34. Permintaan maaf Galang

85 11 1
                                    

Sesampainya Galang dan Yasmin di depan ruang rawat Arya, Galang dapat melihat Alsa dan Rey yang lukanya sedang di obati oleh Gretha dan Bila.

Yasmin melirik Galang, menyuruhnya agar membuka suara. Galang yang ikut melirik Yasmin menjadi agak ragu, biasalah gengsi.

Yasmin mendekatkan badannya ke Galang sambil berbisik. "Nggak usah gengsi-gengsi kambing lo!"

Galang menyirit. "Gengsi kambing maksudnya gimana?"

Yasmin diam sebentar. "Ya.. pokoknya gengsi."

"Ga jelas.." gumamnya pelan.

"Udah cepetan minta maaf, waktunya udah pas nih." decak Yasmi geregetan.

"Pas pala lo, itu mereka masih di obatin."

Sedangkan sedari tadi, Elang dan Haven terus memperhatikan Galang dan Yasmin yang saling berbisik satu sama lain. Elang kira, Galang akan membuat keributan lagi. Rupanya tidak, sepertinya Galang sudah lebih tenang sekarang.

Selang beberapa menit, barulah Gretha dan Bila selesai mengobati Alsa dan Rey. Yasmin yang melihat itu langsung menyenggol Galang, dan mengodenya lewat lirikan matanya.

Namun sebelum Galang maju, ia menarik nafasnya dalam-dalam, mencoba mengusir rasa gengsi yang ada di dirinya. Mau bagaimana pun ini memang kesalahannya juga.

"Ekhm.."

Semua pasang mata seketika menoleh pada Galang. Galang yang mendapati tatapan dari yang lain menjadi gugup sendiri. Galang meneguk ludahnya sebelum mengeluarkan kata.

"Gue.. mau minta maaf sama Alsa dan Rey. Maaf karna gue udah salah paham, gue baru tau kejadian sebenarnya waktu Yasmin cerita tadi."

Galang menurunkan pandangannya, tidak berani menatap mata Alsa maupun Rey.

"Kalo minta maaf, tatap mata orangnya Lang." Galang mengenali suara itu, suara Elang yang tegas. Orang yang selalu memperbaiki setiap kesalahannya.

Galang menarik nafas, mencoba berani menatap mata Rey. Sungguh, sebenarnya saat kejadian tadi. Tatapan mata Rey sangatlah menyeramkan, tapi karna tadi ia juga tersulut emosi, jadi ia berani melawan Rey.

Perlahan Galang menaikkan pandangannya. Orang pertama yang ia lihat adalah Alsa, perempuan yang tadi sempat ia beri kata kata kasar. "Al.. maafin gue ya?"

Alsa tersenyum kecil lalu mengangguk. "Gue paham, lain kali jangan gitu ya?"

Sudut bibir Galang naik, ia mengangguk memahami. Tatapannya beralih pada Rey, yang ternyata sedari tadi tatapannya sudah berubah menjadi tajam. Galang yang melihat itu menjadi ragu ingin berbicara.

"Em.. Rey, maafin gue ya?"

Tidak ada sautan dari Rey, hanya tatapan dingin yang Galang dapatkan. Beberapa detik mereka saling berpandangan satu sama lain. Sampai akhirnya Rey berjalan selangkah kedepan, membuat Bila memegang tangan Rey. Takut kejadian tadi akan terulang lagi.

Rey menoleh sebentar pada Bila, lalu melepas pegangan itu. Tatapan mata Rey pada Bila seolah-olah mengatakan, tidak akan terjadi apa-apa. Bila yang melihat itu mencoba mempercayai Rey.

Selangkah, dua langkah, tiga langkah, dan sampai di langkah ke empat, Rey sudah berada tepat di depan Galang. Jangan tanyakan bagaimana keadaan Galang saat ini, jantungnya berdetak kencang. Ia sudah pasrah jika Rey akan memukulnya.

Saat melihat tangan Rey yang sudah naik, Galang memejamkan matanya. Namun bukan pukulan yang ia dapat, justru pelukan dan tepukan di pundak belakangnya. Galang membuka matanya terkejut, Ia kira akan mendapatkan bogeman dari Rey.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARSAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang