Part 36 - Cinta atau Obsesi?
****
"Eh, sorry." Vino meringis pelan. Senyuman sejuta harapan yang menghiasi bibirnya luntur begitu saja digantikan rasa malu ketika mendapati wajah di balik surai pendek di depannya ini. Tak ketinggalan sebuah umpatan untuk dirinya sendiri karena dengan bodohnya berpikir gadis berambut sebahu yang dikejarnya ke tangga lantai satu tersebut tidak lain adalah Reha.
"Gue kira lo orang lain," sambung Vino merasa bersalah. Tidak bisa memungkiri kekecewaan saat melirik saku seragam gadis itu yang sedang mengantongi sticky note merah muda. Sebuah bukti tidak langsung bahwa memang bukan Reha yang menjadi pengagum rahasianya sedari awal menjabat di OSIS. Begitu pula gadis di depannya ini, ia belum tentu dalang yang memberikan Vino susu kotak.
Tidak ada bukti pasti. Bisa saja sticky note merah muda itu hanya kebetulan. Bahkan jika kertas persegi itu menjadi acuan, anggota mading akan menjadi salah satu yang Vino curigai mengingat mereka biasanya menyediakan stock yang banyak di ruangannya. Tapi fokus Vino sedikit terganggu saat tanpa sengaja matanya melirik ke tangan kiri gadis itu.
Susu kotak yang sama.
Vino jadi merapatkan bibir, mulai menimbang-nimbang apakah dirinya harus bertanya atau tidak. Namun sebelum pertanyaannya keluar dari tenggorokan, bel masuk terdengar dan membuat gadis itu buru-buru meninggalkan Vino sembari menuruni tangga.
***
"Hm." Gadis berambut sebahu yang baru saja menjepit kedua bagian rambutnya itu menggumam saja saat dimintai tugas oleh sang ketua kelas X IPS-5. Nanti setelah jepit hitam bermotif polkadot itu terpasang dengan sempurna baru ia menoleh dan tersenyum pada objek yang berdiri di samping mejanya."Yaelah malah senyum. Cepetan, Vaniala Puspita," kata cowok itu menyebutkan nama lengkap temannya tersebut karena merasa geram.
"Iya, bentar," ujar gadis itu mengerucutkan bibir. Namun hanya beberapa detik, gadis berambut sebahu itu kembali tersenyum-senyum membuat si ketua kelas agak menarik diri, takut.
"Kesurupan lo nyet?" tanyanya jadi bergidik.
Vania menggedikkan bahu tidak peduli. Tangannya meraih buku bersampul orange di dalam tas dan memberikannya pada ketua kelas untuk segera dikumpulkan. Lalu kembali mesem-mesem di tempat duduknya begitu si ketua kelas meninggalkan mejanya.
Guru sejarah belum juga menampakkan batang hidungnya walau bel sudah berbunyi sekitar lima menit lalu, akhirnya gadis itu menopang dagu di atas meja. Dia kembali teringat kakak kelas yang bertemu dengannya waktu istirahat tadi. Untuk pertama kalinya, mereka kembali berinteraksi setelah hari itu.
Tepatnya hari Senin yang menurut kebanyakan pelajar adalah hari yang paling tidak disukai. Alih-alih ikut menbenci, Vania justru menjadikannya ajang nostalgia hanya karena alasan pertemuannya dengan si kakak kelas sering terjadi di hari itu. Benar, Vino memang tidak mengenal siapa itu Vania Puspita. Lagipula ia juga selalu ramah pada semua orang, dan sedikit perhatian yang ditujukan Vino pada Vania berhasil membuat gadis itu bersemu tiba-tiba.
Sadar sepenuhnya bahwa waktu itu Vino hanya basa basi menanyakan perihal sarapan atau sekedar mengingatkan tentang atribut upacara ketika Vania menyapanya di koridor IPS, namun senyuman cerah dari cowok itu benar-benar membuat Vania terpukau dan terjebak begitu saja. Tau-tau sudah mengantarkan dirinya menyicip bagaimana rasanya diam-diam suka pada seseorang. Seseorang yang bahkan tidak pernah tau bahwa dirinya hidup di dunia ini.
Miris, mata gadis itu meredup perlahan menggelap. Hari demi hari, entah kenapa hatinya kian mengosong ketika menemukan kakak kelasnya itu malah memberikan semua hati dan perhatiannya pada salah satu teman kelas Vania. Tanpa menghiraukan atau mencari tahu siapa yang selama ini meletakkan susu kotak dengan sticky note merah muda itu di sekret OSIS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter As a Medicine [SELESAI]
Teen Fiction• Spin off Ketos Vs Sekretaris OSIS • Bisa dibaca terpisah ____ Hanya kisah picisan tentang Vino Bramantio yang menyukai seorang gadis. Ireha Zafira. Gadis manis yang sengaja dia temui di toko kue Zafiracake dengan dalih sebagai customer. Anehnya, R...