¤ 1 - Waltz Away

12.1K 304 26
                                    

P.S: Cerita ini bisa dibaca secara terpisah. Namun, saya sarankan untuk membaca seri pertamanya Nothing Better (Than You) terlebih dahulu.

♤♡◇♧

"Nate, sebelah sini!"

Nate menoleh dan melihat Layla sedang melambaikan tangan ke arahnya. Di sana juga ada Penny, Lily, dan seorang gadis berambut pirang yang tidak Nate kenal. Nate segera menghampiri mereka.

"Bagaimana kabarmu?" sapa Layla sambil memeluk Nate.

"Ah, baru setengah tahun tidak bertemu, kenapa sekarang kau begitu kurus?" tanya Penny dengan nada prihatin.

Nate hanya meringis ke arahnya. Ia tidak bisa mengatakan bahwa selama enam bulan terakhir ini nafsu makannya berkurang dan ia hampir tidak tidur setiap malam. Layla mengusap guratan hitam di bawah mata Nate dengan wajah penuh simpati. Hanya gadis itu yang tahu keadaan yang sedang dilalui Nate.

"Devi?" tanya Nate.

"Mana bisa dia ikut bersama kami. Dia kan harus berjaga saat jam makan siang," jawab Lily. "Oh iya, Nate. Ini Tamara, dia yang menggantikan posisimu sebagai staf purchasing."

Nate menyalami gadis pirang bernama Tamara itu. Kulitnya bersih dengan mata biru dan lesung di pipi kanannya saat tersenyum.

"Tepatnya dia menggantikanku sebagai purchasing junior. Sekarang aku yang menempati ruanganmu," sahut Penny sambil menyeringai ke arah Nate. "Oh ya, bagaimana di Stockholm? Kudengar kota itu sangat indah dan romantis. Pasti kau senang tinggal di sana bersama suamimu."

"Uh... ya, kota itu sangat indah," jawab Nate gugup.

"Apa kau berencana untuk membangun keluarga di sana? Atau kau akan kembali ke Britania Raya?" tanya Penny lagi.

"Kami... uh, belum memikirkan hal itu," jawab Nate, berharap Penny tidak mengajukan pertanyaan macam-macam lagi.

Nate diselamatkan oleh pramusaji yang datang membawakan pesanan mereka. Mereka sedang berada di sebuah restoran yang biasa mereka datangi saat Nate masih bekerja di perusahaan yang sama. Mereka sengaja janjian untuk bertemu di jam makan siang karena masing-masing dari mereka sibuk dengan urusan pribadi di akhir pekan.

"Ini." Lily menyodorkan sebuah amplop ke arah Nate. "Mereka berdua menitipkannya langsung padaku, tapi Keith secara spesifik memintaku untuk memastikan agar kau datang."

"Kenapa?" tanya Penny sambil mengunyah makanannya. Lily hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.

Nate membuka amplop itu dan mengeluarkan secarik kartu dari dalamnya. Nate tidak tahu rasa apa yang berkecamuk di dalam dadanya ini. Yang Nate tahu, jika saja dia salah langkah waktu itu, namanya lah yang akan tertulis di kartu undangan ini—sebagai mempelai, bukan sebagai tamu. Mungkin saja rasa bersalah dan penyesalannya akan lebih buruk dari yang dia rasakan saat ini. Yang pasti Nate tidak akan bahagia seperti yang dibayangkannya, ia yakin sekali akan hal itu.

"Kau akan datang?" tanya Lily, mengagetkan Nate.

"Entahlah. Aku harus mendiskusikannya dengan suamiku dulu," jawab Nate.

"Apa kau sangat dekat dengan Pak Keith?" tanya Tamara tiba-tiba. "Dia sering menyebut namamu, bahkan dia memintaku agar bisa sepertimu."

Nate memandangi teman-temannya satu per satu yang juga sedang balas memandangnya. Dia sendiri tidak mengerti maksud ucapan Keith.

"Ah, Nate itu multi-tasking. Dia bisa mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus dan dekat dengan cukup banyak supplier. Mereka menyebut Nate sebagai Ny. Carter junior, jadi mungkin Keith ingin kau juga seperti itu," sahut Penny. Tamara mengangguk-anguk mendengar penuturan Penny.

Because It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang