"Loh, Ar? Kok lo udah disini? Yang ngeroyok lo mana?"
Pertanyaan itu berasal dari Haven yang baru sampai dengan teman-teman di belakangnya. Tadi ia dan yang lain mencari-cari keberadaan Arya, yang mereka kira masih di keroyok.
Namun justru mereka menemukan Arya dan Alsa di warung sekitar daerah sana.
"Lo pada kemana aja si?? Lama banget, keburu bonyok nih muka gue," sungut Arya membuat Haven dan yang lainnya bingung.
"Lama apanya? Lo baru ngasih kabar 10 menit yang lalu, dan kita juga langsung tancap gas setelah lo ngasih kabar itu," jelas Galang yang justru membuat Arya bingung sekarang.
"Lah? Perasaan gue ngabarin kalian udah dari 30 menit yang lalu.."
"Lo salah ngirim pesan," celetuk Alsa yang sedang santai mengunyah permen karetnya sambil menyender pada bangku warung.
"Tadi lo ngirim pesan ke gue, bukan ke Elang. Jadi gue duluan yang sampai disini."
"Trus mereka kenapa bisa ada disini?" Heran Arya.
"Ya karena tadi sebelum ngebantuin lo gue sharelock ke Elang dulu, dan suruh dia bawa yang lain. Jaga-jaga aja, siapa tau kalah jumlah," jelas Alsa.
"Padahal tadi gue sendirian juga bisa menang," ucap Arya sok. Sedetik kemudian terdengar pekikan yang berasal dari Arya, karena jidatnya di jitak oleh Alsa, tepat di atas luka lebamnya.
"Sakit kan? Gitu sok-sok an bisa ngelawan mereka sendiri," cibir Alsa.
"Tadi tuh karena gue belum makan aja Al, aslinya sih lima belas orang pun pernah gue kalahin," sombong Arya. Membuat Alsa semakin tidak percaya.
"Tanya aja Elang kalo ga percaya."
Mata Alsa menatap Elang meminta jawaban, yang hanya di balas anggukan. Alsa sedikit terkejut, namun masih ragu akan fakta itu.
"Iyain aja biar fast."
"Eh by the way, lo ga kenapa-napa kan Al?" Celetuk Haven menatap Alsa khawatir.
Sambil terus mengunyah permen karet Alsa menjawab. "Aman."
"Lo beneran gapapa? Tadi lo sempet kena pukul kayu loh," ucap Arya yang membuat keempat laki-laki di samping Alsa terkejut.
Alsa menyender, memejamkan matanya. "Gapapa, santai aja."
"Lo kena pukul Al??"
"Dibagian mana??"
"Sakit gak?"
Pertanyaan yang terakhir berasal dari Rey, yang membuat seluruh pasang mata mendadak menatapnya. Bahkan Alsa yang tadinya sedang memejamkan mata, ikut membuka matanya dan ikut menatap Rey.
"Kenapa liatin gue?" Bingung Rey, apakah ada yang salah dari pertanyaannya?
"Sejak kapan lo peduli sama cewek Rey?" Tanya Galang terkejut.
Rey sedikit panik, namun mukanya tetap terlihat datar.
"Salah?"
"Nggak sih.. tapi aneh aja, tiba-tiba lo peduli sama cewek," jawab Galang dan di setujui yang lain.
Mengabaikan ucapan Galang, Rey kembali menatap Alsa meminta jawaban. Alsa yang mengerti pun hanya mengangkat jempolnya.
"Aman, paling patah doang," canda Alsa disertai kekehan kecil.
"Ngomongnya," tegur Rey menjitak kening Alsa, membuatnya merengut.
"Lo lagi kenapa sih?"
Rey mengangkat bahunya lalu menatap arah lain. "Ga kenapa-napa."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSAV
Teen Fiction[SEBAGIAN PART SUDAH DI PRIVATE, FOLLOW DULU UNTUK MEMBACA BAGIAN DI PRIVATE!] "Cantik-cantik kok jutek." "Terimakasih atas pujiannya." Alsava Rycca Beatarisha. Panggil saja Alsa. Mempunyai masalalu yang cukup suram membuat seorang Alsa yang dulunya...