duluan."

Arkan melirik Gretha. "Gak usah ikut campur."

Elang yang melihat itu ingin berdiri, namun Rey buru-buru menahan.

"Tenang, liatin seberapa berani dia."

Elang berdecak, namun tak urung menuruti ucapan Rey.

"Mau sok berkuasa lo? Anak baru kok berani ngatur," tajam Gretha semakin geram.

Mata Arkan langsung menatap Gretha tajam. Gretha yang melihat itu tersenyum miring, ia berdiri dari duduknya menantang Arkan.

"Apa? Benerkan omongan gue?"

"Lo bisa diem gak?" tajam Arkan.

"Kalo nggak kenapa? lo bakal bunuh gue, gitu?" tantang Gretha semakin menggebu.

"Gret, jangan bikin ribut," ingat Bila memegang tangan Gretha.

Gretha melepaskan tangan Bila dari tangannya, lalu tersenyum. "Tenang.. gue gak akan bikin ribut kalo dia gak ribut."

"U-udah Gret, gue gak papa. Gue bisa pindah," sahut siswa berkacamata, takut akan membuat keributan.

"Duduk, diam dan cukup jaga tempat duduk lo," suara tegas itu berasal dari Alsa yang sedari tadi hanya diam menyimak pertengkaran antara sahabatnya dengan Arkan.

Mendengar suara tegas dari Alsa yang menakutkan, siswa berkacamata itu cepat-cepat kembali duduk di tempatnya.

"Al-"

"Masih juga gada attitude ya lo?" Sarkas Alsa memotong ucapan Arkan.

"Telinga dan mata lo masih berfungsi kan? Ga denger tadi wakil kepsek bilang apa?"

ARSAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang