"Tangan lo udah baikan Al?"
Alsa menoleh pada Bila setelah selesai membereskan buku-bukunya kedalam tas. "Udah kayaknya."
Setelah selesaI, Alsa dan teman-temannya berjalan keluar kelas.
"Emangnya lo bisa bawa motor Al?" tanya Gretha.
Alsa tertawa. "Bisalah, lo pikir tangan gue patah? Sampe nggak bisa bawa motor?"
"Omongannya."
Alsa menoleh terkejut begitu ada sautan dari belakang. Ia memutar bola matanya malas saat mengetahui suara itu berasal dari Rey.
"Nyambung aja kayak kabel listrik, " cibir Yasmin dengan suara kecil, mana mungkin ia berani dengan kulkas itu. Mendengar nada dinginnya saja bisa membuat Yasmin merinding.
Rey menatap datar Yasmin. "Gue denger."
Yasmin gelagapan. "H-hah? D-denger apaan?"
"Kabel listrik."
Yasmin menelan ludahnya susah payah. "K-kabel listrik apa? Salah denger kali lo." elaknya.
Malas meladeni Yasmin, Rey mengalihkan tatapannya pada Alsa. "Lo balik sama gue."
Alsa yang sedang asik mengunyah permen karet pun terkejut. "Dih apaan? nggak!"
"Tangan lo belum sembuh."
"Lebay banget, luka kayak gini doang gue masih bisa bawa motor kali."
"Ga nerima penolakan."
"Alsa balik sama gue."
Alsa menoleh ke sebelah kirinya yang tiba-tiba sudah ada Arya yang menatap Rey sengit. "Apa lagi ini.." desis Alsa memegang kepalanya lelah.
"Ini lagi satu, nyamber mulu!" cibir Yasmin terang-terangan. Bukan hal aneh lagi kalau Arya dan Yasmin sering ribut.
"Apaan sih lo," sinis Arya.
Rey masih menatap Arya datar. Tangannya bergerak memegang tangan Alsa membuat sang empu terkejut. "Ayo Al."
Arya yang melihat itu buru-buru melepaskan pegangan itu. "Apa-apaan sih lo, Alsa bareng gue."
"Gue duluan," Rey kembali memegang tangan kiri Alsa.
"Alsa sama gue," Arya ikut-ikutan memegang tangan kanan Alsa. Membuat Alsa sekarang di pegang oleh keduanya.
"Budeg? Gue duluan," tatapan Rey semakin menajam.
"Budeg? Alsa sama gue," merasa di tantang, Arya semakin menajamkan matanya.
"Drakor macam apa ini.." Yasmin melongo melihat pemandangan di depannya ini.
Gretha menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nasib jadi cewek cantik kayak gitu kali ya?"
Bila melirik lelah pada kedua temannya. "Stt, diem lo berdua."
Galang mendekatkan dirinya pada Elang. "Ini serius mereka berdua deketin Alsa?"
Elang menggelengkan kepalanya. "Nggak tau gue."
Galang gantian melirik Haven yang hanya diam memerhatikan Arya dan Rey. Sikutnya menyenggol tubuh Haven, lalu berbisik. "Kok diem?"
Haven menoleh pada Galang sebal. "Trus dalam situasi kayak gini gue harus teriak-teriak kayak orang gila gitu?"
Galang nyengir menunjukkan deretan giginya, Haven yang melihat itu hanya menghela nafasnya.
Bila yang jengah melihat kedua pemuda itu masih sibuk bertatap-tatapan pun bersuara. "Al, lo balik bareng Rey."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSAV
Teen Fiction[SEBAGIAN PART SUDAH DI PRIVATE, FOLLOW DULU UNTUK MEMBACA BAGIAN DI PRIVATE!] "Cantik-cantik kok jutek." "Terimakasih atas pujiannya." Alsava Rycca Beatarisha. Panggil saja Alsa. Mempunyai masalalu yang cukup suram membuat seorang Alsa yang dulunya...