"Jangan nambah sambel."
Alsa menoleh pada Rey yang menatapnya penuh peringatan.
"Siapa juga yang mau nambah sambel, orang gue mau minta lalapan lagi."
Memang niat awal Alsa berdiri dari duduknya tadi adalah ingin meminta lalapan pada abang penjual pecel lele.
"Kirain.." gumam Rey.
Alsa langsung melengos saja meninggalkan Rey. Setelah beberapa menit kemudian Alsa kembali dengan membawa piring kecil yang berisi lalapan yang cukup banyak.
Rey hanya terus memperhatikan Alsa sampai Alsa duduk di sampingnya. "Diet lo?"
Alsa menoleh lalu menyirit. "Kenapa diet?"
"Itu, sayuran semua," tunjuk Rey melirik piring Alsa.
"Emang makan sayur buat orang diet doang?"
Rey kembali mengunyah. "Nggak sih.."
"Nah yaudah." setelah mengatakan itu, Alsa kembali melanjutkan kegiatan makannya yang sempat tertunda tadi.
"Ngwomong-ngwomong, lwanjuthin yawng tadwi dwong," ucap Alsa sambil mengunyah.
Rey berdecak. "Telen dulu."
Alsa menelan makanan yang ada di mulutnya, mengikuti ucapan Rey. "Udah. Lanjutin yang tadi di motor."
"Lanjutin apa?"
"Yang tadi."
"Tadi sampe mana?"
"Sampe sini."
Rey diam mendengar ucapan Alsa. Ada apa dengan perempuan ini? Kenapa menjadi tidak jelas?
"Ngomong apa sih lo Al?"
Alsa ikutan diam. Entah kenapa ia jadi berbicara tidak jelas seperti itu. "Maksud gue, tadi sampe bahas ketawa."
Rey mengangguk-ngangguk mengerti. "Gue jarang ketawa, karena kata bokap gue suara gue jelek."
UHUK UHUK!!
Alsa mendadak tersedak mendengar ucapan Rey. Apa-apaan itu? Alasan yang sangat aneh. "K-kata bokap lo, suara lo jelek?"
Rey mengangguk. "Lebih tepatnya suara ketawa gue."
Alsa menggaruk kepalanya tidak mengerti. "Emang ada ya suara ketawa jelek?" gumamnya sambil berfikir.
"HAHAHAHAHAHA!!"
Alsa tersentak kaget begitu mendengar suara tawa dari Rey. Kenapa dia ketawa?
"Lo kok percaya aja sih Al???" ucap Rey yang belum selesai dengan tawanya.
Alsa mengerjap dua kali. "OH, jadi gue di bohongin????!!"
Bukannya menjawab, Rey malah semakin tertawa keras. Membuat meja mereka dilirik para pembeli lainnya.
Alsa yang tidak enak langsung menyenggol lengan Rey. "Diem goblok, suara lo bikin kita jadi pusat perhatian!" tekannya.
Rey yang mendengar itu langsung memberhentikan tawanya, lalu berdeham. Stay cool bro.
Alsa melirik Rey yang tiba-tiba kembali memasang wajah datar andalannya. "Pfftt... Sok cool."
"Brisik lo!" tajam Rey membuat Alsa menggulum bibirnya menahan tawa.
Alsa berdeham lalu kembali menatap Rey. "Gue nanya serius, kenapa lo jarang ketawa?"
Rey mengangkat kepalanya menatap lurus. "Banyak sebab kenapa gue bisa jadi sependiem sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSAV
Teen Fiction[SEBAGIAN PART SUDAH DI PRIVATE, FOLLOW DULU UNTUK MEMBACA BAGIAN DI PRIVATE!] "Cantik-cantik kok jutek." "Terimakasih atas pujiannya." Alsava Rycca Beatarisha. Panggil saja Alsa. Mempunyai masalalu yang cukup suram membuat seorang Alsa yang dulunya...