Weekend adalah hari yang paling dinanti-nanti oleh semua anak sekolah, tidak terkecuali Reha. Namun gadis berambut panjang dengan tatapan yang kerap tidak bersahabat itu harus banyak-banyak menyebut istighfar karena waktu bersantainya terpaksa disita untuk kegiatan OSIS.
Sebelum berjalan ogah-ogahan menuju kamar mandi, Reha merenung sejenak di tempat tidurnya. Peristiwa semalam kembali bergulir di otaknya. Kak Anisa dan Arvi pasti sudah tiba di kampung halamannya untuk mencari Izzam Haidar Zayyan--kakak kandung Reha.
Lantas Reha jadi gundah dan mulai goyah, mengingat saran yang Arvi lontarkan padanya tadi malam. Bagaimana jika kak Zayyan benar-benar bersedia melakukan donor tersebut? Haruskah ia melupakan masa lalu dan mencoba memulai lembaran yang baru? Lalu ayahnya, apa pria itu akan datang juga?
Air matanya bahkan sudah tidak tersisa lagi untuk menangisi kehidupannya yang menyedihkan ini. Beringsut perlahan, Reha mendecak kesal saat berdiri. "Nanti kalau orangnya datang beneran, bisa langsung gue usir. Ribet banget," ucapnya yang kemudian mengerjap-ngerjap karena penglihatannya tampak berputar.
"Atau gue terima aja biar cepet sembuh," lanjutnya sambil memijat pelipis. Berjalan meraih handuk yang tergantung di belakang pintu kamar. Kemudian masuk ke kamar mandi dengan pikiran yang masih bercabang.
Tidak butuh waktu lama, Reha akhirnya selesai mandi dan berganti pakaian dengan baju olahraganya yang berwarna cream. Dia melenggang ke dapur sembari mengepang satu rambutnya.
Lagian, ia ke sekolah bukan untuk mengikuti ajang pemilihan duta sampo. Membersihkan sekolah bukan hal yang mudah jika rambutnya terurai seperti biasanya. Reha sebenarnya sudah berniat memotong rambutnya sependek mungkin, tapi nanti saja. Dia masih pikir-pikir dulu.
"Macaroon filling dark chocolate?" Reha mendengkus. Baru membuka kulkas, ia disambut dengan kue favorite-nya. Saking sukanya dengan kue macaron rasa coklat, ia sampai hapal sebutan panjangnya.
Dan siapa lagi yang membuatnya kalau bukan kak Anisa. Sejak dulu, kakak angkatnya itu memang selalu baik dan sayang padanya, padahal mereka tidak ada hubungan darah sama sekali. Mungkin karena kehadiran Reha mampu mengobati kesedihan kak Anisa akibat ditinggal adiknya dulu.
Reha tersenyum kecil. Setidaknya ia bisa mengerti alasan kak Anisa begitu memaksakan kehendaknya semalam. Dengan cepat ia menyomot kue teratas dan memakannya. Kemudian menggiring sisanya ke atas meja. Tidak lupa ia mengambil kotak bekal berwarna hijau miliknya di atas kulkas, lalu mengisinya dengan semua kue tersebut.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit, Reha membulatkan mata. Bergegas memasukkan kotak bekalnya ke dalam tas, lantas berlari memakai sepatunya tanpa kaos kaki. Mengunci pintu dan hendak melangkah turun ke tangga, sebelum akhirnya ia membatalkan langkahnya sambil menggumam, "Shit."
Ternyata si bocah berisik Vino sedang menunggunya di depan rumah. Bahkan Reha tidak tau kalau pemuda itu sudah stay di sana selama kurang lebih tiga puluh menit.
Vino belum menyadari kehadiran Reha karena asik mendengarkan OST drakor kesayangannya, DOTS--Descandant Of The Sun--di ponselnya. Beruntungnya racun dari Reanna tidak sampai membuat Vino berdiri di stan salah satu fandom dan mengidamkan light stick. Pemuda itu hanya tergila-gila pada Song Hye-kyo. Tapi lebih tidak waras lagi jika itu adalah Ireha Zafira.
Melihat ada secuil harapan untuk meloloskan diri, gadis itu pun bergegas melepas sepatunya. Membiarkan kedua telapak kakinya yang tidak beralaskan kaos kaki merasakan hawa dingin akibat cuaca di pagi hari. Dia berencana ngibrit diam-diam sembari menenteng sepatu hingga halte bus.
"Ireha Zafira, lo udah gila," runtuk Reha pada dirinya sendiri. Entahlah, ia juga bingung kenapa harus bertingkah absurd begini hanya untuk menghindari Vino. Mungkin karena pemuda itu terlalu berisik?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter As a Medicine [SELESAI]
Teen Fiction• Spin off Ketos Vs Sekretaris OSIS • Bisa dibaca terpisah ____ Hanya kisah picisan tentang Vino Bramantio yang menyukai seorang gadis. Ireha Zafira. Gadis manis yang sengaja dia temui di toko kue Zafiracake dengan dalih sebagai customer. Anehnya, R...